Mengelola Kesehatan Mental untuk Melawan Covid-19.

Oleh: Wisnu Kuncoro Condro Kartiko

Peningkatan Tingkat Stres Masyarakat

Pandemi Covid-19 yang dimulai bulan Maret tahun 2020  di Indonesia ternyata sampai akhir Januari tahun 2021 masih belum mampu diatasi bahkan kasusnya semakin menguat bahkan sudah berada di atas satu juta kasus. Hal ini menimbulkan tingkat stres masyarakat semakin bertambah. Sebenarnya kalau kita amati, ada sembilan belas penyebab sumber tingkat stress di masyarakat yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang mencapai 1,070,000 kasus, sembuh 863,000 kasus dan meninggal 29,728 kasus (data; JHU CSSE COVID-19, 31 Januari 2021 ), meskipun prosentasi kematian dengan kasus yang sembuh sebesar 3,44% tetap menyebabkan tingkat stress yang semakin tinggi di masyarakat.
  2. Ketidak pastian kapan berakhirnya Pandemi
  3. Penuhnya Tempat Penguburan khusus pasien Covid yang meninggal
  4. Terbatasnya tempat penampungan bagi OTG seperti penuhnya hotel Atlit dan ruang ICU rumah sakit yang sudah tidak menerima pasien Covid sehingga Isolasi Mandiri dirumah pun sangat dianjurkan.
  5. Meningginya kasus Klaster Keluarga menyebabkan timbulnya perasaan bahwa virus Covid-19 benar-benar ada dan semakin mendekati kita.
  6. Meninggalnya 600 tenaga medis termasuk para dokter spesialis mengurangi kepecayaan masyarakat akan faedahnya program pencegahan 3M.
  7. Stresnya para tenaga medis menghadapi kenyataan bahwa pasien covid tidak berkurang bahkan semakin banyak sehingga mereka harus lembur sehingga kurang beristirahat
  8. Meninggalnya anggota keluarga, teman dekat, kolega membuat kesedihan yang mendalam.
  9. Keluarga tidak boleh mengurus, menguburkan  jasad anggota keluarganya yang meninggal karena Covid-19.
  10. Berita simpang siur keampuhan vaksin untuk mencegah penularan Covid membuat keraguan masyarakat terhadap pemerintah.
  11. Belum ditemukannya obat yang paling mujarab untuk menyembuhkan virus Corona.
  12. Stigma jelek terhadap pasien Covid, seperti: takut tertular, keluarganya akan dipojokkan, mereka seolah-olah akan mati, merasa Aib,
  13. Perpanjangan PSBB disetiap kota khususnya di P.Jawa menyebakan kekuatiran kasus bisnis tidak berkembang.
  14. Kecemasan untuk memperoleh rezeki yang semakin sempit bagi masyarakat karena banyak sector bisnis yang ditutup sehingga kasus PHK bertambah banyak
  15. Isolasi mandiri yang tidak boleh bertemu dengan orang lain’
  16. Perpanjangan system pendidikan secara daring membuat orang tua semakin kesulitan membeli pulsa maupun dalam mendampingi anaknya dalam belajar
  17. Perpanjangan Work From Home juga menambah stress bagi pekerja karena terpengaruh oleh situasi rumah yang kurang kondufsif.
  18. Peraturan Dokumen Rapid Test Antigen di Sembilan  daerah; Bali, DKI, Lampung, Sumut, Jateng, DIY, Jabar, Malang, Bangka-Belitung yang berlaku secara mendadak mengacaukan rencana masyarakat yang akan bepergian antar kota
  19. Biaya Rapid tes dan Swab yang dirasa masih mahal.

Kesembilanbelas hal di atas menjadi sumber tingkat stress bagi masyarakat sehubungan dengan pandemic Covid yang melanda Indonesia.

Memahami Stres Karena Covid

Stress adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional (mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri. Penyebaran wabah virus Corona yang sangat cepat melebihi kemampuan ilmuan menciptakan obat dan vaksin yang efektif, memang mengkhawatirkan. Tak heran bila banyak orang mengalami kecemasan. Dalam survey yang dilakukan oleh Asosiasi Psikiatri Amerika (APA) terhadap lebih dari 1000 responden, ditemukan 48% merasa cemas akan tertular virus Corona, 40% mengkawatirkan akan sakit berat atau meninggal dan 62% mencemaskan keluarga akan tertular, 36% mengatakan virus ini mempengaruhi kesehatan mental mereka dan 59% menjawab efeknya cukup berat pada kehidupan sehari-hari terutama pada keuangan, kekurangan makanan, obat dan kebutuhan lainnya.

