Prof. Ika Puspita Sari Tekankan Pentingnya Mengelola Konsumsi Obat Selama Puasa

Waktu konsumsi obat sangat krusial selama puasa. Bagi pasien dengan kondisi kronis, penyesuaian dosis dan jadwal obat harus dilakukan dengan hati-hati. Misalnya, obat yang diminum sekali sehari bisa dijadwalkan untuk dikonsumsi saat sahur atau berbuka puasa. Hal itu memastikan bahwa obat dikonsumsi pada waktu yang tepat tanpa mengganggu pengalaman berpuasa atau kesehatan secara keseluruhan. Demikian disampaikain oleh Direktur Sumber Daya Manusia & Akademik RSA UGM, Prof. apt. Ika Puspita Sari, M.Si., Ph.D., dalam presentasinya pada webinar bertajuk “Kesehatan untuk Semua #2: Menjaga Kesehatan Selama Puasa dengan Gizi Seimbang & Obat yang Tepat”, Selasa (4/3).

“Jadi saat puasa penting sekali ya bagi kita memahami efek berbagai obat dan suplemen terhadap kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan seperti hipertensi dan diabetes,” tegasnya.

Selanjutnya, Prof. Ika menekankan bahwa suplemen sebaiknya dilihat sebagai pelengkap dari diet seimbang, bukan pengganti nutrisi yang tepat. Ia mengingatkan bahwa suplemen harus melengkapi diet yang seimbang dan tidak menggantikan kebutuhan nutrisi yang bisa didapat dari makanan.

Dalam bagian lain dari presentasinya, Prof. Ika menggarisbawahi pentingnya kesadaran akan potensi efek samping obat. Ia menjelaskan bahwa pasien harus memahami efek samping dari obat yang mereka konsumsi, seperti gangguan pencernaan atau hipoglikemia.

“Dengan memahami efek samping ini, pasien dapat membuat keputusan yang tepat tentang kapan harus mengonsumsi obat dan kapan harus mencari nasihat medis,” tuturnya.

Prof. Ika juga menekankan pentingnya komunikasi terbuka antara pasien dan penyedia layanan kesehatan. Ia mendorong pasien untuk merasa diberdayakan dalam mendiskusikan kekhawatiran dan preferensi mereka terkait obat. Komunikasi yang baik dapat membantu menyusun rencana pengobatan yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan individu.

Selain itu, Prof. Ika mengacu pada penelitian yang menunjukkan potensi bahaya minuman energi, terutama di kalangan populasi rentan seperti anak-anak dan wanita hamil. Ia menjelaskan bahwa kesalahpahaman tentang minuman energi dapat menyebabkan konsumsi berlebihan, yang dapat memperburuk masalah kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan sebelumnya.

Di akhir presentasinya, Prof. Ika menekankan pentingnya menjaga diet yang seimbang selama puasa. Ia menyatakan bahwa nutrisi harus fokus pada menjaga tingkat energi dengan karbohidrat kompleks dan lemak sehat, mengurangi kebutuhan akan suplemen penambah energi. Pendekatan ini sangat penting bagi pasien yang mengelola diabetes atau hipertensi selama puasa.

Dengan penuh keyakinan, Prof. Ika menyimpulkan presentasinya dengan mengingatkan audiens akan pentingnya memahami kebutuhan kesehatan individu, peran diet dan suplemen, serta pentingnya komunikasi yang jelas antara pasien dan profesional kesehatan. Ia menegaskan bahwa dengan mematuhi prinsip-prinsip ini, individu dapat mengelola kesehatan mereka secara efektif sambil menghormati komitmen puasa mereka.

“Lewat webinar kali ini, saya berharap audiens mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan rasa percaya diri untuk menjalani puasa dengan sehat dan aman,” pungkasnya.