Oleh: Kagama Bontang
Dalam rangkaian merayakan Dies Natalis ke-74 UGM, Kagama Bontang menggelar acara family gathering dan donor darah di Gedung Olah Raga (GOR) Pupuk Kaltim, Bontang, Minggu (3/12). Acara keluarga yang diadakan berupa jalan sehat yang diikuti oleh sekitar 150 warga Kagama Bontang. Kemudian dilanjutkan dengan baksos donor darah yang diikuti oleh 68 pendonor. Juga diisi seminar kesehatan dengan pembicara dr. Rianti Maharani, dan klinikal psikologi yang disampaikan oleh Ardi Primasari.
Untuk menyemarakkan suasana, diadakan lomba lukis untuk anak-anak dan ditampilkan berbagai macam hiburan. Beberapa peserta gathering dari Kagama Bontang mempersembahkan pembacaan puisi, dan panitia menyajikan tarian flashmob yang diiringi lagu-lagu Nusantara. Lalu ada pula penampilan istimewa dari bintang tamu spesial yaitu anak-anak difabel dari Sekolah Luar Biasa yang unjuk kebolehan lewat musik dan seni tari.
Pada penghujung acara, ada penyerahan sumbangan secara simbolis dari Kagama Bontang kepada SLB Negeri Bontang dan SLB Bina Kasih. Total senilai Rp. 20 juta yang dibagi rata kepada 2 SLB tersebut.
Hadir dalam acara tersebut Rektor UGM periode tahun 2017 – 2022, Prof. Panut Mulyono. Dalam kata sambutannya ia menyampaikan bahwa sebagai kampus terbaik di Indonesia, alumni UGM harus selalu memberi kontribusi terbaik untuk bangsa dan menebar manfaat bagi masyarakat sekitar. “Sesuai dengan tagline yang diusung Kagama, guyub rukun migunani, setiap kegiatan yang kita lakukan sebaiknya membawa manfaat bagi masyarakat luas,” tuturnya.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Prof. Panut, Ketua Kagama Bontang, Ririn Sari Dewi juga menyampaikan bahwa dilaksanakannya kegiatan ini sebagai bentuk perhatian dan kepedulian Kagama Bontang terhadap masyarakat sekitar, dan untuk semakin merekatkan tali silaturahmi bagi para alumni UGM yang berdomisili di Kota Bontang.
“Saya berharap UGM semakin jaya di usianya yang ke-74. Semoga semakin dikenal banyak orang sebagai kampus pendidikan yang memiliki kualitas tinggi, dan para alumninya lebih struggle dalam mengisi pembangunan di Indonesia,” pungkas Ririn.