KAGAMA Gelar Pelatihan Kewirausahaan di Ponpes Darul Istiqomah Bojonegoro, Diikuti 1.000 Lebih Santri

KAGAMA menggelar pelatihan bertema kewirausahaan di Pondok Pesantren Darul Istiqomah yang berada di Desa Woro, Kepohbaru, Bojonegoro, Sabtu (12/4). Acara diikuti oleh 1.000 lebih santri, baik yang masih aktif mondok maupun mereka yang sudah menjadi alumni. Turut hadir Kepala Dinas Disperindag Bojonegoro, Retno Wulandari, ST, MM, Kepala Desa Woro, Ahmad Awaludin, dan Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat PP KAGAMA, Sulastama Raharja.

Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi tiga bidang PP KAGAMA, yaitu Bidang Pengabdian Masyarakat, Bidang Kerjasama & Hubungan Antar Lembaga, dan Bidang Pemberdayaan Masyarakat & UMKM. Among Kurnia Ebo, pengurus Bidang Pemberdayaan Masyarakat & UMKM yang juga merupakan motivator handal dan pemilik perusahaan Travelebo, tampil sebagai narasumber utama.

Karena audiensnya adik-adik santri, Ebo sengaja memberikan contoh wirausahawan sukses bernama Abdurrahman bin Auf, salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang terkenal. Abdurrahman dikenal sebagai pengusaha kaya dan dermawan yang menggunakan hartanya untuk membantu perjuangan Rasul dan kaum muslimin. Ia berperan sangat penting dalam menyebarkan ajaran Islam dan memperkuat komunitas muslim di masa-masa awal.

Selain itu, Ebo memberikan contoh putra daerah yang berprestasi, yaitu Ismail Fahmi kelahiran Desa Kenep yang tidak jauh lokasi ponpes berada. Ismail adalah founder dari Drone Emprit, sebuah aplikasi yang mengandalkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Natural Learning Process (NLP) untuk menganalisa dan memonitor media sosial yang berbasis big data. Aplikasi tersebut mampu menyajikan peta analisis jejaring media sosial mengenai bagaimana suatu topik menjadi perbincangan terhangat hingga menjadi viral.

Among Kurnia Ebo

“Saat ini mas Ismail sedang membangun desa wisata di desa kelahirannya yang rencananya akan dilaunching bulan Juni nanti. Adik-adik sebagai putra daerah harus punya impian sukses sebagai wirausahawan seperti mas Ismail. Atau terinspirasi menjadi hebat seperti Fadly Alberto Hengga, pemuda berdarah Bojonegoro yang merupakan pemain timnas sepakbola Indonesia U-17 yang saat ini sedang mengikuti kompetisi Kejuaraan Piala Asia di Arab Saudi,” ujar Ebo.

Ebo melanjutkan, untuk menjadi sukses bisa ditempuh lewat 5 cara, yaitu jalur ilmu, impian, keahlian, relasi pertemanan, dan ilahi atau luck factor. Menurutnya orang berilmu pasti diangkat derajatnya, dan untuk semua impian harus ditulis atau diomongkan, untuk memberikan sugesti yang kuat.

Lalu, mengasah keahlian atau skill sangat penting, dan membangun jejaring atau relasi pertemanan yang baik juga harus dilakukan. Di luar itu kita membutuhkan pertolongan ilahi atau faktor keberuntungan.

Di akhir pemaparan, Ebo menegaskan untuk menggapai impian kira harus NORAK, yang merupakan singkatan dari narasi & visi, orasi & komunikasi, actionkan atau praktikkan, dan kolaborasi. Menurutnya kita harus punya visi yang jelas, mampu berkomunikasi yang baik, serta semua harus diwujudkan bukan hanya sekedar teori.

“Yang terakhir, harus diingat dalam segala hal kita tidak bisa melakukannya sendirian. Kita harus berkolaborasi atau kerjasama dengan orang lain. Untuk itu menjalin relasi yang baik wajib kita lakukan,” pungkasnya.

Retno Wulandari, ST, MM

Mewakili Bupati Bojonegoro yang berhalangan hadir, Kepada Dinas Disperindag, Retno Wulandari dalam kata sambutannya menyatakan sangat mengapresiasi pelatihan yang diinisiasi oleh KAGAMA yang bersinergi dengan Ponpes Darul Istiqomah. Menurutnya, biasanya para santri mendapatkan ilmu tentang agama, namun dalam pelatihan kali ini memperoleh ilmu baru tentang kewirausahaan.

