Oleh: Rosana Hariyanti
Bagi beberapa orang, gentle yoga mungkin dianggap terlalu mudah dan sederhana sehingga tidak menyarankan untuk dilakukan. Gentle yoga memang jenis yoga yang paling mudah diikuti. Gerakannya cukup mudah dan tidak memerlukan keterampilan khusus. Namun demikian, bukan berarti bahwa setiap orang akan bisa melakukannya dengan mudah. Di antara para peserta tentu akan ada yang merasa tidak kuat mengikuti beberapa gerakan karena tubuhnya masih belum lentur.
Latihan rutin Nusantara beryoga Bersama Kagama (NBBK) pada hari Minggu, 11 Oktober 2020 kali ini mengusung tema Gentle Yoga tersebut, bersama Bli Ode Purnama yang bertindak selaku instruktur. Dijelaskan bahwa jenis latihan ini bertujuan untuk memusatkan dan menantang pikiran serta tubuh. Beberapa pose dasar dirancang khusus untuk dilakukan secara mengalir dari satu pose ke pose lain. Intensitas juga dibangun. Agar dapat menajali latihan dengan lancar, peserta harus tetap fokus dan berkonsentrasi. Hal ini bermanfaat untuk membangun kepercayaan diri dan memberikan kesadaran mental yang lebih baik.
Meskipun mengalir tanpa jeda, semua gerakan Gentle Yoga tidak akan membuat tubuh terasa sakit pada keesokan harinya. Bagi mereka yang sudah sering berolahraga dan melakukan peregangan (stretching), jenis latihan ini mungkin akan sangat mudah karena sudah cukup lentur. Aliran gerakan akan sangat terasa karena rangkaian pose ini dilakukan secara hati-hati dan perlahan. peserta perlu mengamati bagaimana cara melakukan pose tersebut dengan baik untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi pose lain yang lebih menantang.
Dalam latihan kali ini juga disisipkan beberapa gerakan menantang berupa keseimbangan seperti yang diberikan pada minggu sebelumnya. Latihan ini sangat membantu untuk membangun stabilitas sambil melepaskan stres dan ketegangan. Ini adalah jenis latihan yang tepat untuk membantu menenangkan pikiran , termasuk juga memulihkan keseimbangan fisik dan mental. Seusai latihan, peserta akan merasakan relaksasi yang mendalam. Pada titik inilah peserta akan merasakan tercapainya tujuan asana (pose), yaitu keselarasan gerak, pikiran, dan nafas.
Sebagaimana biasanya, sesi latihan ini dilengkapi dengan diskusi. Seorang peserta, Veronica, berbagi cerita manfaat beberapa gerakan twist yang diajarkannya kepada Sang nenek yang sedang dalam masa pemulihan dari sakit. Latihan ringan itu terbukti membantu tubuh merasa lebih nyaman, setelah sekian lama tidak terlalu banyak gerak.
Peserta lain, Bapak Yonathan, menceritakan pengalamannya setelah menekuni yoga selama lebih dari 50 tahun. Pertama kali ia mengenal yoga pada usia remaja dan terus menekuninya, bahkan pernah juga menjadi instruktur yoga. Namun demikian, ia merasa masih menjadi murid sehingga tetap rajin berlatih. Pengalaman yang dibagikannya sangat inspiratif dan memotivasi peserta lain agar tidak berhenti berlatih.
Di akhir diskusi, Bli Arsiawan yang juga merupakan instruktur tetap NBBK menyampaikan bahwa yoga hendaknya menjadi jiwa kita. Jika yoga telah menjadi bagian dari jiwa dan terintegrasi dalam aktivitas sehari-hari, maka aura positif akan selalu terpancar dari diri kita.