
Denpasar — Kagama Pengda Bali menggelar Musyawarah Daerah (Musda) di Wisma Sabha Renon, Kantor Gubernur Bali, Minggu (16/2). Tercatat Musda dihadiri oleh sekitar 120 orang, yang berasal dari perwakilan 9 Pengcab Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali, dan perwakilan dari komunitas, antara lain komunitas Universitas Udayana (UNUD), Universitas Warmadewa, Keluarga Notariat UGM (KANOGAMA), Keluarga Alumni Geodesi, dll. Turut hadir pula mewakili PP Kagama, Ketua Bidang Organisasi, Abdul Hamid Dipopramono, serta sejumlah peninjau.
Salah satu keputusan Musda, yaitu ketua umum periode sebelumnya, notaris senior IGN Agung Diatmika, untuk kedua kalinya dipercaya kembali memimpin Kagama Bali masa bakti 2025-2030. Terpilihnya kembali Diatmika secara aklamasi tak lepas dari sejumlah prestasi yang ditorehkannya selama menakhodai Kagama Bali pada periode sebelumnya. Di antaranya yaitu menggalang kegiatan yang sangat bermanfaat di kala pandemi melanda tahun 2020-2022. Saat itu Kagama Bali bergerak mengupayakan bantuan APD, dukungan untuk tenaga medis, serta menginisiasi aksi canthelan untuk penyediaan pangan bagi masyarakat.

Selain itu Diatmika menjadi salah satu tokoh yang menginisiasi pembangunan Pura Sanatagama di Komplek Universitas Gadjah Mada. Tempat ibadah tersebut bukan hanya menjadi fasilitas kerohanian untuk mahasiswa UGM yang memeluk agama Hindu, tapi juga bagi umat Hindu di Yogyakarta.
Selain menetapkan ketua, Musda memilih pula 4 orang formatur yang akan bersama-sama membentuk kepengurusan periode 2025-2030. Mereka diberi waktu selama 14 hari ke depan, dan selanjutnya kepengurusan akan disahkan serta dilantik oleh PP Kagama.
Musda juga menetapkan Pokok-pokok Program Kerja Kagama Bali 2025-2030, meliputi program kerja internal dan eksternal. Program kerja internal antara lain adalah penguatan organisasi dan keanggotaan, sedangkan program eksternal di antaranya adalah pemberian bea siswa untuk mahasiswa Bali yang sedang menempuh kuliah di UGM, pengembangan desa binaan, dsb.
Selain itu, Musda mengeluarkan rekomendasi yang berisi pernyataan atas problem-problem aktual dalam masyarakat Bali. Salah satunya adalah meminta Pemprov Bali dan semua pihak untuk mengembangkan potensi daerah-daerah di luar kawasan Bali selatan agar ekonomi Bali tidak terlalu tergantung kepada wilayah dengan industri pariwisatanya. Kemudian juga mendesak perhatian yang lebih serius dalam menangani masalah sampah, serta meningkatnya kriminalitas di Bali sebagai problem yang berada di depan mata dengan melibatkan Desa Dinas dan Desa Adat.

Dalam kata sambutannya, IGN Agung Diatmika menyampaikan terima kasihnya telah dipercaya kembali memimpin Kagama Bali. Ia menyatakan keberhasilan Kagama Bali dengan banyak program kerjanya yang sangat bermanfaat selama periode 2020-2025, pada dasarnya adalah kerja milik bersama, bukan kerja individual.
“Karena pada dasarnya Kagama adalah sebuah keluarga,” ucapnya.
Ia kemudian memberikan contoh, sumbangsih Kagama Bali kala pandemi melanda dilaksanakan sebagai sebuah tim yang solid. Saat itu Kagama Bali bergerak kompak bersama-sama melakukan banyak hal, seperti mengupayakan bantuan APD, dukungan untuk tenaga medis, hingga menggelar aksi cantelan.
Diatmika menambahkan, selama ini potensi Kagama Bali dalam berkolaborasi dengan banyak pihak telah cukup bagus dalam ikut berpartisipasi membangun Bali. Ia berharap di era kepemimpinannya yang kedua ini Kagama Muda juga lebih banyak lagi menunjukkan potensinya.
“Adapun untuk lima tahun ke depan, saya akan lebih fokus menggalang potensi Kagama Muda agar mereka semakin berperan dalam pemberdayaan masyarakat,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Abdul Hamid Dipopramono menyatakan, Musda yang digelar merupakan bagian dari tertib organisasi. Ia tak sungkan-sungkan menyampaikan pujian kepada panitia Musda karena tergolong tepat waktu dengan peserta yang sangat banyak dan bersemangat.
Dipo menyoroti program kerja internal yang diusung Kagama Bali, khususnya penguatan organisasi dan keanggotaan. Menurutnya saat ini jumlah anggota Kagama diperkirakan sudah mencapai 400 ribuan orang, namun yang terdata saat ini masih sangat sedikit.
“Kita akan melakukan data ulang, terutama untuk melihat potensinya agar bisa disinergikan baik antara alumni maupun dengan pihak luar,” ujarnya.