Kagama Telekonseling 8: Penanganan Batuk pada Covid dan Post Covid

Sabtu (21/8/2021), PP Kagama kembali menyelenggarakan webinar Kagama Telekonseling via Zoom Meetings dan disiarkan secara langsung pada kanal Youtube Kagama Channel. Pada sesi ke-8 kali ini mengangkat topik “Penanganan Batuk pada Covid dan Post Covid”, menghadirkan dua narasumber yakni dr. Ahmad Fikri Syadzali, Sp.P (dokter spesialis paru RSA UGM) dan dr. Andika Laksmana Kurniadi,Sp.KFR (dokter spesialis Kedokteran fisik dan rehabilitasi RSA UGM). Berkenan memberikan kata sambutan dr. Yanri WIjayanti Subronto, PhD, SpPD, KPTI, FINASIM (Wasekjen V PP Kagama & Dosen FK-KMK UGM). Jalannya acara dipandu oleh dr. Risalia Reni Arisanti, MPH (Dosen Departemen BEPH FKKMK UGM) sebagai moderator dan Doty Damayanti dari Humas Kagama sebagai MC.

dr. Ahmad Fikri Syadzali, Sp.P

Pembicara pertama, dr. Ahmad Fikri Syadzali memaparkan situasi pandemi Covid-19 secara global sedang dalam gelombang kedua dan ketiga. Batuk adalah salah satu gejala utama pada fase akut Covid-19 dan bisa berlangsung lama. Data per Jumat, 20 Agustus 2021, pasien yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia berjumlah 3.950.304 orang dan kasus aktif 327.286 orang.

“Pasien akut Covid-19 mengalami gejala kurang dari 4 minggu. Gejala dapat berlangsung 4 sampai 12 minggu secara simtomatik. Gejala post covid sulit diprediksi lama bertahannya. Namun, perlu 2 – 6 minggu untuk recovery pasca sembuh dari infeksi Covid-19.” ujar dr. Fikri.

Menurut dr. Fikri, batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang memastikan pembersihan laring, trakea dan bronkus. Batuk pada covid-19 yang sering dijumpai adala batuk kering. Penelitian di Wuhan menyebutkan rerata batuk 19 hari dan bisa terjadi lebih dari 4 minggu. Selain batuk, tubuh pasien setelah post-covid-19 terasa nyeri, lemas, bingung dan sesak di dada.

“Batuk dapat ditangani dengan obat batuk antitusif dan madu. Antitusif berperan sebagai menekan saraf batuk. Perbanyak istirahat dan tidur yang cukup serta mengonsumsi air sesuai kebutuhan tubuh agar tidak dehidrasi. Jika batuk tidak kunjung sembuh, lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan. Tingkatkan daya tahan tubuh dan melakukan pola hidup sehat.” pungkas dr. Fikri.

dr. Andika Laksmana Kurniadi,Sp.KFR

Senada dengan dr. Fikri, narasumber kedua dr. Andika Laksmana Kurniadi menyebutkan batuk berkali-kali dapat mengakibatkan kelelahan. Batuk kering yang menjadi gejala utama pasca Covid-19 sering terjadi secara terus-menerus. Gejala lain juga sering muncul seperti, demam, nyeri otot, dan sesak napas.

“Rehabilitasi respirasi pada covid-19 dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan fungsional pasien Covid-19, baik pada sistem respirasi maupun kebugaran pada umumnya dan mencegah disfungsi napas pasca Covid-19. Untuk mengantisipasi sesak napas dapat dilakukanlatihan pernapasan seperti proning.” imbuh dr. Andika.

Menurut dr. Andika, rehabilitasi Covid-19 dapat dimulai dengan panduan olahraga yakni melakukan pemanasan dan pendinginan. Hindari berolahraga di cuaca panas, minum banyak air, tunggu satu jam setelah makan sebelum berolahraga. Beberapa olahraga yang dapat dilakukan setelah pasca Covid-19 adalah jalan di tempat, senam ringan, latihan pernapasan, dan latihan dengan kursi.

“Memperbaiki pola dan gaya hidup sehat harus dilakukan. Pola makan harus memperhatikan kebutuhan gizi harian. Olahraga menjadi rutinitas sebagai bagian dari pola aktivitas. Pola tidur dapat disesuai dengan anjuran kesehatan dan mengelola manajemen stress.” demikian dr. Andika mengakhiri paparannya. [arma]

*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel:

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*