Di Indonesia, survey tentang “Menilai Dampak Covid terhadap Gender dan Pencapaian Tujuan Pembangunan berkelanjutan di Indonesia” oleh Indosat Oredo pada bulan April dan Juli 2020, terungkap bahwa Covid-19 telah mempengaruhi kesehatan mental dan emosional perempuan secara tidak proposional, dengan 57% perempuan mengalami peningkatan stress dan kecemasan, dibandingkan dengan 48% laki-laki, ( alinea.id, 20 Oktober 2020). Sedangkan Bruce Schwartz, Presiden APA mengatakan, stress dan kecemasan yang disebabkan oleh pandemik ini bisa berakibat pada kesehatan fisik dan mental. “Selama masa ini sangat penting untuk menjaga kesehatan dan mengelola stress. Saya menyarankan untuk setiap orang mencari cara mengatasi stress  di rumah atau di tempat kerja, terutama para tenaga medis.” katanya seperti dikutip dari Healthday (KOMPAS.Com. 26 Maret 2020).

Hal ini juga diperkuat oleh Kepala Lab. Diagnostik & Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas, Andani Eka Putra, menurutnya obat Covid-19  yang paling bagus sesungguhnya terkait manajemen kesehatan mental pasien saat dirawat. Kondisi mental pasien bisa memperburuk kesehatan fisiknya. Kenapa pasien berat, karena pada kondisi tertentu dia stress atau depresi, dia punya komorbid, saat stress atau depresi, karena tidak terkontrol, jantungnya mulai kambuh, kelainan-kelainan lainnya muncul (Alinea.id, 03 Oktober 2020).

Mengelola Kesehatan Mental untuk Melawan Covid-19

Oleh karena diperlukan Pengelolaan Kesehatan Mental (Kesehatan mental adalah kesehatan emosional, psikologis dan social yang mempengaruhi bagaimana seseorang berfikir, merasakan, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari) untuk menekan terjadinya stress dimasyarakat karena Covid-109 dengan lebih menitikberatkan pada pengelolaan psikis/kejiwaan/emosional individu masyarakat melalui PENGELOLAAN IMAN, IMUN & AMAN.

  1. Pengelolaan Iman: Meyakinkan kepada individu diri sendiri & masyarakat bahwa wabah Corona adalah “misteri Illahi”yang bisa menyerang siapa saja tanpa kita bisa menghindar. Oleh karena itu kita harus lebih mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa untuk berserah diri dan memohon perlindungan kepada takdirNYA serta menambah ketaqwaan (Menjalankan perintahNYA dan meninggalkan laranganNYA). Bila kita merasa cemas dan stress maka seakan –akan kita membawa suatu beban berat yang kita pikul sendiri dan kita bawa kemana-mana.Para Psikolog menyarankan kita untuk “curhat” kepada sahabat/pasangan/orang yg kita percaya bilamana perlu ke para ahli kejiwaan. Dengan curhat ke orang lain, maka tanpa disadari kita telah membagi beban kita kepada orang yang kita curhatin sehingga tanpa terasa 50% dari beban kita ikut dipikul oleh orang yang kita ceritakan kecemasan kita sehingga kita sendiri tinggal menanggung beban kecemasan 50% sisanya. Namun bilamana kita selalu berdoa, mendekatkan diri kepada Tuhan serta ”berserah diri” mengadu kepada Tuhan. Menyerahkan baban kehidupan kita kepada Tuhan,  kita menyerahkan kecemasan/stres kepada TakdirNYA maka seakan-akan kita telah menyerahkan 100% dari beban stress kita kepada Tuhan, sehingga beban hidup kita terasa lebih enteng. Takdir Tuhan akan kita ketahui bilamana hal itu sudah terjadi, kalau belum terjadi maka kita diwajibkan untuk berihktiar sebisa mungkin untuk terhindar dari wabah corona ini. Usaha/ ihktiar ini juga merupakan iman kita kepada Tuhan karena Allah juga tidak akan merubah nasib seseorang bilamana orang tersebut tidak melakukan usaha/ihktiar untuk merubah nasibnya. Usaha atau ihktiar ini kita lakukan dengan cara Pengelolaan Imun & Pengelolaan Aman.
  2. Pengelolaan Imun: adalah melakukan tindakan –tindakan untuk membentengi diri dari serangan virus dengan meningkatkan system kekebalan tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan; Olah Psikis dan Olah Fisik.

