Kagama Balikpapan Aktif Berperan Serta dalam Pelestarian Cagar Budaya Rumah Dahor Heritage

Oleh: Humas Balikpapan

Dahor Heritage adalah rumah panggung yang menjadi salah satu cagar budaya yang terletak di jalan Letjen Suprapto, Kota Balikpapan. Rumah tersebut menjadi bagian dari komplek perumahan yang dikelola langsung oleh Pertamina karena menjadi saksi bisu cerita para pekerja kilang minyak pada masa kolonial Belanda. Dibangun pada sekitar tahun 1900-an oleh kolonial Belanda, dulunya kawasan wisata ini hanya difungsikan pada tahun 1920 saja, selebihnya dibiarkan kosong dan tidak berfungsi. Pada museum di Rumah Dahor Heritage ini, akan banyak menemui foto-foto terkait zaman kolonial, hingga perkembangan kota Balikpapan pada masa lalu.

Mempertahankan Rumah Dahor sebagai museum rumah cagar budaya adalah upaya mempertahankan kearifan lokal. Pada 11 Juni 2016, bangunan Rumah Dahor No. 1 dimanfaatkan sebagai Museum Rumah Cagar Budaya Dahor. Meski dinamakan sebagai Rumah Dahor Heritage yang merujuk pada satu rumah saja, namun sebenarnya tempat wisata ini merupakan sebuah komplek perumahan yang terdiri dari beberapa rumah. Saat ini, terdapat sembilan dari Rumah Dahor Heritage yang dikelola oleh pihak Pertamina. Pengelolaan Rumah Dahor kemudian dipercayakan kepada kelompok relawan yang membentuk Komunitas Dahor Heritage Balikpapan (Komunitas DHB).

Komunitas Dahor Heritage hingga saat ini masih merawat Cagar Budaya Rumah Dahor dengan baik. Disamping kebersihan bangunan dan lingkungan, secara rutin juga melaksanakan perawatan dan perbaikan ringan fasilitas. Meskipun memiliki berbagai keterbatasan termasuk pendanaan, namun hal itu dapat disiasati dengan kerjasama dan membangun hubungan baik dengan berbagai kelompok masyarakat di Balikpapan. Komunitas Dahor Heritage juga banyak menjalin komunikasi dengan berbagai lembaga dan kelompok masyarakat dalam usahanya melestarikan dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang sejarah dan budaya. Koleksi barang bersejarah di salah satu rumah yang dijadukan museum terus bertambah berkat kontribusi dari masyarakat, perorangan dan lembaga yang menitipkan peninggalan sejarah yang dimiliki ke Dahor Heritage.

Salah satu yang selama ini bermitra erat dan cukup sering memberikan perhatian pada Rumah Dahor adalah Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) Balikpapan. Beberapa kesempatan KAGAMA menggunakan Rumah Dahor sebagai salah satu tempat kegiatannya. Di samping sebagai tempat edukasi untuk para anggota sendiri, juga kepada para tamu-tamu yang sering hadir dari luar daerah dalam kegiatan-kegiatan KAGAMA.

Tokoh senior KAGAMA Balikpapan, Didiek Anggrat saat berbincang di Rumah Dahor mengungkapkan, “Balikpapan menyimpan catatan sejarah masa lalu yang patut diketahui dan layak menjadi referensi. Tidak hanya dalam hal eksplorasi minyak bumi sejak jaman kerajaan Kutai, namun juga dalam masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Kami merasa terpanggil untuk menyampaikan hal itu kepada khalayak umum terutama masyarakat luar daerah yang berkunjung atau masyarakat pendatang yang berkesempatan tinggal dan bekerja di Balikpapan.”

Sementara Komunitas Dahor Heritage sendiri melalui bagian humas, Rudiansyah menambahkan, beberapa pegiat Komunitas Dahor Heritage juga berasal dari aktivis KAGAMA Balikpapan. Di samping kunjungan-kunjungan edukasi, KAGAMA beberapa kali tercatat juga memperhatikan hal-hal kecil seperti perawatan, perbaikan fasilitas penunjangn dan kebersihan bangunan dan lingkungan. Salah satu contohnya, apa  yang dilakukan KAGAMA pada awal bulan Maret 2022 mendonasikan beberapa material yang dibutuhkan untuk pengecatan pagar yang sudah mulai berkarat dan pengecoran jalan masuk ke museum yang banyak berlubang karena tergerus air.

“Meski hanya kontribusi kecil-kecilan berupa pengecatan pagar, pemotongan rumput, pengerasan lahan parkir, dan penambalan beberapa lubang di jalan masuk, namun harapan kami bahwa kontribusi seperti ini bisa mempertahankan Rumah Dahor Heritage sebagai salah satu Cagar Budaya Balikpapan yang selalu bersih, indah, aman dan nyaman untuk dikunjungi,” pungkas Didiek Anggrat.