Senandung Adiswara Gadjah Mada Bersama Waldjinah: Perjalanan dari Sarinah Menuju Surakarta

Adiswara Gadjah Mada (Alumni Paduan Suara Mahasiswa UGM) di bawah kepemimpinan Rita Kusuma Prabandari tak henti-hentinya menghasilkan karya. Hal itu tak lepas dari salah satu wujud visi Adiswara, yaitu menjadi komunitas yang terus berkarya dengan melibatkan sebanyak mungkin unsur alumni melalui kegiatan seni, khususnya musik dan nyanyi.

Karya terbaru Adiswara terakhir boleh dikatakan cukup fenomenal, yaitu menghadirkan bintang tamu Waldjinah, maestro keroncong dan langgam Jawa asal Indonesia yang telah berkarya lebih dari 50 tahun. Waldjinah telah merekam 1.700 lagu dalam 200 album, dan dalam perjalanan karirnya telah bernyanyi lebih di 10 negara, bahkan untuk Jepang sampai 7 kali.

Rita mengatakan sejatinya proyek terakhir yang digarap Adiswara dengan melibatkan Waldjinah, ada semacam ‘ketidaksengajaan’. Awal ceritanya bermula dari keinginannya membawa Adiswara tampil di anjungan Sarinah Thamrin yang telah direvitalisasi oleh Menteri BUMN menjadi sebuah tempat hangout baru bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Terbayang, Adiswara bisa tampil di situ, sebuah tempat terbuka dengan disaksikan secara gratis oleh masyarakat umum pengunjung Sarinah, termasuk kawan-kawan Kagama yang tinggal di Jakarta.

Rita kemudian mengutarakan idenya itu kepada teman-teman Adiswara, dan mendapatkan respon yang sangat positif. Lalu ketika Adiswara menggelar sebuah event “Adiswara Talent Show” pada 16 Agustus 2022, Rita menyampaikan pemikirannya kepada Ketua Umum PP Kagama, Ganjar Pranowo, dan Wakil Ketua Umum 1, Budi Karya Sumadi (BKS). Ternyata gayung bersambut. Kedua pucuk pimpinan Kagama tersebut mendukung secara penuh, yang mana membuat teman-teman Adiswara menjadi tambah semangat.

Ketika Rita meminta saran kepada BKS siapa bintang tamu spesial yang layak diundang, jawabannya sungguh tak terduga. Yakni BKS mengusulkan nama Waldjinah, bukan artis-artis muda yang sedang ngetop masa kini

“Ini sebuah PR besar. Terbayang tingkat kesulitan yang harus dihadapi bagaimana caranya mencari kontak Eyang Waldjinah dan memohon kesediannya untuk berkolaborasi. Namun hal itu justru menjadi tantangan tersendiri buat kami untuk mewujudkannya karena sudah diamanatkan oleh pak BKS,” ucap Rita.

Singkat cerita, lewat perjuangan yang tidak mudah dan tentunya pertolongan banyak pihak, akhirnya Adiswara berhasil menggelar pentas berkolaborasi dengan Waldjinah di anjungan Sarinah pada tanggal 26 November 2022. Pentasnya diberi judul “O Sarinah, Senandung Adiswara Bersama Waldjinah”.

Pemilihan judul diilhami oleh tujuan mengembalikan memori bahwa Toserba Sarinah yang dibangun atas prakarsa Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno ini diberi nama Sarinah, sebagai penghargaan beliau kepada pengasuhnya yang bernama Sarinah. Dan secara khusus Ir. Soekarnolah yang meminta Waldjinah kala itu yang menyanyikan lagu “O Sarinah” yang (menurut sumber Ibu Waldjinah) liriknya ditulis oleh Gesang. Jadi Sarinah identik dengan Waldjinah, dan sebaliknya Waldjinah identik dengan Sarinah.

Dalam pementasan tersebut, kembali Adiswara menggandeng komunitas KAGAMA lain seperti yang selama ini sudah dilakukan. Kali ini Adiswara mengajak kolaborasi ArsDeeBee (Komunitas Alumni Marching Band) dan Kagama Beksan Jabodetabek.

Kagama Beksan dan ArsDeeBee selain tampil sebagai penampil pembuka, juga langsung berkolaborasi dengan Adiswara Gadjah Mada Choir. Dalam penampilan pembuka, Kagama Beksan bahkan membawakan tarian dengan iringan medley lagu-lagu Waldjinah dengan koreografer Belinda Margono dan Shinta Binol. Pada akhirnya tarian ini akan menjadi tarian yang diijinkan dibawakan dalam berbagai event oleh Kagama Beksan.

Dalam pementasan tersebut, Adiswara menampilkan beberapa komposisi lagu. Ada 2 lagu yang khusus dinyanyikan berkolaborasi dengan Waldjinah, yaitu lagu “Jangkrik Genggong” karya Andjar Any, dan “Semusim” ciptaan Eros Djarot.

Pemilihan kedua lagu tersebut didasari latar belakang sejarah yang mengiringinya. Lagu “Jangkrik Genggong” dipilih karena pada tahun 1986 Paduan Suara Mahasiswa (PSM) UGM, di mana para anggota Adiswara dulu bernaung, berhasil menjadi juara pertama  pada Festival Paduan Suara Mahasiswa Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh PSM ITB dengan melantunkan lagu yang dipopulerkan oleh Waldjinah tersebut.

Sungguh tidak diduga dan pernah terpikirkan, bahwa 35 tahun kemudian Alumni PSM UGM ini dapat bernyanyi bersama sang penyanyi aslinya dalam satu pementasan.