    A. Olah Psikis: adalah menjaga diri agar tetap bahagia dan jauh dari stress. Beberapa penelitian telah membuktikan  bahwa ada korelasi yang kuat antara kebahagiaan dengan imunitas. Orang yang bahagia lebih kebal  terhadap virus dan bakteri, sehingga mereka jarang terkena penyakit. Hal ini karena secara fisiologis, kondisi bahagia membantu tubuh lebih mudah dan lebih optimal menyerap vitamin dan mineral dari makanan.Dibandingkan jika seseorang berada dalam kondisi stress atau kurang bahagia. Kondisi bahagia juga membantu tubuh dalam memperlancar peredaran darah. Rasa bahagia memberikan energi positif berupa optimisme untuk melakukan semua hal. Optimisme juga membantu dalam memperlancar aliran darah keseluruh bagian tubuh terutama ke jantung dan otak. Jika suplai darah ke otak memadai, akan membantu dalam konsentrasi, berfikir dan menganalisis. Hal ini tentu memudahkan dalam memecahkan berbagai tugas dan pekerjaan, serta menghindarkan kita dari berita-berita negative tentang wabah Corona.

    Selanjutnya akan timbul timbul pertanyaan; Olah Psikis untuk mendapatkan Kebahagiaan bagaimana caranya?. Dalam hal ini, Tung Desem Waringin, salah satu Motivator terbaik di Indonesia, dalam bukunya: Life Revolution (Gramedia 2018) mengatakan; Resep BAHAGIA adalah SIB = Sabar (Sabar dalam berjuang), Ikhlas (Ikhlas waktu kehilangan/memberi), Bersyukur (Bersyukur dalam segala sesuatu). Namun seringkali kata “sabar”, “ikhlas”dan “bersyukur”digunakan untuk Kebahagiaan Naif dan dengan itu lalu merasa tidak perlu maju lagi, tidak perlu membawa manfaat serta tidak perlu berarti atau bermakna. Oleh karenanya resep BAHAGIA SEJATI adalah SIB + PUM (Progress, Useful, Meaningful)

    Progress : Mengambil langkah untuk maju terus selama diberi kesempatan oleh Tuhan, kita harus mengembangkan diri dan manfaat diri. Kembangkan talenta atau bakat yang telah diberikan Tuhan kepada kita.Useful : Bermanfaat untuk orang banyak dan alam semesta. Mungkin kita sabar, ikhlas, bersyukur serta mengalami progress/kemajuan yang sangat besar secara spiritual bahkan mengalami pencerahan yang luar biasa. Namun bila kita tidak mengamalkan pencerahan yang kita peroleh, menuliskan kedalam buku, mengajarkan kepada orang lain maka pencerahan yang kita peroleh tidak ada manfaatnya bagi orang lain.

    Meaningful ; Melakukan hal-hal selain useful juga berarti atau bermakna bagi diri sendiri, yang memenuhi visi pribadi dan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting.Kita bisa melakukan hal-hal yang useful bagi orang lain tapi tidak ada artinya untuk diri kita sendiri. Contoh; Robin Williams, aktor dalam film Jumanji, Peter Pan, Night at The Museum dll, yang film-filmnya sangat menghibur  dan bermanfaat bagi orang lain tetapi dianya malah bunuh diri, karena merasa hidupnya tidak berarti.

    Jadi menurut Tung Desem Waringin, untuk bahagia sejati selain SIB +PU kita lakukan halhal yang M = Meaningful, yang berarti untuk hidup kita.

