Perlu Kerja Sama Semua Pihak untuk Menghadapi Varian Virus Corona Delta di Kudus

Rabu (16/6/2021) pukul 13:00 -15:30 WIB, PP Kagama bekerjasama dengan Pusat Kedokteran Tropis UGM menyelenggarakan webinar lewat Zoom Meetings yang berjudul “Varian Virus Corona Delta Di Kudus: Kenali dan Tingkatkan Kesiapan Diri, Komunitas dan Sistem Pelayanan Kesehatan”. Webinar menghadirkan 4 narasumber, yaitu dr. Gunadi, Ph.D, Sp. BA. (Ketua tim Genomic FK KMK UGM), dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D. (Epidemiolog – Direktur Pusat Kedokteran Tropis UGM), Dr. dr. Andreasta Meliala, MKes, MAS, DPH. (Dosen Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM), dan Rimawan Pradiptyo, S.E., M.Sc., Ph.D. (Pendiri SONJO – Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM). Kata sambutan disampaikan oleh Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., PhD. (Dekan FK-KMK UGM), dan sebagai keynote speaker adalah Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P. (Gubernur Jawa Tengah – Ketua Umum PP KAGAMA). Acara berlangsung dipandu oleh dr. Risalia Reni Arisanti, MPH. (Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK-KMK UGM).

Prof. Ova Emilia, Dekan FK-KMK UGM

Lonjakan penyebaran Covid-19 di berbagai wilayah di Indonesia menjadi problematika yang terus berlanjut bagi pemerintah Indonesia. Kasus varian virus Delta di Kudus yang merebak dengan cepat dan memenuhi ketersediaan rawat inap pada fasilitas kesehatan di Kudus. Varian virus corona Delta merupakan varian dari mutasi virus corona yang ditemukan pertama kalinya di India. Hal ini menjadi perhatian khusus semua kalangan.

Ganjar Pranowo, Ketua Umum PP Kagama

Ganjar Pranowo mengatakan bahwasanya kasus varian virus corona di Kudus sebelumnya dalam proses penelusuran mendalam dan pengumpulan informasi. Ganjar mendapatkan surat elektronik dari Menteri Komunikasi dan Informasi India yang mengatakan tidak ada namanya varian virus Delta di Kudus.

“Sebelum lebaran, Grafik penyebaran Covid-19 sempat mengalami penurunan. Namun, saya dengan teman-teman di Jawa Tengah sedang sidang dan berhati-hati untuk memperhatikan grafik setelah masa lebaran. Grafik lonjakan yang secara cepat dan eksponensial. Hipotesis yang kita duga ini merupakan varian virus Delta.” ucap Ganjar.

“Tugas kita selanjutnya adalah melakukan kerjasama pentahelix dalam menangani lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus. Protokol kesehatan 5M dan 3T nya perlu ditingkatkan lebih maksimal. Kita harus menambahkan kasur untuk pasien rawat inap dan penambahan personil kesehatan baik dokter, perawat dan petugas medis lainnya.” imbuh Ketum PP Kagama tersebut.

“Sedikit gesekan dengan masyarakat di Kudus memang terjadi. Sedikit kita paksa melalui anggota TNI-Polri. Hal tersebut demi menegakkan isolasi terpusat sebab jika isolasi mandiri dilakukan akan terjadi ketidakdisiplinan dan nanti sama saja akan menyebarkan virus. Segala kekuatan kita kerahkan untuk menanggulangi varian virus Delta ini.” demikian pungkas Ganjar.

dr. Gunadi, ketua tim Genomic FK-KMK UGM

Narasumber pertama, dr. Gunadi dari Ketua tim Genomic FK KMK UGM memaparkan  materinya dengan judul “Mengenal Varian Delta dan Variant of Concern”. Gunadi menjelaskan pertempuran virus Covid-19 dengan manusia dimulai dari background genetika. Genetika Covid-19 dengan ukuran sekitar 30 kb bertarung dengan 3 juta bases genom dalam tubuh manusia.

“Saya optimis bahwa kita akan memenangkan pertarungan dengan virus Covid-19. Varian Alfa yang muncul di Inggris, varian Delta di India dan varian Beta di Afrika Selatan. Varian Delta sudah masuk ke Indonesia dan kasusnya banyak ditemukan di Kudus, Jawa Tengah.” pungkas pria lulusan doktoral University of Kobe tersebut.

dr. Riris Andono Ahmad, Direktur PKT UGM

Senada dengan dr. Gunadi, dr. Riris Andono Ahmad, Direktur PKT UGM, mengatakan, “Penularan akan selalu bisa dicegah ketika individu dan kelompok masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak fisik, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas harus dilakukan dengan disiplin. Dalam kasus varian Delta disarankan memakai masker dengan jumlah dua untuk mengurangi terkena droplet cairan yang merupakan media penyebaran Covid-19.”

“Ringkasnya, infeksi baru akan terjadi ketika virus masuk ke pernapasan. Perlu dipopulerkan kombinasi strategi 3T dan 3M, retriksi mobilitas dan vaksinasi perlu terus dilakukan agar Covid-19 bisa terkendali.” demikian ujar dr. Riris mengahiri paparannya.

dr. Andreasta Meliala, dosen Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM

Narasumber berikutnya, dr. Andreasta Meliala yang bicara dari sudut pandang sistem layanan kesehatan, mengatakan perlunya kesiapan sistem kesehatan dalam menghadapi lonjakan varian virus, yang mana gelombang Covid-19 terus berdatangan belum ada tanda untuk berhenti. Ia mengatakan, “Segitiga skema di lapangan antara parameter epidemi, sistem kesehatan dan tingkat kesadaran akan hadirnya varian virus perlu dimassifkan. Kapasitas dan kapabilitas sistem kesehatan menjadi urgensi pertama dalam menghadapi penyebaran varian virus delta ini.”

Rimawan Pradiptyo, pendiri SONJO & Dosen FEB UGM

Narasumber terakhir, Rimawan Pradiptyo, menjelaskan dari sudut pandang ekonomi. Ia mendeskripsikan pandemi adalah masalah bersama. Pandemi virus sangat berdampak pada perekonomian  dan anggaran negara. Anggaran pemerintah yang terbatas dan membutuhkan modal sosial sebagai solusi untuk memobilisasi sumber daya.

“Mengubah paradigma triplehelix dengan menyadarkan masyarakat juga merupakan elemen negara. Masyarakat Indonesia harus didorong sense of crisis, sense of belonging dan kemampuan antisipasinya. Tiga prinsip harus diterapkan sebagai upaya bertahan dari pandemi yakni, adaptif, inovatif dan gigih. Mempersiapkan masyarakat untuk mengantisipasi kasus Covid-19 merupakan kunci utama untuk bertahan dan berhasil mengatasi pandemi ini.” pungkas pria yang menamatkan doktoralnya di University Of York, UK tersebut. [arma]

*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel:

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*