Universitas Gadjah Mada pada hari Rabu (5/7/2020) kehilangan lagi salah satu putra terbaiknya. Prof. Dr. Cornelis Lay, MA, Guru Besar Departemen Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM, menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 61 tahun di RS Panti Rapih Yogyakarta akibat sakit jantung yang dideritanya sejak lama.
Prof. Cony begitu beliau biasa dipanggil lahir di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 6 September 1959. Beliau merupakan ilmuwan politik di UGM yang bekerja pada hubungan negara-masyarakat sipil dan desentralisasi demokratis dalam berbagai isu di Indonesia. Beliau mendapatkan gelar profesor pada tanggal 6 Februari 2019.
Selama ini Prof. Cony juga merupakan politikus senior PDI Perjuangan, namun tidak masuk struktur kepengurusan partai. Beliau lebih banyak berperan di balik layar, termasuk salah satu penasihat politik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri.
Pada Pilpres 2014, beliau menjabat ketua Tim Ahli dan Pakar Politik Tim Pemenangan dan Perumus Joko Widodo – Jusuf Kalla. Beliau juga ikut menyusun teks pidato kenegaraan ketika Jokowi pertama kali dilantik sebagai presiden.
Pada tahun 2015 beliau mengalami serangan jantung ketika menghadiri kongres PDIP di Sanur, Bali. Lima tahun beliau berjuang melawan sakit jantung yang dideritanya sampai beliau tidak sanggup lagi dan akhirnya menghadap Sang Maha Pencipta. Seluruh sivitas akademika UGM pun berduka, khususnya Fakultas Ilmu Sosial & Politik tempat di mana beliau menuntut ilmu dan berkarya menjadi staf pengajar di sana.
Sebagai penghormatan kepada Prof. Cony, sebelum dikebumikan di makam dosen Sawitsari pada hari Kamis (6/7/2020) jenazah beliau disemayamkan terlebih dulu di Balairung jam 13.00 WIB. Banyak pelayat yang hadir untuk melepas kepergian beliau yang terakhir kalinya, termasuk beberapa tokoh penting seperti Mensesneg Pratikno, Teten Masduki, Cahyo Kumolo, Hasto Kristiyanto dll. Prosesi acara berlangsung secara khidmat dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditentukan.
Di Balairung acara dimulai dengan sambutan dari perwakilan keluarga. Putra sulung Prof. Cony yang bernama Dhiera Anarchy memberikan kata sambutan singkat dalam suasana penuh keharuan. Lalu disusul Dekan FISIPOL UGM Prof. Dr. Erwan Agus Purwanto, M. Si membacakan daftar riwayat hidup almarhum, yang kemudian disambung sambutan singkat oleh Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng. Terakhir Mensesneg Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc memberikan sekilas perjalanan hidup almarhum. Selanjutnya almarhum diberangkatkan ke peristirahatan terakhirnya di makam dosen Sawitsari.
Raga boleh telah tiada, namun karya dan jasanya akan tetap dikenang selamanya. Selamat jalan Prof. Cony.