Kagama Parenting Gelar Diskusi Interaktif di SMPN 8 Yogyakarta, Bahas Tantangan Remaja di Era Digital

Oleh: Humas Kagama Parenting

Yogyakarta – Dalam rangka mewujudkan program kerja pengabdian kepada masyarakat, Kagama Parenting mengunjungi SMPN 8 Yogyakarta, Selasa (14/1). Di sana, Kagama Parenting yang diwakili oleh Rahayu Wijayanti (Yanti) mengadakan diskusi interaktif bagi para siswa. Tujuannya untuk memberi pemahaman kepada remaja mengenai pentingnya pengendalian diri, menguatkan kecerdasan emosional, serta kesiapan menghadapi berbagai tantangan di era digital.

Yanti membuka diskusi dengan aktivitas menulis hal-hal yang disukai dan tidak disukai, cita-cita, serta pengalaman sehari-hari. Sesi tanya jawab kemudian menjadi ajang bagi para siswa untuk mengungkapkan pendapat, perasaan, serta tantangan yang kerap dihadapi pada masa remaja.

Berikutnya, Yanti mengajak peserta bergantian membaca “janji remaja” dan puisi-puisi motivasi. Melalui pendekatan ini, para siswa tidak hanya merasa didengar, tetapi juga didorong untuk memahami bahwa mereka adalah aset keluarga dan calon pemimpin bangsa. Mereka diingatkan untuk dapat membedakan mana yang benar dan salah, mengontrol diri dalam berinteraksi sosial, dan berani menolak pengaruh buruk, terutama dari media sosial.

Untuk membuat suasana menjadi semakin menarik, diskusi juga menampilkan video robot manusia yang dapat berbicara. Tujuannya adalah menegaskan betapa pesatnya perkembangan teknologi saat ini dan perlunya remaja untuk tidak tertinggal. Pada sesi ini, Yanti menekankan ancaman di balik kemajuan teknologi, seperti paparan konten pornografi, penjualan narkoba, serta paham radikalisme yang dapat dengan mudah menyusup melalui gawai pribadi.

Dalam diskusi terbuka, Yanti menegaskan pentingnya peran orangtua untuk mendampingi, merangkul, dan mendiskusikan segala hal dengan putra-putrinya. Menurutnya, karakter remaja cenderung semakin penasaran jika dilarang keras.

“Karena itu, pendekatan yang empatik dan penjelasan logis dinilai lebih efektif agar rasa ingin tahu mereka terarah pada hal-hal positif,” tegasnya.

Di penghujung acara, Yanti mengingatkan agar para siswa lebih bijak menggunakan gawai. Jika mulai berlebihan, mereka disarankan mengalihkan waktu pada kegiatan positif, seperti olahraga, kesenian, belajar coding, atau keterampilan lainnya. Mereka juga diajak untuk selalu dekat dan terbuka dengan orangtua, sehingga tercipta komunikasi yang hangat dan saling mendukung.

“Kegiatan ini diharapkan membantu para siswa semakin sadar akan tanggung jawabnya di tengah derasnya arus informasi. Dengan demikian, mereka dapat tumbuh menjadi generasi muda yang berani mengatakan ‘tidak’ pada pengaruh negatif, sekaligus mampu memaksimalkan potensi positif di era digital,” pungkasnya.