Oleh: Humas Kagama Kaltim
Istilah Wanagama selama ini identik dengan hutan pendidikan yang dikelola oleh Fakultas Kehutanan UGM sejak tahun 1964 dengan luasan 622,25 hektar yang secara administratif terletak dalam wilayah Kecamatan Playen dan Patuk, Gunung Kidul. Saat ini Hutan Pendidikan Wanagama merupakan habitat bagi lebih dari 40 jenis fauna dan lebih dari 1.000 flora.
Setahun yang lalu, 4 Agustus 2023, Rektor Universitas Gadjah Mada dan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) mengenai pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan, pemberdayaan kepakaran, pertukaran data dan/atau informasi, kajian ilmiah/penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui MoU tersebut UGM akan memberikan andil dalam mendukung mewujudkan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai Kota Hutan Berkelanjutan (Sustainable Forest City).
Kota Hutan akan dicapai dengan mewujudkan 65% wilayah IKN sebagai Kawasan Lindung. Hal ini merupakan tantangan yang sangat besar, mengingat saat ini kondisi tutupan lahan di Ibu Kota Nusantara masih didominasi oleh hutan produksi. Langkah Aksi IKN dan PTN tersebut juga melibatkan 5 pimpinan perguruan tinggi lainnya, yaitu Institut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Mulawarman.
UGM kemudian mengembangkan pusat kajian multidisiplin dan transdisiplin yang diberi nama Institute for Future Life (IFL), sebagai wujud kontribusi nyata UGM terhadap penanganan masalah perubahan iklim. Kajian-kajian ILF diharapkan dapat memberikan berbagai masukan penting bagi para pemangku kepentingan, termasuk dalam pengembangan IKN di Kalimantan Timur. Wanagama Nusantara yang digagas UGM pada lahan seluas 621 ha merupakan Hutan Kota di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan di IKN.
Tim UGM lintas fakultas yang dipimpin langsung Rektor Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., melakukan kajian lebih dalam dan menjalin komunikasi lebih erat dengan para pemangku kepentingan yang diharapkan dapat berperan di Wanagama Nusantara, Senin (12/8). Setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc. di lokasi Wanagama Nusantara sebagai sesi monitoring dan evaluasi, selanjutnya dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) antara UGM dan KAGAMA Kaltim di Balikpapan, Selasa (13/8).
Sebagai pemrakarsa dan terlibat dalam FGD, Rektor UGM didampingi oleh Direktur Pendidikan dan Pengajaran Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Geografi Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., Dekan Fakultas Kehutanan Sigit Sunarta, S.Hut., M.P., M.Sc., Ph.D., Wakil Dekan Kehutanan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerja sama Widiyatno, S.Hut., M.Sc., Ph.D., dan Kepala Biro Manajemen Strategis Wirastuti Widyatmanti, S.Si., Ph.D..
Dari KAGAMA hadir Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Kaltim, Kagama Kehutanan (Kagamahut) Kaltim, Ketua Pengurus Cabang (Pengcab) Samarinda, Pengcab Kutai Timur, Pengcab Bontang, Pengcab Penajam Paser Utara, dan Pengcab Balikpapan sebagai tuan rumah. Pengurus yang hadir tersebut berlatar belakang berbagai bidang pendidikan dan pekerjaan.
Dalam pengantar diskusi yang disampaikan Prof. Ova, gagasan Wanagama Nusantara merupakan konsep pengembangan hutan pendidikan dan penelitian yang terintegrasi, menjadi wadah pengembangan riset berbagai disiplin ilmu atau antar fakultas dan mendukung IKN sebagai Forest City. Program pokok di kawasan ini secara garis besar terbagi menjadi tiga bagian, yaitu hutan pendidikan (hutan edukasi), Institute for Future Life berupa riset multidisiplin green building dan sustainable micro-climate monitoring system, dan yang terakhir restorasi, reforestasi dan enrichment planting.
Kawasan dibagi menjadi 8 (delapan) zona, yaitu zona konservasi, zona healing forest, zona ecotourism, zona agro forestry, zona eco-edu forestry, zona tropicl herbal medicine, zona miniatur hutan hujan tropis dan zona hutan global.
Ketua Pengda Kagama Kaltim, Fauzul Idhi yang memimpin jalannya FGD merangkum komitmen anggota Kagama di Kalimantan Timur untuk berpartisipasi dalam pembangunan Wanagama Nusantara. Sekaligus juga akan mengajak Kagama di tingkat pusat dan seluruh daerah untuk mengambil peran dalam ikon UGM di IKN ini.
“Kami tidak berandai-andai terlalu tinggi, namun yang paling realistis adalah zona eco-tourism yang rasanya lebih tepat dalam jangka waktu dekat. Dan Kagama di Kaltim optimis memiliki potensi-potensi hebat dari anggotanya di berbagai bidang keahlian dan jejaring dalam mewujudkan zona ecotourism di Wanagama Nusantara,” tegas pria yang akrab disapa Didik itu.