Kagama Sekar Gendhing Semakin Eksis, Tampil Memukau pada Peringatan Ultah ke-33 Balai Budaya Minomartani

Kagama Sekar Gendhing (KSG) di bawah pimpinan Dona Permana Dewi semakin menunjukkan eksistensinya. Semakin bertambah banyak pihak yang memberikan atensinya dengan mengundangnya dalam sebuah pentas. Di antaranya, pada tanggal 3 Mei 2023 yang lalu, Universitas Negeri Yogyakarta memberikan kesempatan kepada KSG untuk tampil dan unjuk kebolehan pada Parade Karawitan dalam rangka Dies Natalis ke-59 UNY.

Dengan reputasinya yang semakin berkibar, rupanya menarik perhatian Balai Budaya Minomartani (BBM) dengan mengajak KSG ikut tampil memeriahkan rangkaian hari jadi ke-33 BBM, Senin (7/8) malam. KSG tampil sebagai pembuka pentas wayang kulit lakon “Rabine Narayana” dengan dalang Ki Aji Brojomusti.

Di bawah bimbingan pelatih Drs. Wahyudi Purnama atau akrab disapa Mas Yudi, KSG tampil sangat memukau dengan didukung total 19 personil, yaitu 15 pengrawit dan 4 sinden. KSG dengan kompak mempersembahkan 4 lagu, yaitu “Lancaran Mars Kagama” (Laras Pelog Pathet 5), “Lelagon Slendang Biru” (Laras Slendro Pathet 9), “Lelagon Sujanma” (Laras Pelog Pathet 6), dan “Lelagon Cublak Suweng” (Laras Slendro Pathet Manyura).

Wakil Ketua KSG, Namastra Probosunu atau akrab disapa Romo Probo, mengatakan meski usia KSG masih terhitung muda, yaitu baru mulai dibentuk 15 Oktober 2019, namun prestasinya boleh dibilang sudah bagus. Karena anggotanya semakin terasah skillnya, sehingga untuk mementaskan sebuah pertunjukan dengan kompak, mereka tidak kesulitan dan hanya butuh persiapan sekitar 5 kali latihan.

“Meski begitu, anggota KSG tidak lantas menjadi besar kepala. Mereka tetap menginjak bumi dan selalu rutin berlatih untuk semakin meningkatkan skill,” ujar Romo Probo.

Romo Probo menambahkan, pentas KSG berikutnya yang paling dekat adalah menghadiri undangan dari Panitia Festival Kota Lama Semarang yang akan menghelat event pada tanggal 9 September 2023. Rencananya KSG akan mengirim 2 tim dan akan berkolaborasi dengan Kagama Beksan. Karena itu anggota KSG semakin rajin berlatih agar penampilannya tidak mengewakan penonton.

Romo Probo menyimpan harapan KSG semoga makin banyak anggotanya, hingga bisa semakin berkembang, berjaya, dan dapat lebih ‘profesional’ dalam memainkan gamelan atau alat musik tradisional Jawa lainnya seperti gejok lesung. Sehingga tidak memalukan performancenya, jika suatu ketika diminta untuk mengiringi tari atau pergelaran wayang.

“Profesional di sini bukan dalam arti bayaran, namun kemampuan skillnya pantas dibanggakan,” pungkas Romo Probo.