Ganjar Pranowo Mendukung Program Sinergi Desa Inklusif Kalimantan Raya

Oleh: Yuniar Surindrasworo

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemdes PDTT) bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) mencanangkan Desa Inklusif sejak akhir tahun 2020. Pencanangan dilakukan  oleh Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar, Rektor UGM Panut Mulyono serta Ketua Umum PP KAGAMA Ganjar Pranowo.

Mendes PDTT menyatakan, keberadaan desa inklusif adalah bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah terhadap penyandang disabilitas. Desa inklusif juga sesuai dengan mandat Undang-Undang (UU) Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa yang menekankan perlindungan kelompok rentan dan marjinal seperti perempuan, anak, lansia, masyarakat adat, difabel dan lain-lain.

Sepanjang tahun 2021 yang lalu, Pengurus Daerah KAGAMA di 34 propinsi telah mengimplementasikan program desa inklusi sesuai dengan problematika, karakteristik dan potensi pedesaan di wilayahnya masing-masing. Proyek percontohannya adalah Desa Karya Jaya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur. Melalui pendekatan KAGAMA di Desa Karya Jaya telah berhasil  menyelesaikan satu masalah besar tentang pertanahan dan itu sudah selesai dan masuk ke pemerintah pusat dan akan dikembalikan lagi ke masyarakat. Kemudian program berkembang dengan diverifikasi pertanian, perkebunan dan peningkatan kompetensi masyarakat melalui konsep desa pintar. Dukungan dari jejaring KAGAMA Kalimantan Timur terbukti mampu memberikan kontribusi dan bersinergi dengan masyarakat dan pemerintah desa.

Tahun 2022 ini KAGAMA mengembangkan gagasan Desa Inklusi menjadi lebih komprehensif dan terbuka. Wilayah Kalimantan ke depan mempunyai nilai strategis dalam percaturan sosial dan politik negara. Wilayah Ibu Kota Negara telah disahkan pelaksanaan pemindahannya oleh Undang-undang, dan Presiden membeikan sinyal kuat untuk segera merealisasikan dalam waktu yang singkat namun terukur. Meski terbagi dalam 5 (lima) wilayah administrasi propinsi (Kalbar, Kasel, Kalteng, Kaltim dan Kaltara), namun semua wilayah memiliki kemiripan dalam problematika dan kharakteristiknya. Selain aspek geografis dan ekonomis, aspek social budaya masyarakat se-Kalimantan juga tidak jauh berbeda. Pengda KAGAMA se-Kalimantan mempunyai peluang besar untuk saling bersinergi mensukseskan program desa inklusif KAGAMA.

Pada Minggu (13/3/2020) bersamaan dengan acara silaturahmi yang digelar oleh Pengcab KAGAMA Balikpapan di Mangrove Center, Ketua Tim Desa Inklusi KAGAMA, Didiek Anggrat menegaskan kembali komitmennya, “Hari ini kita memperluas wilayahnya bukan hanya di Kalimantan Timur saja, tapi di Kalimantan secara keseluruhan. Maka kita akan buat program Desa Inklusif Kalimantan Raya dengan harapan menyelesaikan semua masalah yang ada di Kalimantan, dan apa yang kurang di desa itu akan diselesaikan bersama.”

Ketua Umum KAGAMA, Ganjar Pranowo yang menyempatkan hadir di sela agenda kenegaraan bersama Presiden Joko Widodo di Kalimantan Timur, menyatakan dukungannya terhadap program sinergi Desa Inklusif Kalimantan Raya.

“Contoh Program Desa Inklusif yang sudah ada di Kalimantan Timur bisa dijadikan metodologi yang menjadi database untuk diterapkan bersama. Kalau hanya disimpan di dalam perpustakaan di dalam tumpukan data, orang tidak akan mengerti file itu, tapi kalau ini bisa dikeluarkan dan diceritakan kita gempur. Sekali desa inklusif itu digebrak itu efeknya akan ke mana-mana, perempuannya jadi berdaya, usaha kecil naik kelas, model packaging bagus dan produk oke. Dengan itu pula akan makin banyak orang yang dapat melihat dan meniru untuk menerapkan program Desa Inklusif di daerahnya masing-masing,” demikian pesan Ganjar.

“Kagama Kerja Nyata (KKN) ini luar biasa, tidak hanya berwacana namun terbukti ada karya nyata. Terima kasih, teruskan dan gelindingkan. Saya senang kalau ada audio visualnya. Itu ada, boleh dikirim ke PP KAGAMA, boleh ke saya, nanti saya sampaikan ke publik. Itu komunikasi era sekarang, sehingga publik akan lebih banyak tahu dan orang akan ramai ramai berdatangan belajar dan melihat kalau kita bisa melakukannya,” tandas Ganjar.

Desa Inklusif Kalimantan Raya diharapkan menjadi sinergi dari seluruh elemen KAGAMA Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang di Kalimantan untuk membangun komunikasi publik pmerintah maupun swasta untuk menyelesaikan problematika masyarakat khususnya di desa.