KAGAMA Balikpapan Menggelar Silaturahmi Anggota & Edukasi Carbon Tax di Hutan Mangrove Balikpapan Dihadiri Ganjar Pranowo

Oleh: Rizal Chaniago

Hutan Mangrove Center Kariangau terletak di Graha Indah, Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Propinsi Kalimantan Timur. Selain Mangrove Center Kariangau terdapat juga Hutan Mangrove Margomulyo. Kawasan hutan Mangrove Center Kariangan seluasnya 150 hektar, meliputi bagian utara Teluk Balikpapan yang memanjang dari barat ke timur. Semakin ke utara, kawasan rawa menghilang dan ada tanah keras. Ada 40 jenis mangrove tumbuh di Mangrove Center. Bakau atau Rhyzopora mucronata menjadi tumbuhan dominan. Terdapat juga bekantan (Nasalis larvatus, atau proboscis monkey, kera berhidung mancung dan berbulu oranye) yang jumlahnya ada sekitar 400 ekor.

Selama menyusuri sungai dengan klotok kita bisa melihat bekantan yang lagi cari makan. Jumlahnya cukup banyak, terutama saat menjelang sore banyak tampak keluarga bekantan yang keluar mencari makan di pucuk pohon Mangrove yang menjulang. Berasa lagi di pedalaman kalimantan kalau menyusur sungai gini, kanan kiri rimbun hutan mangrove. Kalau mesin klotoknya dimatikan cuma kedengaran suara alam, burung berkicau dan suara bekantan, terasa bangetlah suasana di hutannya.

Pajak karbon atau pajak emisi karbon (carbon tax) adalah pajak yang dikenakan terhadap pemakaian bahan bakar berdasarkan kadar karbonnya. Bahan bakar hidrokarbon (termasuk minyak bumi, gas alam, dan batubara) mengandung unsur karbon yang akan menjadi karbondioksida (CO2) dan senyawa lainnya ketika dibakar. Sedangkan, mengacu pada IBFD International Tax Glossary (2015), carbon tax adalah pajak yang dikenakan pada bahan bakar fosil. Pemerintah secara bertahap akan memulai menerapkan pungutan pajak karbon. Namun beberapa wilayah sudah bergerak lebih maju untuk mengurangi emisi dan memperluas wilayah serapan karbon. Salah satunya adalah konservasi mangrove di Graha Indah, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Pengurus Cabang KAGAMA Balikpapan berinisiatif memperkenalkan lebih luas usaha konservasi kepada masyarakat, khususnya para alumni UGM berserta keluarganya dengan menggelar silaturahmi rutin langsung di lahan konservasi mangrove di Graha Indah, Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (13/03/2022). Ketua Mangrove Center, Agus Bei saat menyambut rombongan, menjelaskan bahwa kegiatan koservasi ini telah dimulai 20 tahun lalu sebagai bentuk kepedulian lingkungan mengatasi abrasi air laut ke pemukiman Graha Indah. Kerja keras bersama masyarakat mendapat perhatian dan apresiasi dari pemerintah berupa Penghargaan Kalpataru tahun 2017 dari Presiden Joko Widodo.

Ketua Harian Pengcab KAGAMA Balikpapan, Yuniar Surindrasworo berharap pemilihan lokasi dan tema silaturahmi bulanan ini dapat memberikan wawasan tambahan kepada anggota KAGAMA Balikpapan tentang potensi dan arti penting usaha konservasi dan pelestarian lingkungan dalam menjawab tantangan penerapan pajak karbon oleh pemerintah. Wilayah konservasi mangrove seluas 150 hektar ini menjadi salah satu harapan penyerapan emisi karbon di wilayah Balikpapan.

“Kami surprise karena acara ini mendapat perhatian dari Ketua Umum PP KAGAMA, Ganjar Pranowo yang bersedia langsung menuju ke sini setelah mendarat di Balikpapan, di antara padatnya agenda kenegaraan bersama Presiden Republik Indonesia yang melakukan prosesi penyatuan tanah dan air dari seluruh nusantara  di Kawasan Ibukota Negara Kalimantan Timur,” ujar Yuniar.

Selain memberikan arahan langsung mengenai Program Desa Inkusi KAGAMA dan beramah tamah berbagi pengalaman kepada anggota KAGAMA yang hadir dari Balikpapan, Samarinda dan Penajam Paser Utara. Ganjar Pranowo juga memilih turun langsung menyusuri hutan mangrove melalui sungai menggunakan perahu.

“Pengelolaan hutan mangrove ini dapat menjadi contoh bagi wilayah lain. Di saat yang lain masih berwacana dan berencana, kawan-kawan di sini sudah bergerak nyata lebih dahulu untuk berkontribusi mengurangi emisi karbon. Menurut keterangan tadi diperkirakan sejumlah 40 ton per hari. Data-data tersebut harus dikonfirmasi, dicatat dan dipublikasikan,” demikian ungkap Ganjar.

Kunjungan  Gubernur Jawa Tengah ini ditutup dengan penanaman bibit mangrove berumur 1,5 tahun di area penanaman baru. Penanaman bibit mangrove ini memberikan kesan tersendiri untuk Ganjar, karena dari atas pepohonan bakau ditemani lincah gerak dan suara dari bekantan yang merupakan satwa langka endemik di Kawasan ini.