Berawal Dari Semak Belukar, Kampung Markisa Kini Menjadi Kebun yang Dirindukan Warga Kampung Blunyahrejo

Oleh: Wahyu Tri Widayanti

Kampung Markisa merupakan hasil kreasi warga yang dilandasi semangat gotong royong sebagai wujud kepedulian, kebersamaan dan kerukunan.  Nama Markisa dihimpun dari tiga slogan “Mari Kita Bersatu, Mari Kita Bersama, dan Mari Kita Bisa”, sehingga nama Markisa memiliki filosofi yang dalam bagi warga Kampung Blunyahrejo. Kampung Markisa dibentuk melalui seragkaian diskusi oleh berbagai komponen masyarakat Kampung Blunyahrejo dan didukung oleh relawan kemanusiaan di Kalurahan Karangwaru. Kampung Markisa merupakan salah satu upaya pemberdayaan masyarakat untuk membuka peluang usaha, sehingga mampu berperan meningkatkan taraf hidup warga Blunyahrejo.

Kampung Markisa yang berlokasi di Kampung Blunyahrejo, Kalurahan Karangwaru, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, dibangun di atas lahan seluas 4.375 m² milik tiga warga, yang sebelumnya merupakan lahan yang terbengkelai berupa semak belukar dan alang-alang. Pembukaan dan penataan arel dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2020 secara swadaya. Mimpi bersama yang ingin diwujudkan adalah membangun lahan tersebut sebagai destinasi wisata. Berbagai rencana dan desain wisata mulai dirancang oleh tokoh-tokoh masyarakat, dengan memanfaatkan potensi dan peluang yang ada. Dengan penuh kesadaran bahwa membangun area wisata ini akan memerlukan sumberdaya yang tidak sedikit, maka disadari perlu mencari dukungan dan peluang kerjasama. Seiring dengan perjalanan merancang desain pembangunan Kampung Markisa pada bulan April 2020 terjadi pandemi Covid 19, sedikit banyak menjadi hambatan yang cukup berarti bagi kelanjutan rencana tersebut.

Tidak mengenal patah arang, upaya harus terus dilakukan Kampung Markisa harus diwujudkan. Hingga tercetus ide yang kemudian dieksekusi memanfaatkan lahan untuk budidaya tanaman pertanian. Tahap awal pengorganisasian personil yang akan berperan dalam kegiatan pertanian dapat diwujudkan dengan terbentuknya Kelompok Tani. Lahirlah Kelompok Tani Kampung Markisa melalui Keputusan Lurah Karangwaru Nomor 08/KPTS/KW/IV/2020 tertanggal 15 April 2020, dengan jumlah personil 30 orang terdiri dari empat orang pengurus (ketua, sekretaris, bendahara, sie umum) dan 26 orang anggota dari berbagai wilayah RT dan RW di lingkup Kampung Blunyahrejo. Untuk mendukung komunikasi, koordinasi dan kerjasama bagi 30 orang yang bergabung dalam Kelompok Tani Kampung Markisa maka pada tanggal 26 April 2020 dibentuk Whatsapp Grup yang diberi nama Agricultur Kampung Markisa.

Pada awal kegiatan penanaman, yang terfikirkan adalah menanam tanaman pertanian yang mudah dan cepat menghasilkan, maka dipilihlah menanam Sawi Putih atau Sawi Dakota (Brassica juncea L). Sawi varietas Dakota ini cocok untuk di tanam di dataran tinggi maupun rendah, tanaman tumbuh tegak, berdaun hijau dengan pangkal daun berwarna putih dan tahan akan kekeringan sehingga tidak mudah layu. Berbekal pengetahuan otodidak  melalui proses trial and error Sawi Dakota berhasil ditanam dan tumbuh dengan baik di Kampung Markisa. Semangat kebersamaan, gotong royong dan pantang menyerah menjadi modal sosial yang sangat berarti bagi tumbuhnya Kampung Markisa.

Gayung bersambut, di tengah kerisauan mau menanam apa, benihnya dari mana dan bagaimana cara menanamnya? Kelompok Tani Kampung Markisa dipertemukan dengan KAGAMA Care Ketahanan Pangan, dalam hitungan hari perkenalan lewat WA ditindak lanjuti dengan penyerahan bantuan benih berbagai jenis tanaman pertanian (sawi, bayem, kangkung, cabai, terong, tomat, jagung, kacang panjang, pare, gambas, timun, ubi kayu, markisa, anggur,dll), pupuk, media tanam dan obat pemberantas hama diserahkan secara bertahap. Pelan tapi pasti Kampung Markisa semakin hijau, anggota yang berpartisipasi semakin bertambah. Optimisme terus mengalir membersamai upaya-upaya yang dilakukan untuk terus berkembang. Pagi berganti siang, siang berganti malam hingga pagi kembali, asa merubah mimpi menjadi cita-cita. Adalah satu komitmen bahwa dalam setiap tarikan nafas terselip keyakinan bahwa setiap upaya akan memberikan hasil yang nyata. Hingga akhirnya Kampung Markisa berani mencanangkan untuk mengembangkan empat unit kegiatan yaitu : budidaya pertanian (tanaman pangan, ternak lele dan lebah madu), gantangan (latihan dan kontes burung), jemparingan (latihan dan kompetisi panahan) dan UMKM (kuliner khas Jawa, souvenir, kerajinan, dll).

