Kagama Sekar Gending Kembali Menampilkan Eksistensinya

Sabtu (07/03/2020) malam bertempat di Balai Budaya Minomartani, Yogyakarta, Kagama Sekar Gendhing (KSG) sukses menggelar pentasnya yang keempat. 15 orang pengrawit plus 3 orang sinden tampil begitu kompak & memukau, di dibawah bimbingan pelatih Wahyudi Purnomo.

Dalam pentas yang berlangsung sekitar setengah jam tersebut KSG tampil sebagai gendhing pembuka acara pagelaran wayang kancilnya dalang Ki Punto Ari Wibisono dengan lakon Earth Song.

Sebagai pembukaan dipilih gendhing berjudul “Kalongking”, berikutnya menyusul gendhing “Bang-Bang Wus Rahina” dan “Turi Putih”. Kalongking dipilih sebagai gendhing pertama karena menurut Ketua KSG Dona Sambodo mengandung banyak filsafat yang bisa kita ambil hikmahnya.

Kelelawar terbang berkelompok, ke sana ke mari mencari pohon yang sarat dengan buah-buahan untuk mencari makan. Namun hidup tidaklah mudah, kelelawar kelompok lain juga datang mendatangi pohon yang sama dan berebut sumber penghidupan. Mereka begitu sibuk berebut dan bertengkar, saling èkèr-èkèran hingga lupa akan perangkap yang sudah dipasang. Nafsu memudarkan kewaspadaan, nafsu meniadakan fitrah persaudaraan, nafsu jelas membuyarkan persatuan. Kira-kira sepertilah itulah Ki Natosabdo sang penciptanya menuturkan salah satu sifat manusia dalam gendhing Kalongking yang artinya kelelawar besar.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*