Lalu, lagu “Semusim” dipilih karena lagu bergenre pop ini merupakan lagu legendaris saat dinyanyikan oleh Chrisye bersama Waldjinah. Sejak berduet dengan Chrisye pada lagu ciptaan Eros Djarot ini, Waldjinah belum pernah menyanyikannya lagi. Bagi Adiswara, lagu “Semusim” pernah ditampilkan pada event “Konser Simfoni Layar Perak Indonesia” di Teater Nusa Indah, Balai Kartini Jakarta, tahun 2017. Kembali seperti mimpi yang mewujud nyata, Adiswara bisa berkolaborasi untuk lagu ini dalam format paduan suara (choir) dengan penyanyi aslinya.

Selain dua lagu hasil kolaborasi dengan Waldjinah, pada pementasan di Sarinah juga ditampilkan medley lagu-lagu Nusantara “Dari Toba Sampai Papua” kolaborasi dengan Kagama Beksan sebagai penampil tarian.  Juga lagu “Bohemian Rhapsody” – salah satu lagu terbaik didunia – karya Freddy Mercury (Band QUEEN berasal dari Inggris) ditampilkan oleh Adiswara berkolaborasi dengan ArsDeeBee yang tampil live dengan brass section.

“Alhamdulillah pentas Adiswara di Sarinah berlangsung lancar dan sukses. Namun ketika melihat dokumentasi videonya, kami merasa ada yang perlu dilengkapi, seperti ada yang kurang. Maka kemudian timbul ide untuk membuat secara khusus video klip lagu-lagu yang berkolaborasi dengan eyang Waldjinah. Video klip yang diharapkan menjadi masterpiece bagi Adiswara. Setelah melalui banyak pertimbangan, diputuskan lokasi pengambilan gambar di Surakarta” jelas Rita.

Mengenai pemilihan lokasi shooting video di Surakarta, menurut Rita bukanlah tanpa alasan. Apabila lokasinya di Jakarta maka akan kerepotan untuk mengajak Waldjinah shooting di ibu kota. Tujuan lainnya yaitu menampilkan lokasi-lokasi di Surakarta yang ikonik, sebagai penghormatan pada kota tempat Sang Maestro berasal. Selain itu bisa melibatkan kawan-kawan Adiswara dari berbagai kota, seperti Yogyakarta, Semarang, Malang, dan Pekanbaru.

Rita menambahkan, masa persiapan shooting terhitung relatif singkat, yaitu hanya sebulan. Ia salut dengan kawan-kawan panitia yang meskipun banyak kendala menghadang, namun akhirnya berhasil mendapatkan akses ijin shooting di Loji Gandrung, rumah dinas Walikota Surakarta, dan taman Pracima Tuin, Pura Mangkunegaran.

Yang istimewa, Pracima Tuin baru melakukan soft launching seminggu sebelum shooting dilaksanakan. Jadi saat itu sebenarnya taman belum diijinkan untuk kegiatan umum. Sehingga mendapatkan ijin khusus langsung dari KGPAA Mangkunegara X untuk melakukan shooting di sana, menjadi kebanggaan tersendiri bagi Adiswara dan Waldjinah.

Hari pertama shooting berlokasi di Loji Gandrung, Sabtu (28/1/2023) pagi, membuat video klip lagu “Semusim”. Waldjinah hadir langsung di lokasi dan diambil gambarnya bersama personil Adiswara.

Lalu sorenya berpindah ke lokasi bekas pabrik gula di Sukoharjo yang disulap menjadi lokasi wisata bernama The Heritage. Di sana dilakukan pengambilan gambar untuk lagu legendaris Queen berjudul “Bohemian Rhapsody”.

Pada hari kedua, Minggu (29/1/2023) pagi, dilakukan shooting lagu “Jangkrik Genggong”. Waldjinah kembali hadir ikut shooting bersama.

“Di Surakarta kami tampil dalam 3 busana berbeda untuk 3 lagu, di 3 lokasi shooting yang eksotis. 50 orang penampil, panitia, dan crew, terlibat bersama dalam satu spirit menyukseskan agenda kolaborasi fenomenal kali ini,” kata Rita.

Selanjutnya hasil shooting diedit untuk menghasilkan video klip yang keren. Namun Adiswara tidak serta merta bisa melakukan perilisan video kepada publik, karena pihak manajemen Pracima Tuin baru mengizinkan setelah Pracima Tuin melakukan grand launching sebagai destinasi wisata di lingkungan Mangkunegara untuk umum.

Jadi Adiswara harus menunggu waktu yang tepat. Dan akhirnya Sabtu (18/3/2023) malam dipilih sebagai waktu peluncuran 3 video klip terbaru Adiswara di channel Youtube.  

Rita tak lupa mengucapkan berjuta terima kasih kepada Hj. Waldjinah yang sangat kooperatif bekerja sama dengan Adiswara baik di Sarinah maupun di Surakarta. Juga terima kasih kepada Ganjar Pranowo dan Budi Karya Sumadi yang telah memberikan support sepenuhnya, KGPAA Mangkunegara X serta Gibran Rakabuming Raka (Walikota Surakarta) yang telah memberikan izin pemakaian tempatnya, Manajemen Pracima Tuin, Manajemen Loji Gandrung, The Heritage Palace, Bambang Heri & Ester Wulandari (pihak keluarga Waldjinah), Eros Djarot, alm. Andjar Any, Queen, serta kepada semua pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu.

“Terima kasih tak terhingga kepada semua peserta, panitia, dan seluruh crew. Moga-moga 3 video sekaligus Adiswara di awal tahun 2023 ini akan menjadi sebuah karya istimewa atau semacam master piece yang bisa menyenangkan semua pihak,” pungkas Rita.

——————————————————————

*) Berikut 3 video terbaru Adiswara yang dilaunching berbarengan: