Dalam rangka menyambut Munas XIV KAGAMA yang akan berlangsung 14-17 November 2024, komunitas Kagama Persma kembali menyelenggarakan seminar berjudul “Komitmen Keberlanjutan Korporasi Dalam Aspek Sosial dan Lingkungan” di Resto D’Maritime, Cilandak, Jakarta, Sabtu (9/11). Seminar bisa terselenggara atas dukungan PT Pupuk Indonesia, ExxonMobil Indonesia, Pertamina Gas Negara, Pertamina Hulu Energi, J Resources, dan Harita Nickel.
Seminar dihadiri oleh puluhan anggota Kagama, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Turut hadir VP Public & Government Affairs ExxonMobil Indonesia, Dave Seta, dan Wakil Ketua Umum II PP Kagama, Anwar Sanusi.
Anwar Sanusi dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa rangkaian seminar yang diselenggarakan ini merupakan upaya dari Kagama untuk bisa berkontribusi terhadap masyarakat, bangsa, dan negara. “Apalagi tema sustainability atau program berkelanjutan ini sangat relevan dengan isu yang berkembang sekarang. Sehingga hal ini diharapkan bisa memberi penguatan ke masyarakat,” ujarnya.
Direktur PT J Resources Asia Pasifik Tbk, Anang Rizkani Noor yang menjadi salah satu narasumber mengatakan saat ini perusahaan sudah mulai sadar mengenai pentingnya mengimplementasikan sustainability. Menurutnya segala hal yang dilakukan sekarang harus bisa memperhitungkan risiko di masa depan. Jika ada risiko, harus ada mitigasi dan langkah penanggulangannya.
“Saat ini perubahan iklim telah menyebabkan pemanasan global. Bahkan di negara kita sampai mendorong perubahan perilaku di masyarakat. Seperti halnya petani di Berau, Kalimantan Timur yang beralih menggarap sawah pada malam hari untuk menghindari panas yang berlebihan pada siang hari,” jelasnya.
Sementara itu, Vice President Sinerji Teknologi dan Operasi PT Pupuk Indonesia (Persero), William Kusnanto mengungkapkan, pihaknya telah menjalankan berbagai inisiatif guna mengimplementasikan sustainability. Katanya, Pupuk Indonesia sudah mengembangkan inisiatif untuk membantu mengurangi global emission. Di tahun 2030, pihaknya berkomitmen akan mengurangi 28% dari emisi kita. Setelah itu, pada tahun 2060 targetnya nett zero emission.
“Adapun inisiatif-inisiatif yang kami lakukan di antaranya adalah melalui efisiensi energi, pengembangan energi hijau, hingga mengembangkan carbon capture,” pungkasnya.
Pendapat senada disampaikan oleh Deputi Head HSE Harita, Nickel Iwan Syahroni. Ia menyatakan isu keberlanjutan memang menjadi bagian yang tidak bisa diabaikan oleh korporasi. Termasuk bagi perusahaanya yang sejauh ini telah mengalokasikan investasi yang besar di bidang hilirisasi nikel.
“Komitmen kami terhadap sustainability di antaranya kami manfaatkan bahan-bahan yang sebelumnya dibuang, itu bisa diolah menjadi baterai. Kemudian, kami juga gunakan biodiesel B30, dan ke depan akan kami tingkatkan hingga B40,” ujarnya.
Ketua Kagama Persma yang juga merupakan moderator seminar, Dia Mawesti, di akhir diskusi menyampaikan kesimpulan, yaitu pelaku industri nasional mulai aktif menjalankan berbagai inisiatif untuk mengimplementasikan aspek keberlanjutan di Indonesia, yang dilakukan melalui berbagai program yang relevan dengan bisnis yang dijalankan.
“Hal itu terjadi seiring dengan semakin kuatnya desakan dari berbagai stakeholders agar bisnis yang dijalankan perusahaan memperhatikan masa depan dan tidak mengorbankan kepentingan anak cucu kita,” pungkasnya.