Kagama Gelanggang bersinergi dengan Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada (DPKM UGM) mengadakan kegiatan berjudul “Pelatihan Pendampingan (Training for Mentor) Pemasaran dan Sales Skala Masyarakat untuk Mahasiswa KKN UGM di Pakembinangun” di Kantor Damkar, Bulaksumur Blok B UGM. Kegiatan total berlangsung selama 8 hari. Tanggal 3 dan 4 Juni diberikan teori oleh mentor, kemudian tanggal 5-10 Juni praktik implementasi di lapangan, dan terakhir tanggal 11 Juni peserta pelatihan mempresentasikan hasil praktiknya.
Kegiatan pelatihan melibatkan sekitar 30 mahasiswa UGM yang sedang melaksanakan kewajiban KKN di Desa Pakembinangun, Kec. Pakem, Sleman, periode Juni – Agustus 2023. Kagama Gelanggang menurunkan 7 anggotanya dari berbagai disiplin ilmu sebagai mentor.
Ida Bagus Yoga Atmaja, salah satu mentor mengatakan, pelatihan dimaksudkan untuk membekali mahasiswa KKN di Pakembinangun agar dapat bersama-sama dengan masyarakat mengembangkan pemasaran produk olahan berupa sirup kembang telang dan sirup cabai. Kedua jenis sirup tersebut merupakan hasil produksi Kelompok Wanita Tani (KWT) yang dilatih oleh mahasiswa KKN periode sebelumnya.
Awal mula produksi sirup berdasar pengamatan peserta KKN yang melihat sumber daya lokal yang begitu melimpah ruah di Pakembinangun, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Sehingga tercetuslah ide melakukan pendampingan pembuatan sirup kepada ibu-ibu yang tergabung dalam KWT.
“KKN periode sebelumnya fokus ke produksi dan saat ini fokus ke pemasaran serta penjualan. Kami tergerak membantu dengan memberikan pelatihan secara komprehensif. Jadi bukan hanya sekedar memberikan teori, namun ada praktiknya juga. Peserta pelatihan diberi tugas menawarkan produk sirup kembang telang dan sirup cabai di tempat-tempat yang ditentukan oleh peserta sendiri, agar mereka tahu betapa susahnya menjual sebuah produk,” pungkas Yoga.
Mengenai ide pelatihan pendampingan pemasaran diberikan kepada mahasiswa yang KKN di Pakembinangun, ketua tim pelatihan, Susetyo Hario Putero yang akrab disapa Bung Sus, mengajak sejenak mundur agak jauh ke belakang. Sejak tahun 2017 sudah dimulai hubungan kerja sama antara Kagama Gelanggang dengan pemerintah Desa Pakembinangun, yaitu ditandai dengan penandatanganan MoU “Penyelenggaraan Pengabdian kepada Masyarakat tentang Pengembangan Seni Budaya Desa Pakembinangun” oleh kedua belah pihak.
Kagama Gelanggang menggandeng UKM Swagayaguma (Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Jawa Gaya Yogyakarta) memberikan pengajaran menari kepada anak-anak SD dan SMP di Pakembinangun. Untuk mengakomodir kegiatan pengajaran itu dibentuklah wadah bernama “Taman Pamulangan Seni Budaya Wijayakusuma”.
“Namun sayang karena Covid kegiatan rutin pengajaran menari menjadi terhenti. Saat ini kawan-kawan Swaga sedang menata pelatihnya, sementara Kagama Gelanggang menata biayanya. Insya Allah bulan Juli kita akan mulai lagi,” ucap Bung Sus optimis.
Diawali dari kerja sama di bidang seni dan budaya, kemudian hubungan antara Kagama Gelanggang dan pemerintah Desa Pakembinangun berlanjut ke dunia pariwisata. Kedua belah pihak terlibat dalam pengembangan berkelanjutan wisata penyembuhan atau healing tourism di Pakembinangun yang dimulai sejak akhir tahun 2020. Kemudian dalam perkembangannya program kerja sama itu telah secara resmi diperkuat dengan ditandatanganinya Nota Kesepakatan tripatrit antara DPKM UGM, Kagama Gelanggang, dan pemerintah Desa Pakembinangun pada tanggal 6 Mei 2022.
“Saat ini prosesnya masih terus berjalan. Mohon doa restunya agar segera bisa terealisasi,” ujar Bung Sus.
Dosen Fakultas Teknik itu melanjutkan, hubungan kerja sama antara Kagama Gelanggang dengan pemerintah desa sangat terbantu dengan adanya peran serta mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN di Pakembinangun, termasuk dalam proses terciptanya lokasi wisata penyembuhan. Sebaliknya, Kagama Gelanggang juga tak segan-segan membantu mahasiswa demi terciptanya kesinambungan program-program KKN di Pakembinangun. Salah satunya yaitu memberikan pelatihan pemasaran dan sales yang bertujuan untuk membantu memasarkan produk olahan sirup yang diproduksi oleh KWT.
“Ke depannya, saya berharap KKN periode berikutnya masih bisa mengembangkan jenis produk baru dengan memanfaatkan sumber daya berbasis bahan lokal,” pesan Bung Sus.
Ia menambahkan, peran serta Kagama Gelanggang di Pakembinangun masih akan terus berkelanjutan. Jika apa yang dilakukan Kagama Gelanggang di Pakembinangun dengan melibatkan berbagai pihak bisa berjalan sukses, tidak mustahil akan diduplikasi di lokasi lain suatu saat nanti.
“Kagama Gelanggang akan terus berbakti kepada negeri. Mengejawentahkan tagline Kagama guyub rukun migunani, kita berkegiatan bukan hanya agar sekedar kelihatan gayeng dan rukun, namun juga harus membawa manfaat untuk masyarakat luas,” pungkas Bung Sus.