Pengda Kagama Sulawesi Tengah Mendukung Sepenuhnya Program Desa Inklusif di Wilayahnya

Oleh: Haris Shantanu

Berkenaan dengan pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Desa Inklusif hasil kerjasama antara Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama), Satgas Desa Inklusif Prov.Sulteng yang terdiri dari Anggota Kagama terlibat sangat aktif.

Idris Y. Min’un Ketua Satgas Desa Inklusif yang mewakili Pengda Kagama Sulteng menyampaikan, bahwa Kagama Sulteng akan terus terlibat mengawal proses pengembangan desa inklusif di Sulteng, khususnya di desa lokasi pilot.

Di Prov. Sulteng sendiri saat ini terdapat 2 (dua) desa yang menjadi lokasi pilot desa inklusif, yakni Desa Rogo, Kec. Dolo Selatan dan Desa Sintuvu di Kec. Palolo. Keduanya berada di wilayah di Kab. Sigi. Kedua desa tersebut secara bersamaan waktunya telah menyelenggarakan Bimtek Desa Inklusif, yang difasilitasi oleh Odhi Shalahuddin untuk Desa Sintuvu dan Haris Shantanu untuk Desa Rogo.

Agenda Bimtek selesai pada tanggal 1 Desember 2020, dan selanjutnya tim mengagendakan pertemuan dengan Ketua Pengda Kagama Sulteng Nilam Sari Lawira, yang sekaligus merupakan Ketua DPRD Prov. Sulteng.

Pertemuan dengan Ibu Nilam berlangsung pada 2 Desember 2020 bertempat di rumah kediamannya. Diah ‘Iwoek’ Sumardiani salah satu pengurus PP Kagama menjadi juru bicara dalam pertemuan tersebut.

Berdasarkan assessment yang dilakukan saat Bimtek Desa Inklusif, beberapa masalah umum bisa ditemukan. Masalah tersebut dikomunikasikan dengan Ketua Pengda Kagama Sulteng. Dan respons Ibu NIlam sangat baik, dan berjanji akan menggunakan resources yang dimilikinya untuk bisa secara optimal terlibat.

Selain Ketua Pengda Kagama Sulteng, hadir dalam acara silaturahmi tersebut bebetapa anggota Kagama Sulteng yang berada dalam struktur pemerintahan Provinsi Sulteng dan juga Kabupaten Sigi. Hal tersebut diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi pembangunan di Sulteng ke depan.

Dialog yang berlangsung sekitar 1 jam ditutup dengan agenda makan siang. Dan, dalam jamuan tersebut masih juga melanjutkan perbincangan seputar persoalan dan peluang yag harus ditangani, dan sejauh mana Kagama bisa terlibat di dalamnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*