    Meskipun demikian, menurut penulis masih ada hal yang dirasa kurang untuk melengkapi Resep Bahagia diatas yaitu tentang Filosofi Dasar dari kehidupan manusia yang diciptakan oleh Tuhan dan akan kembali ke Tuhan. Oleh karenanya orientasi kehidupan kita harus didasari semata-mata oleh NIAT untuk mendapatkan ridho dari Tuhan karena ketaqwaan kita.(TAQWA: Keyakinan yang kuat akan kekuasaan Tuhan dengan cara; Menjalankan perintahNYA dan menjauhi laranganNYA agar diberikan kebahagiaan hidup di dunia dan akherat). Bilamana kita kurang atau bahkan tidak bertaqwa maka hati nurani kita akan selalu terusik dengan “rasa-bersalah”yang membuat kita jadi merasa kurang atau tidak berbahagia karena khawatir tidak mendapatkan ridhonya. Maka sangat perlu dan penting untuk menambahkan huruf T= Taqwa dan huruf N=Niat pada rumus/resep Kebahagiaan Sejati di atas. Jadi rumus/resep Kebahagiaan Sejati adalah ; TNSIB + PUM.

    Dengan demikian kita bisa Sabar, Ikhlas, Bersyukur, Maju (progress), Berguna (useful) & Berarti (meaningful) karena Niat kita untuk mendapatkan ridho dari Tuhan berdasarkan Taqwa kita kepadaNYA.

    Penerapan dari Olah Psikis ini bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti;
  1. Rajin beribadah mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa akan memberikan rasa tenang dan tentram bahwa kita punya keyakinan adanya pertolongan Allah terhadap masalah yang kita hadapi.
  2. Bersedekah, akan memberikan perasaan bahwa kita berarti dan berguna bagi orang lain dalam situasi yang sulit saat ini. Karena kita telah membantu orang lain Hal ini akan menimbulkan perasaan bahagia bagi kita.
  3. Selalu Bersyukur dengan apa yang ada. Bersyukur adalah cerminan bahwa kita tidak merasa kekurangan. Perasaan kekurangan ini yang membuat kita tidak bahagia
  4. Menulis hal yang berguna bagi masyarakat melalui media sosial, juga akan memberikan perasaan bahwa kita berguna bagi orang lain maupun diri sendiri.
  5. Melawak secara langsung kepada anggota keluarga dan kepada teman melalui media sosial yang membuat mereka tertawa juga akan memberikan perasaan bahagia kepada kita karena kita mampu menghibur orang lain.
  6. Menonton tayangan TV maupun Youtube yang lucu-lucu untuk membuat kita tertawa
  7. Melakukan hobi yang bermanfaat. Hobi adalah suatu kegiatan yang bilamana kita lakukan akan mendatangkan rasa suka dan senang kepada kita, sehingga selalu cenderung kita ulang.
  8. Membaca buku pilihan kita akan menambah wawasan pengetahuan yang akan menambah rasa percaya diri kita selain untuk mengisi waktu karena harus tinggal dirumah
  9. Tetap bersilaturahim dengan kerabat agar kita tidak merasa kesepian, meski hanya lewat media sosial. Rasa sepi membuat kita tidak berbahagia.
  10. Karyawan bisa mencatat/mendata perubahan apa saja yang terjadi khususnya Job Descriptionnya akibat bekerja Work From Home.
  11. Manajer bisa memotivasi stafnya untuk tetap bersemangat & produktif dalam menghadapi situasi sulit karena pandemi.

B. Olah Fisik adalah usaha menjaga diri agar tetap sehat raga & jasmani dengan melakukan Olah raga rutin serta memberikan asupan makanan yang memadai.Karena olah raga merupakan jenis kegiatan fisik yang baik untuk fikiran, tubuh serta jiwa manusia. Olah raga juga dapat didefinisikan sebagai bentuk aktivitas yang berkontribusi terhadap kebugaran, kesejahteraan mental serta intraksi social. Olahraga secara rutin merupakan suatu langkah antisipasi terhadap pencegahan timbulnya berbagai jenis penyakit berbahaya dalam tubuh.. Menurut dr Irvin Kurniadi dari RS Awal Bros Batam, ada lima (5) manfaat dari berolahraga , yaitu:

