Dalam Kasus Gangguan Gagal Ginjal Anak, Ganjar Minta Jangan Tutupi Data

Ketua Umum PP Kagama, Ganjar Pranowo menegaskan pentingnya data dalam menangani masalah gangguan ginjal akut pada anak. Seluruh jajarannya dan juga pihak-pihak terkait juga diharapkan dapat menyampaikan data yang benar dan tidak perlu takut dinilai performanya tidak baik. Demikian diungkapkan Ganjar saat membuka webinar berjudul Penyakit Gagal Ginjal Anak, Apa yang Perlu Diwaspadai , yang diselenggarakan PP Kagama bersama K-GAMA Health, Sabtu (22/10/2022).

Sebagaimana info yang beredar, Kementerian Kesehatan bersama dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sudah menetapkan beberapa obat sirup yang dilarang penggunaannya karena diduga menjadi penyebab gagal ginjal akut anak-anak. Obat tersebut didominasi obat batuk, flu, dan penurun demam yang lazim dikonsumsi secara bebas.

Pada tanggal 21 Oktober 2022 Kemenkes melaporkan kasus gagal ginjal akut progresif aptikal pada anak (GGAPA) telah mencapai 241 kasus. Intensitas kasus terlihat lebih tinggi dalam dua bulan belakangan. Dari jumlah tersebut, yang dilaporkan sudah sembuh ada sebanyak 39 kasus, sedang dalam pengobatan 69 kasus, dan meninggal dunia 133 kasus.

Dalam menghadapi kasus tersebut, keterbukaan data menjadi sangat penting. Makanya Ganjar berpesan secara sungguh-sungguh tidak boleh ada data yang ditutup-tutupi.

“Apapun yang ada ini adalah masalah integritas. Tampilkan secara gambang nggak boleh ditutup-tutupi. Kita sampaikan pada publik apa adanya. Kita semua harus berupaya mencari solusi, sampai kalau bisa keluar rekomendasi,” pungkas Ganjar.

*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel: