Oleh: Humas Kabuhor
Kagama Buah & Hortikultura (KABUHOR) kembali dipercaya untuk mengisi siaran langsung “Bangun Desa” di Pro 4 RRI Jogja 106.6 FM. Sebelumnya, untuk pertama kalinya mereka mengisi acara yang merupakan kerjasama antara Kagama Pengda DIY dengan Pro 4 RRI Jogja tersebut pada tanggal 10 Agustus 2022.
Pada kesempatan kedua mengudara, Rabu (24/8/2022) malam, KABUHOR diwakili oleh Youke Kusumayanti dari Bidang Budidaya. Ia adalah seorang penyuluh pertanian alumnus Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian UGM angkatan 1990. Siaran yang berlangsung sekitar 20 menit tersebut dipandu oleh Miskam, penyiar Pro 4 RRI Jogja.
Dalam paparannya, Youke mengangkat tema “Budidaya Ramah Lingkungan Kunci Keberlanjutan Pertanian”. Pemilihan tema dilatarbelakangi oleh keprihatinan kita bersama bahwa ada kecenderungan pemakaian bahan kimia (pupuk dan pestisida) yang dilakukan oleh petani secara terus-menerus sehingga berpengaruh negatif terhadap kesuburan tanah dan keseimbangan agroekosistem.
Youke menyatakan, saat ini masyarakat sedang giat-giatnya menanam tanaman, mulai dari tanaman hias, tanaman sayuran dan juga tanaman buah-buahan. Berbagai jenis pupuk serta pestisida dipergunakan untuk menunjang produksi dan mengendalikan serangan hama dan penyakit.
Apabila kita lihat secara umum, tanaman apapun yang ditanam tidak pernah lepas dari ketergantungan kita terhadap penggunaan pestisida. Dahulu kita hanya mengenal adanya binatang seperti tikus, ulat, dan belalang sebagai pengganggu tanaman. Namun seiring dengan semakin luas dan bervariasinya jenis tanaman yang ditanam, gangguan terhadap tanaman tidak hanya berasal dari ketiga jenis binatang tersebut, namun juga munculnya hama baru seperti kutu putih, kumbang, ditambah dengan penyakit yang menyertai, baik dari jamur, bakteri maupun virus.
Saat ini, pestisida sudah banyak digunakan dalam setiap budidaya tanaman, termasuk produk hortikultura musiman seperti cabai, bawang, kubis, bunga kol, dll. Juga meliputi tanaman buah seperti mangga, klengkeng, rambutan, apel, dsb. Ketergantungan penggunaan pestisida dalam setiap budidaya tanaman tentunya juga harus kita lihat dampaknya, baik pada tanaman, lahan, dan serangga, maupun pada konsumen utama yaitu manusia
Pengaruh pestisida kimia, terutama sisa bahan kimia atau residu di lahan pertanian, saat ini memang sudah dirasakan. Sebagai contoh matinya serangga yang bermanfaat bagi penyerbukan maupun yang memangsa hama, sehingga justru menimbulkan populasi hama menjadi lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Kesuburan tanah menjadi berkurang karena sisa bahan kimia yang terakumulasi dalam jangka panjang akan mematikan binatang-binatang bermanfaat yang hidup di dalam tanah, seperti cacing, mikroba, dan belut.
Sisa bahan kimia juga ternyata terakumulasi dalam buah yang dihasilkan. Sebagai contoh ada petani yang melakukan pengendalian belalang yang merusak daun sebelum ada pembungaan. Setelah kita melakukan uji residu di laboratorium, ternyata diketahui sisa residu yang berada di buah walau masih rendah di bawah ambang batas maksimum residu pestisida nasional, namun jika terakumulasi dalam jangka panjang akan berdampak juga pada tubuh kita.
Kunci utama kita dalam melakukan budidaya sebenarnya adalah keseimbangan lingkungan atau yang dinamakan keseimbangan agroekosistem, dengan memanfaatkan faktor cuaca seperti suhu, kelembaban, angin, dan sinar matahari. Pemilihan komoditas yang ditanam, pergiliran tanaman, jarak tanam, pola atau model tanam, pemupukan yang seimbang dengan mengutamakan pupuk organik, pengairan yang cukup menjadikan usaha budidaya kita akan aman dari gangguan hama dan penyakit, serta kesuburan tanah tetap terjaga.
Tentunya faktor ini akan mejadikan budidaya tanaman menjadi lebih sehat secara aman dikonsumsi, kesuburan tanah terjaga, produksi / hasil lebih kontinyu, dan lingkungan pertanian tetap lestari. Pertanian yang mengedepankan keseimbangan alam dan bijaksana dalam penggunaan bahan dasar kimia, merupakan pertanian ramah lingkungan.
“Pertanian ramah lingkungan merupakan salah aspek yang mendorong keberlanjutan pertanian,” demikian pungkas Youke.