  1. Meningkatkan kualitas tidur. Kualitas tidur yang baik akan membuat tubuh kembali segar.
  2. Menjaga kestabilan berat badan. Bentuk tubuh yang ideal terlihat segar, bugar dan lebih sehat. Menjaga berat badan sangat penting karena 70%  penyebab kematian adalah berat badan. Menimbulkan penyakit obesitas terus larinya ke jantung dan diabetes.
  3. Meningkatkan mood seseorang. Olahraga membantu menstimulasi zat-zat kimia pada otak yang pada akhirnya dapat membuat sesorang merasa lebih santai dan lebih bahagia.
  4. Membuat tubuh lebih segar dan meningkatkan gairah seksual serta mencegah disfungsi ereksi.
  5. Menghindarkan seseorang dari timbulnya resiko berbagai jenis penyakit berbahaya seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, osteoporosis.

Olahraga dikatakan baik dan benar bila kegiatan tersebut dilakuan secara teratur dan terukur berdasarkan usia dan memilih olahraga yang aman dan nyaman. Olahraga harus sesuai dengan porsi tubuh. Kalau seseorang sedang kelelahan dan memaksa diri berolahraga berat seperti futsal, itu berbahaya karena  bisa langsung terkena serangan jantung.

Sedangkan pemberian asupan makanan yang memadai adalah mengkomsumsi makanan bergizi yang berpengaruh pada kesehatan terutama untuk menjaga organ pernafasan mengingat Covid-19 menyerang organ pernafasan..Orang yang kekurangan nutrisi, terbukti lebih rentan mengalami gangguan pernafasan. Beberapa vitamin dan mineral yang penting untuk menjaga organ pernafasan antara lain; vitamin A vitamin C dan E, Zinc, Kalium, Selanium & Magnesium. Minum banyak air putih adalah salah satu cara menjaga pernafasan paling sederhana karena mucus atau lendir yang menumpuk di saluran pernafasan akan mudah larut sehingga tidak menyumbat maupun menimbulkan gejala gangguan saluran pernafasan.

3. Pengolahan Aman; Melakukan aktivitas sehari-hari dengan mengikuti protocol kesehatan (3M + PSBB) untuk menciptakan kondisi aman bagi diri & orang lain. Menanamkan kesadaran untuk berkebiasaan Memakai masker, Mencuci tangan Menjaga jarak serta menghindari kerumunan  adalah usaha menjaga agar diri kita tidak tertular dari orang lain dan menjaga agar orang lain juga tidak tertular dari kita karena kita tidak mengetahui bahwa diri kita termasuk pembawa virus Corona atau bukan. Kesadaran diri tentang ini akan menunjukkan bahwa kita punya rasa tanggung jawab terhadap diri maupun terhadap orang lain.Hal ini akan berdampak terhadap rasa tenang dan bahagia karena kita tidak merugikan orang lain namun justru bermanfaat bagi sesama.

Demikian usaha ikhtiar kita untuk mengelola kesehatan mental kita agar kita merasa tenang secara emosi, psikologis merasa nyaman dan bahagia serta merasa aman secara sosial. Sehingga dalam menghadapi pandemik Covid-19 kita tidak stress dan mengalami kecemasan. Bilamana pengolahan Iman, Imun & Aman telah kita lakukan namun kita tetap terserang virus Corona, barulah itu yang disebut takdir. Hal mana kita sudah lebih siap menerima takdir Tuhan karena iman ketaqwaan kita sudah terkelola dengan baik.

Riwayat Penulis:

Lulus Fak Psikologi UGM th 1982. Mantan Kepala Seksi Perekrutan & Pengembangan Pegawai PT. Pembangunan Perumahan (PP), Kontraktor BUMN, Human Resources Officer Total Indonesie, Oil Company (Kontraktor Product Sharing antara Pertamina dg Total Perancis), Personnel Manager PT. Multi Bintang Indonesia (MBI), Senior Manager Human Resources PT. Citra Sari Makmur (CSM) Satellie &Terrestrial Provider) sampai Pensiun,. Saat ini sebagai Pengurus Kagama Human Capital.

Alamat: Mutiara Fatmawati Residence A/5, Jl. H. Kamang no.44, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Hp: 0811 10 4022
Email: wkck@csmcom.com , wisnusimak@gmail.com

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*