Tumbu oleh tutup pepatah Jawa ini pun sangat relevan untuk menggambarkan perjalanan Kampung Markisa. Uluran tangan, cemerlangnya ide dan luangnya waktu dari banyak pihak baik perorangan maupun instansi turut menyemarakkan kampung Markisa, sehingga tanaman pertanian semakin ngrembaka, ikan lele di bak terpal pun bak cendol dawet. Kehadiran para pihak yang tertarik untuk berperan mengembangkan Kampung Markisa disambut dengan penuh suka cita. Berpijak pada kayakinan bahwa upaya-upaya yang dilakukan dapat bersinargi dengan baik, maka membentuk atmosfer positif bagi warga Blunyahrejo untuk melakukan perubahan dalam ranghka meningkatkan kondisi sosial ekonomi warganya. Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta memiliki peran yang sangat berarti bagi Kampung Markisa, melalui pendampingan teknis, bantuan bibit, bantuan pupuk dan obat-obatan pemberantas hama dan penyakit tanaman. Tidak mengecilkan peran pihak-pihak lainnya (PT Agro Pilar, warga dan tokoh masyarakat) dalam sumbangan pikiran, tenaga dan material, akhirnya kampung Markisa dapat diwujudkan.

Budidaya tanaman pertanian yang telah dikembangkan di Kampung Markisa mendapat apresisasi dari Wakil Walikota Yogyakarta, Drs. Heroe Poerwadi, MM, beliau berkenan hadir saat acara panen raya pada tanggal 4 Agustus 2020. Secara simbolis Wakil Walikota Yogyakarta memanen tanaman pertanian (bayem, kangkung, sawi, terong, tomat dan jagung). Acara panen raya ini juga dihadiri oleh Organisasi Perangkat Daerah (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Pariwisata) dan berbagai Perguruan Tinggi (PIAT UGM, Fakultas Tehnologi Pertanian UGM, Polbangtan Yogyakarta, Fakultas Pertanian Sarwi, dan Fakultas Bioteknologi UKDW), Bank Indonesia, swasta (PT Agro Pilar, PT Kepurun), pemangku wilayah (Ca,at Tegalrejo, Lurah Karangwaru, Ketua RW Blunyahrejo) dan Ketua Kelompok Tani di Wilayah Kelurahan Karangwaru dan sekitarnya. Dengan kehadiran banyak pihak ini diharapkan dapat membuka peluang kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak untuk pengembangan Kampung Markisa.

Kegiatan budidaya pertanian di Kampung Markisa ini menjadi momentum bagi pengembangan sistem pertanian perkotaan. Bersamaan dengan acara ini dilaksanakan Launching  Sistem Pertanian Perkotaan Terintegrasi Berwawasan Lingkungan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta. Kampung Markisa merupakan salah satu percontohan untuk program tersebut. Dalam pengembangan ke depan diharapkan Kampung Markisa dapat bersinergi dengan berbagai pihak untuk menerapkan program 3R (Recycle, Reduce, Reuse). 

Di penghujung acara panen raya ini, Wakil Wali Kota Yogyakarta memberikan kesempatan untuk berdialog terkait pengembangan Kampung Markisa ke depannya. Dalam dialog anggota Kelompok Tani Kampung Markisa menyampaikan harapan dan permintaan dukungan dari Pemerintah Kota Yogyakarta dan pihak terkait, yaitu :

  1. Sistem pertanian perkotaan ini disinergikan dengan kegiatan PKK, sehingga kedepannya Kampung Markisa akan menjadi centre kegiatan pertanian perkotaan yang diikuti secara masif oleh seluruh rumah tangga di Kampung Blunyahrejo khususnya. Untuk itu diperlukan program sosialisasi, penyuluhan dan pendampingan sejak dari budidaya, pengolahan hasil dan pemasarannya.
  2. Menghadapi musim kemarau diperlukan dukungan persediaan air yang cukup, agar budidaya tanaman dapat berlangsung secara kontinyu. Pembuatan sumur di area Kampung Markisa akan menjadi solusi yang tepat.
  3. Diperlukan pendampingan untuk pengembangan UMKM yang bersinergi dengan program Gandeng Gendong yang lebih luas ruang lingkup kegiatannya.
  4. Membuat website Kampung Markisa sebagai sarana untuk pendokumentasian kegiatan dan promosi Kampung Markisa.
  5. Diperlukan pendampingan untuk pengelolaan administrasi dan penguatan kelembagaan pengelola Kampung Markisa.
  6. Kampung Markisa ke depannya dikembangkan menjadi kampung wisata berbasis pertanian perkotaan dan edukasi. Untuk itu diperlukan pendampingan dan dukungan dari untuk mewujudkannya.
  7. Lahan yang digunakan untuk kegiatan Kampung Markisa merupakan lahan milik, namun tidak difungsikan, oleh karena itu untuk meningkatkan status dan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin lahan dapat dibeli oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.

Harapan dan permintaan tersebut mendapat respon positif oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta, Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Pariwisata,  Lurah Karangwaru dan Camat Tegalrejo. Arahan-arahan diberikan untuk langkah-langkah lebih lanjut, sehingga pengembangan Kampung Markisa dapat dilaksanakan dengan baik.

Waktu enam bulan diperlukan untuk merubah semak belukar menjadi kebun yang mulai dapat dirasakan manfaatnya oleh warga Kampung Blunyahrejo. Kondisi saat ini bukanlah sebagai hasil akhir, akan tetapi menjadi awal dari upaya untuk mewujudkan Kampung Markisa menjadi pusat pengembangan sosial ekonomi warga Kampung Blunyahrejo, sehingga terwujud kampung yang bersih, sehat, indah dan memakmurkan warganya. Salam Markisa.