Retno menambahkan pesantren adalah lembaga pendidikan dan juga lembaga dakwah yang mengikuti perkembangan zaman, jadi harus mentransformasi dan memperkaya diri ke arah sosial. Pesantren bukan hanya berbasis kurikulum keagamaan saja namun sudah berkembang ke arah kurikulum umum, termasuk diajarkan bekal kewirausahaan untuk para santri, supaya ke depannya mereka bisa lebih mandiri. Menurutnya kewirausahaan sangat penting karena bisa membantu menciptakan lapangan pekerjaan, membantu pertumbuhan perekonomian, serta yang paling penting membantu kemandirian ekonomi.

Pemkab Bojonegoro selama ini selalu mendukung tumbuh kembangnya wirausaha-wirausaha baru. Saat ini di Bojonegoro ada 90 ribu lebih jumlah UMKM dan 90% masih berupa usaha mikro yang masih membutuhkan pendampingan dan ruang untuk berkembang.

Retno berpesan kepada para santri yang tertarik untuk menjadi wirausahawan harus memiliki berbagai karakter, di antaranya tekun, mandiri, mempunyai jaringan, mampu membaca peluang, inovatif dan berdaya juang tinggi, dan berani mengambil resiko.

“Resiko yang diambil harus terukur dan ada perhitungannya, untuk meminimalkan kerugian atau gagalnya usaha,” pungkasnya.

Sulastama Raharja

Sementara itu mewakili PP KAGAMA, Sulastama Raharja menyatakan rasa bangganya melihat antusiasme para santri yang luar bisa dalam mengikuti acara. Ia berharap kegiatan yang dilakukan dapat turut berkontribusi dalam upaya mencetak generasi santri yang mandiri, kreatif, dan berdaya saing tinggi, khususnya di bidang kewirausahaan.

Sulastama menyebutkan, dengan jumlah UMKM yang mencapai lebih dari 90 ribu unit usaha, Bojonegoro memiliki potensi luar biasa sebagai tulang punggung ekonomi daerah. Melalui pelatihan, para santri diharapkan dapat memanfaatkan peluang usaha yang ada dan berkontribusi dalam membangun Bojonegoro yang lebih maju dan sejahtera. Pelatihan bukan sekadar transfer ilmu dan keterampilan, tetapi juga pembentukan pola pikir yang inovatif serta semangat kemandirian.

“Dalam Islam, bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh adalah bagian dari ibadah. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya. Dengan semangat ini, saya berharap para santri akan mengambil setiap kesempatan untuk berkembang, tidak hanya sebagai penerima manfaat ekonomi tetapi juga sebagai pencipta kesejahteraan bagi banyak orang,” tuturnya.

Sulastama menambahkan, KAGAMA selalu berkomitmen untuk mendukung peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan dan pelatihan. Semoga melalui pelatihan yang diadakan, semakin banyak santri yang mampu menciptakan lapangan kerja baru, membangun usaha yang berkelanjutan, dan menjadi inspirasi bagi komunitasnya.

“Dengan penuh harapan dan optimisme, saya mengajak seluruh peserta untuk mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh. Manfaatkan ilmu yang diberikan, bangun jejaring, dan jadilah agen perubahan bagi bangsa kita,” tutupnya.

Tony Hardiyanto

Tampil sebagai penutup, pengurus Bidang Kerjasama & Hubungan Antar Lembaga PP KAGAMA yang juga merupakan alumnus Ponpes Darul Istiqomah, Tony Hardiyanto memberikan motivasi untuk para santri dengan menceritakan masa lalunya yang penuh kesulitan, hingga perjuangannya bisa masuk UGM. Begitu diterima, ia kemudian harus mencari solusi untuk pembiayaannya.

Tony sampai minta bantuan Bupati Bojonegoro kala itu. Kemudian ia juga berusaha keras mendapatkan beasiswa, dan ia mengaku beruntung hingga lulus berhasil memperoleh beasiswa sampai 16 kali. Termasuk beasiswa dari KAGAMA pada tahun 2010 yang mana saat itu baru diberikan untuk pertama kalinya.

Tony menceritakan dulu ia ditertawakan karena punya impian yang dianggap mustahil. Ia dianggap sombong karena tidak punya uang namun bercita-cita masuk UGM. Namun ia kemudian membuktikan impiannya kepada mereka yang meremehkannya, dengan keberhasilannya diterima di FISIPOL. Kini, dengan segala perjuangannya ia menjadi wirausaha yang terhitung sukses di kampung halamannya.

“Ayo adik-adik belajar yang rajin. Kutunggu kehadiran kalian di kawah Candradimuka Gadjah Mada!” ujarnya mengakhiri sambutannya.