Kagama Riau Gelar Webinar Bertema Potensi Peluang Usaha Kuliner Khas Riau pada Era Adaptasi Kebiasaan Baru

Hari Sabtu (8/8/2020) jam 09.00 – 11.00 WIB Kagama Riau mengadakan webinar dengan tema “Potensi Peluang Usaha di Bidang Kuliner Khas Riau Pada Era Adaptasi Kebiasaan Baru”. Salah satu narasumbernya bernama Innayah Umnihanie, pemilik “Shanaya Food”, mempresentasikan masakan buatannya SOTINDANG (Bakso Patin Kuah Udang) yaitu sajian kuliner khas Pekanbaru berbahan baku asli lokal Riau.

Innayah Umnihanie pemilik “Shanaya Food”

Innayah menjelaskan dunia kuliner adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia maupun dunia. Karena ia mampu menjadi ‘icon’ atau ciri khas suatu daerah untuk dikenal oleh masyarakat dari daerah lain. Kita patut berbangga, karena kuliner Indonesia adalah salah satu tradisi kuliner yang paling kaya di dunia dan penuh dengan citarasa yang tinggi. Kuliner Riau sangat kaya dengan ragam masakan yang enak dan lezat. Dari sekian banyak kuliner khas Riau, namun belum ada yang benar-benar dapat  mewakili kuliner khas Pekanbaru.

Untuk menciptakan kuliner khas Pekanbaru berupa suatu  jenis makanan  setengah berat, yang dapat mengisi kekosongan disela waktu makan utama, serta digemari oleh masyarakat Indonesia, Innayah mempertimbangkan beberapa faktor :

  1. Makanan tersebut harus digemari oleh masyarakat Pekanbaru dan Indonesia pada umumnya
  2. Makanan tersebut harus memiliki citarasa yang tinggi, dapat diterima diseluruh kelompok usia dan  kelompok sosial
  3. Menggunakan bahan baku berbasis lokal Pekanbaru / Riau
  4. Memiliki keunikan, ciri khas tersendiri yang belum pernah dibuat oleh daerah manapun di Indonesia maupun dunia
  5. Makanan harus sehat dan mengandung nilai gizi yang tinggi
  6. Mudah cara pembuatannya, sehingga setiap orang dapat melakukannya
  7. Memiliki nilai ekonomi, dapat dikembangkan menjadi bisnis yang menguntungkan bagi pelaku UKM

Berdasarkan hal tersebut di atas, Innayah menciptakan kuliner khas Pekanbaru dengan nama SOTINDANG, singkatan dari Bakso Patin Kuah Udang. Sotindang yang diciptakannya itu berupa makanan setengah berat, berjenis bakso berbahan baku daging ikan patin pilihan dengan kuah bening yang terbuat dari  kaldu udang,  disajikan dengan mie sagu, ditambah dengan topping acar nanas dan kerupuk pangsit berbasis kue bawang serta taburan bawang goreng dan irisan daun seledri diatasnya.

Innayah selanjutnya menjelaskan kandungan gizi & nutrisi komponen bahan baku dalam sotindang, berikut keunggulannya. Komponennya yang terdiri dari ikan patin, mie sagu, kaldu udang dan buah nanas memiliki sangat banyak manfaat sehingga membuat sotindang menjadi kuliner yang sehat, kaya nutrisi dan zat gizi serta mampu memberi kegunaan yang baik untuk kesehatan kita.

Berikutnya Innayah menerangkan proses dan cara pembuatan sotindang dari awal hingga akhir, yaitu:

1. Proses pembuatan bakso patin

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan bakso patin adalah sebagai berikut :

  • Daging ikan patin yang telah digiling halus
  • Tepung sagu
  • Bawang putih
  • Putih telur
  • Bumbu-bumbu (garam, gula, merica)
  • Irisan wortel dan daun seledri
  • Es batu

Cara pembuatan bakso patin:

  • Campurkan daging patin yang telah digiling halus dengan bahan-bahan lainnya ke dalam mesin pengadon bakso, giling sehingga menjadi adonan yang solid
  • Didihkan air dalam panci, setelah mendidih matikan apinya
  • Cetak bakso berbentuk bulat panjang dengan menggunakan tangan, isi dengan tumisan ikan patin/telur/tahu. Untuk sotindang polos tidak perlu diisi. Agar ukuran dan besarnya sama, maka adonan dapat ditimbang terlebih dahulu
  • Masukkan ke dalam panci berisi air yang telah mendidih, hidupkan api kompor dan masak hingga bakso patin mengapung
  • Setelah bakso masak, angkat dan tiriskan

2. Proses pembuatan kuah udang

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan bubuk kaldu kuah udang adalah sebagai berikut :

  • Udang segar ukuran kecil (udang laut putih) yang sudah diblender dengan kulitnya
  • Bawang putih halus (diblender)
  • Gula, garam dan merica

Cara pembuatan bubuk kaldu kuah udang :

  • Campurkan udang halus dan bawang putih serta bumbu-bumbu lainnya ke dalam wajan
  • Masak dengan api kecil sambil terus diaduk-aduk agar tidak gosong (sekitar 3 jam)
  • Setelah kering berbentuk bubuk kasar, dinginkan sejenak, kemudian diblender hingga halus dan disaring
  • Kemas dalam kemasan plastik sesuai ukuran yang dikehendaki.

3. Proses pembuatan kerupuk pangsit

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan kerupuk pangsit  adalah seperti pembuatan adonan kue bawang, yakni sebagai berikut :

  • Tepung terigu protein sedang
  • Minyak goreng yang telah dipanaskan
  • Garam dan merica
  • Daun seledri yang diiris halus

Cara pembuatan kerupuk pangsit:

  • Campurkan tepung, garam dan merica dalam satu wadah
  • Masukkan minyak goreng yang sudah dipanaskan,  uleni hingga solid
  • Masukkan irisan daun seledri
  • Adonan dibagi beberapa bagian, dibentuk bulatan-bulatan agar mudah di giling dengan ampia
  • Giling tipis dengan ampia
  • Potong segiempat sesuai ukuran, kemudian dipotong segitiga  dan dilipat berbentuk pangsit
  • Goreng hingga kecoklatan

4. Proses pembuatan acar nanas

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat acar nanas :

  • Buah nanas segar
  • Cabe merah segar
  • Gula, garam dan cuka

Cara pembuatan acar nanas :

  • Buah nanas segar dipotong dadu kecil, bagian tengahnya dibuang
  • Cabe merah diiris bulat-bulat
  • Didihkan sedikit air dalam panci, setelah mendidih masukkan potongan buah nanas, irisan cabe merah, gula, garam dan cuka
  • Masak hingga mendidih, matikan kompor dan dinginkan

5. Proses peyajian sotindang

Komponen yang harus dipersiapkan saat menyajikan sotindang adalah sebagai berikut: mie sagu, kuah udang, bakso patin, acar nanas, kerupuk pangsit, irisan daun seledri, bawang goreng, sambal cabe rawit (sesuai selera) dan kecap dan saus sambal (sesuai selera).

Mie sagu
Tekstur mie sagu kering ini adalah kaku dan keras, serta banyak serbuk-serbuk sagu sisa pengolahan. Maka sebelum disajikan, mie sagu  terlebih dahulu diperlakukan sebagai berikut:

  • Cuci mie sagu hingga bersih (3 kali bilas)
  • Setelah bersih, masukkan ke dalam panci, siram dengan air panas , diamkan sekitar 1 menit hingga mie sagu lunak
  • Tiriskan mie sagu dan beri sedikit minyak goreng agar tidak lengket
  • Mie sagu siap dipakai

Kuah udang
Masukkan bubuk kaldu kuah udang ke dalam air mendidih sesuai dengan takaran yang telah ditentukan. Setelah kuah udang mendidih, masukkan kedalamnya bakso patin yang telah dipersiapkan. Sambil menunggu bakso mengapung, lakukan langkah penyajian sebagai berikut :

  • Siapkan mangkuk
  • Masukkan mie sagu secukupnya (seusai takaran sekali makan) ke dalam mangkuk
  • Beri taburan irisan daun seledri dan bawang goreng
  • Siram dengan kuah udang yang panas disertai bakso patinnya
  • Tambahkan acar nanas dan kerupuk pangsit diatasnya sebagai garnish
  • Siap disantap

6. Proses pengemasan sotindang beku

Untuk pengemasan sotindang beku, ada 2 kemasan yang dibutuhkan, yakni :

  • Kemasan primer, bersentuhan langsung dengan produk
  • Kemasan sekunder, pelapis kemasan primer untuk menempel  merk produk.

Kemasan primer :

  • Bakso patin yang telah dingin dimasukkan ke dalam kantong plastik, kemudian di vakum dan di-sealer. Setelah itu dibekukan dengan suhu -18 derajat Celcius selama 1 hari. Beri label tanggal produksi produk
  • Bubuk kaldu kuah udang dimasukkan kedalam plastik sesuai takaran dan di-sealer.

Kemasan sekunder :

  • Bakso patin yang telah beku dan keras dimasukkan kedalam kemasan sekunder yang telah diberi merk dan tanggal produksi/kadaluarsa produk
  • Masukkan bubuk kaldu kuah udang kemasan primer ke dalam kemasan sekunder. Tutup/sealer kemasan sekunder dan simpan produk frozen dalam freezer, siap di jual.

Berdasar apresiasi yang diberikan oleh para tokoh dan masyarakat yang telah mencoba sotindang, Innayah bisa menyimpulkan bahwa sotindang sebagai kuliner khas Pekanbaru memiliki pasar yang sangat baik dan dapat diterima oleh para pencinta kuliner, baik dari daerah Pekanbaru sendiri maupun dari luar daerah. “Semoga karya sederhana ini dapat menjadi sumbangsih bagi perbendaharaan kuliner tradisional Indonesia yang berasal dari Pekanbaru.” demikian pungkas Innayah.