Kagama Karanganyar Gelar Halalbihalal Secara Sederhana namun Penuh Hikmah

Oleh: Rahayu Hariyati (Sekretaris Kagama Karanganyar)

Kagama Karanganyar menggelar halalbilhalal (HBH) secara sederhana namun penuh hikmah di SFA Steak & Resto Karanganyar, Jumat (26/4) siang. Acara berlangsung secara hikmat dan penuh kehangatan, dihadiri oleh lebih dari 40 orang, termasuk Ketua Kagama Karanganyar, dr. Cucuk Heru Kusumo, M.Kes. Sedikit menarik pada HBH tahun ini, yaitu karena masih berdekatan dengan Hari Kartini, untuk susunan kepanitiaan melibatkan sebagian besar ibu-ibu pengurus Kagama Karanganyar.

Acara inti dari HBH tentu saja sebagai ajang bersilaturahmi dan saling memaafkan. Untuk lebih membuat suasana menjadi semakin meriah, panitia membagikan puluhan doorprize berbagai jenis barang.

Dalam kata sambutannya, dr. Cucuk Heru Kusumo mengucapkan terima kasih atas kehadiran teman-teman Kagama, yang mana di sela-sela kesibukannya masih menyempatkan diri untuk bersilaturahmi. Ia juga memberikan apresiasi kepada seluruh panitia atas segala jerih payahnya sehingga HBH bisa terselenggara dengan baik.

Dr. Cucuk menambahkan, HBH Kagama Karanganyar memang sengaja dikemas secara sederhana. Namun menurutnya yang penting adalah penuh hikmah.

“Bukan gebyar acaranya yang kita utamakan, namun susbtansinya,” tuturnya.

Di akhir sambutan, dr. Cucuk mengajak segenap warga Kagama Karanganyar yang memiliki ilmu apapun untuk tak segan-segan membagikannya kepada masyarakat. Hal itu saja ada relevansinya dengan tagline Kagama, yaitu guyub rukun migunani.

“Caranya bagaimana? Salah satunya bisa melalui komunitas-komunitas yang tumbuh subur di Kagama. Mari yang merasa memiliki kemampuan mendarmabaktikan ilmunya secara optimal kepada masyarakat luas,” ujar dr. Cuk.

Ia memberikan contoh, Kagama Karanganyar memiliki klub tenis lapangan yang menerima siswa dari anak-anak sampai dewasa di bawah pelatih Ir. Toni Priastono. Anak-anak asuhannya sudah beberapa kali mengikuti turnamen baik di Karanganyar dan Jogja.

“Iuran bulanan tidak dipatok secara pasti, atau bisa dikatakan sukarela. Karena tujuan utamanya adalah berbagi ilmu, bukan komersial,” pungkas dr. Cucuk.