Setelah sempat vacuum akibat pandemi berkepanjangan, Universitas Gadjah Mada kembali menggelar event ‘Faculty Fair’, yaitu sebuah ajang perkenalan fakultas, program studi, serta unit kerja di lingkungan UGM kepada masyarakat umum. Untuk tahun ini mengambil tempat di Grha Sabha Pramana UGM, berlangsung selama dua hari, yaitu 18-19 Maret 2023.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D., berkenan membuka ‘Faculty Fair’, Sabtu (18/3) pagi. Rektor mengatakan, acara ini diselenggarakan agar masyarakat akan semakin mengenal UGM, melalui unit kerja yang berinteraksi secara langsung dan memberikan informasi terpercaya.
“UGM membuka pintu bagi masyarakat yang ingin mengenal lingkungan kampus secara lebih dekat melalui interaksi langsung maupun secara virtual. Dengan demikian akan mendapat informasi seluas-luasnya tentang prodi pada berbagai jenjang. Saat ini UGM memiliki lebih dari 270 program studi,” ucap Rektor.
Selain menampilkan stan pameran yang dapat didatangi langsung oleh para pengunjung, Faculty Fair kali ini juga menghadirkan virtual expo yang dapat diakses secara daring. Kegiatan pameran selama dua hari juga dimeriahkan dengan rangkaian talkshow, tur kampus gratis dengan bis kampus UGM, serta berbagai kontes berhadiah menarik.
PP Kagama yang diberi kesempatan ikut berpartisipasi kemudian menawarkan kepada organisasi yang berada di bawah strukturnya. Jadilah Kagama DIY bersama sejumlah Kagama Komunitas, seperti Kagama Care, Kagama Hortikultura, Kagama Lari untuk Berbagi (KLUB), Kagama Dance, Kagama Ngopi, dan KGM, menempati satu stan bernama Kagama Corner. Mereka di situ memperkenalkan lembaga / komunitasnya masing-masing, sekaligus jualan produk juga.
Koordinator Departemen Fasilitasi KAGAMA Cabang Luar Negeri dan Komunitas, Destina Kawanti, mengatakan keikutsertaan teman-teman Pengda DIY dan Kagama Komunitas ingin menunjukkan kepada masyarakat dan mahasiswa UGM, bahwa setelah lulus dari UGM bisa berkiprah di mana saja. Dan juga bisa bergabung sebagai satu entitas yang akan menguatkan tali silaturahmi sesama alumni.
“Kawan-kawan Kagama tidak selalu harus bergabung secara formal dalam format kewilayahan seperti Pengda dan Pengcab, namun juga bisa berkumpul dan melakukan suatu hal yang bermanfaat lewat hoby dan minatnya masing-masing. Dari jalur informal itulah yang kemudian banyak melahirkan komunitas yang beragam aktivitasnya,” ucap Destina.
Sementara itu Wasekjen Kagama DIY, Danang Probotanoyo, menyatakan ketika diberi amanah oleh PP Kagama untuk berperan serta dalam Faculty Fair, langsung menyanggupinya dengan penuh tanggung jawab. Cuma ia menyayangkan lima Pengcab yang berada di Provinsi DIY tidak ada satupun yang bisa turut serta.
“Alhamdulillah banyak Kagama Komunitas yang bisa berpartipasi. Beberapa kawan Kagama di Jogja yang belum bergabung dalam komunitas namun tertarik ikut, juga kita libatkan. Yang penting kita nampak guyub, rukun, migunani,” pungkas Danang.
Memperkenalkan komunitas kepada khalayak umum menjadi tujuan utama dari keikutsertaan Kagama Hortikultura pada event ‘Faculty Fair’, demikian diungkapkan Ketua Kagama Hortikultura (Kahorti), Untung Indrasaputra. Ia kemudian menjelaskan ruang lingkup Kahorti adalah melakukan aktivitas yang berkaitan dengan tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman hias, dan pengolahan buah paska panen.
Humas Kahorti, Sririda Farina menambahkan, di stan Kagama Corner, Kahorti memamerkan beberapa tanaman buah dan hias dalam pot. Untuk tanaman hias, fokusnya diekspor ke Eropa. Juga Kahorti memamerkan sekaligus menjual produk buah-buahan dari hasil kebun, seperti alpukat, markisa, jeruk, dsb.
“Di sini tersedia pula beberapa bibit tanaman seperti jagung manis, kacang panjang, dan kacang merah. Lalu ada olahan dari buah-buahan yang berwujud selai dan syrup,” jelas Rida.
Ucapan senada datang dari Ketua Kagama Dance (KD), Retno Suardita, yang mengatakan partisipasi mereka di ‘Faculty Fair’ memang didasari tujuan untuk memperkenalkan kegiatan-kegiatan komunitasnya. Ia menekankan, aktivitas KD selama ini bukanlah sekedar bersenang-senang menyalurkan hoby, namun selalu ada misi sosial yang diusungnya.
“Beberapa kali KD bersama komunitas-komunitas line dance di Jogja telah ikut gathering yang dibalut dengan penggalangan donasi untuk mereka yang membutuhkan. Jadi selain guyub dan rukun, kami juga berusaha untuk migunani,” pungkas Retno.