Oleh: Humas Kagama Lampung
Kagama Pengda Lampung bekerja sama dengan Forum CSR Lampung membagikan 52 paket makanan dan susu kepada warga korban banjir di Ragom Gawi 1, Ragom Gawi II, Kepayang Atas, dan Kepayang Bawah, Kecamatan Rajabasa Raya, Kota Bandar Lampung, Sabtu (23/3). Kegiatan dilanjutkan dengan berbagi takjil kepada pedagang, ojek, sopir angkot dan pengendara di Bunderan Hajimena, Natar, Lampung Selatan.
Pembagian paket makanan dan susu dilaksanakan di rumah Ketua RT Ragom Gawi 1. Puluhan warga berkumpul untuk mendengarkan beberapa program jangka pendek, menengah dan jangka panjang penanganan banjir yang dapat dikolaborasikan dengan Kagama Lampung dan Forum CSR Lampung.
Kegiatan dihadiri oleh Ketua Kagama Lampung, Nanang Purus Subendro, didampingi sekretarisnya, Sri Waluyo, dan beberapa pengurus lainnya. Turut hadir Ketua Forum CSR Lampung, Sapta Rini, bersama sekretarisnya, Andre Restuni, serta beberapa perwakilan perusahaan yang menjadi anggota Forum CSR Lampung, di antaranya JNE, Sinar Mas, Nestle, Jordan Bakery, Etos, Wong Coco, dan Yayasan Langit Sapta.
Dalam kata sambutannya, Nanang Purus Subendro menyatakan, Kagama Lampung siap berkontribusi dan berkolaborasi dengan warga dalam penanganan banjir jangka pendek, jangan menengah dan jangka panjang.
“Kita bisa merekomendasikan kepada Pemda menanggulangi musibah banjir yang sudah bisa diprediksi ini apakah pembuatan tanggul, pendalaman sungai, dan lainnya,” kata Nanang.
Hal ini ditanggapi oleh Ketua RT Ragom Gawi 1, Rohmadi bahwa saat ini Perumahan Ragom Gawi telah dikelilingi oleh talut yang menjadi saluran induk dari tiga saluran perumahan lainnya. Namun, jika terjadi hujan deras dan air melimpah, maka air dari saluran induk akan membanjiri perumahan Ragom Gawi.
“Jadi yang harus dilakukan itu adalah pelebaran jalur inti atau saluran induknya sehingga kapasitas air bisa ditampung,” tutur Rohmadi.
Menurutnya, Ragom Gawi memang menjadi langganan banjir setiap tahunnya, bahkan setiap tahun kondisi banjir semakin parah dengan ketinggian air yang terus meningkat.
“Tahun 2009 itu banjir itu tidak separah sekarang, sekarang parah karena perumahan sudah banyak dan airnya lari ke Ragom Gawi semua,” jelas Rohmadi.
Salah satu warga Ragom Gawi, Munaris mengatakan, penanganan banjir yang telah dilakukan Pemda adalah dengan membangun talut yang tinggi, tapi konsekuensinya jika tanggul jebol, maka air bah akan melibas rumah-rumah warga tanpa bisa dikendalikan oleh pintu-pintu sekat yang telah dibuat warga.
“Ragom Gawi ini sudah terkurung talut, yang memungkinkan untuk dilakukan adalah menggunakan pompa yang bisa membuang air banjir ke lokasi lain. Sebab, solusi pelebaran saluran inti sulit dilakukan karena tanah-tanah disekitar saluran merupakan milik warga yang sudah bersertifikat,” ujar Munaris.
Ketua Forum CSR Lampung, Sapta Rini mengatakan musibah banjir yang terjadi secara rutin setiap tahun tidak bisa dibiarkan begitu saja. “Saya mengusulkan warga untuk membudayakan pemilihan sampah, pengolahan sampah dan membersihkan saluran air dari sampah-sampah rumah tangga,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Forum CSR Lampung, Andre Restuni menambahkan kegiatan yang dilakukan mengambil judul “Circle of Charity”, yang merupakan kolaborasi antara Kagama Lampung dan Forum CSR Lampung. Andre menjelaskan Forum CSR Lampung terdiri dari 40 perusahaan yang bergabung dan fokus kepada kegiatan pemberdayaan masyarakat.
“Semoga semua masyarakat tetap memiliki semangat untuk berbagi cinta kasih,” pungkas Andre.