Bertanam Buah Hasil Melimpah Bersama Kabuhor #2: Pemeliharaan Tanaman Anggur

Hari Sabtu (28/11/2020) jam 10.00 – 12.00 WIB PP Kagama bersama Kagama Buah & Hortikultura (KABUHOR) kembali menggelar webinar lewat aplikasi Zoom meeting untuk yang kedua kalinya. Adapun tema kali ini membahas pemeliharaan tanaman anggur. Webinar dimoderatori oleh Wahyu Tri Widayanti dan bertindak sebagai MC adalah Ainun Krisnawati. Webinar menghadirkan 3 narasumber yaitu Prof. Dr. Ir. Triwidodo Arwiyanto, M.Sc. (Guru Besar Fakultas Pertanian UGM), Sigit Rahadi (Biologi ’83) dan Nur Prayudianto (Pertanian ’89). Turut berkenan hadir Anton Mart Irianto (Ketua Bidang I PP Kagama) menyampaikan pidato pembukaan.

Webinar kali ini berbeda format dengan webinar sebelumnya, yaitu dibikin konsep talk show di mana semua narasumber berkumpul di satu tempat bersama-sama dengan moderator. Jadi webinar berlangsung secara cair dan interaktif.

Nur Prayudianto yang diberi kesempatan pertama memberikan pemaparan menjelaskan istilah-istilah dalam dunia anggur yang belum banyak diketahui oleh orang awam, misalnya rootstock untuk menyebut batang bawah, entrees adalah batang atas, grafting berarti menyambung batang bawah dan atas, prunning artinya pemangkasan total, dll.

Nur Prayudianto, praktisi anggur

Nur menjelaskan perawatan dan pemeliharaan anggur sejak kecil hingga menjulang ke para-para, baik anggur yang ditanam di pot (Tabulampot) maupun yang di lahan tanah. Menurutnya Tabulampot sangat cocok untuk masyarakat perkotaan yang secara umum tidak mempunyai lahan luas untuk bercocok tanam.

Nur juga memperingatkan untuk berhati-hati dalam penggunaan pupuk dan harus memperhatikan media tanamnya karena menjadi kunci bibit anggur bisa tumbuh dengan baik. Menanam anggur di pot sebenarnya sama dengan di lahan terbuka, namun memang harus ada perlakuan khusus. Untuk media tanam pot gunakan tanah gembur dan sekam bakar. Jangan pergunakan sekam mentah, karena ada resiko jamur yang bisa membuat akar jadi busuk. Lalu gunakan pupuk kandang, kalau bisa dari kotoran kambing yang halus. Yang harus diperhatikan pupuk kandang harus sudah difermentasi sempurna. Jika tidak, bisa mengakibatkan akar tanaman menjadi panas dan bibit menjadi mati.

Sigit Rahadi, praktisi anggur

Selanjutnya Sigit Rahadi menyatakan anggur bisa tumbuh di mana saja, dari pinggiran pantai sampai ketinggian 1.200 meter DPL. Yang penting ada kecukupan sinar matahari. Daya tarik anggur adalah masa panen yang tidak terlalu lama, antara 8 – 12 bulan kita sudah bisa menikmati hasilnya. Lalu selain buah ternyata bagian pohon lainnya bisa menghasilkan uang seperti bibit, batang bawah, batang atas, bahkan daunnyapun bisa dijual untuk diolah menjadi buntil.

Menanam anggur termasuk mudah. Anggur tidak hanya ditanam di lahan luas saja namun bisa di media tanam yang kecil. Bagi yang tidak punya lahan luas bisa bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani misalnya.

Sigit menerangkan setelah bibit ditanam pemangkasan awal penting untuk pembentukan cabang produktif, lalu pemilihan model cabang harus disesuaikan dengan lahan, dan pemangkasan akar penting jika medianya tabulampot. Pembentukan cabang kita tidak bisa mengaturnya, namun jika batang sekunder atau tersier misalnya ada 2 kalau bisa besar dan panjangnya seimbang, sehingga juga terjadi keseimbangan nutrisi.

Sigit menambahkan untuk perambatan pohon anggur di Indonesi ternyata lebih cocok menggunakan para-para daripada teralis, karena terbukti bisa lebih menyerap sinar matahari. Teralis banyak dipakai di luar negeri yang lahannya luas, dan sudah full mekanisasi pertaniannya.

Sistem menanam dalam green house (GH) sangat penting terutama untuk pengendalian hama dan penyakit khususnya jamur. Dengan GH Kita bisa menghemat pemakaian pestisida dan fungisida, bukan saja dari segi biaya namun juga melindungi lingkungan dari pencemaran serta meminimalisir orang dari kontaminasi pestisida dan fungisida. Jika anggaran tidak besar, GH tidak perlu dibikin mewah dengan biaya besar, namun cukup sederhana saja berbahan dasar bambu.

Prof. Triwidodo Arwiyanto

Mendapat giliran terakhir, Prof. Triwidodo menjelaskan tentang hama dan penyakit pada tanaman anggur dan cara pengelolaannya. Ada beberapa hama / binatang yang menyerang tanaman anggur, di antaranya ulat daun, kutu putih, thrips, jassid, dll. Untuk penyakit / organisme di seluruh dunia ada 9 jenis jamur yang menyerang, namun di Indonesia hanya dilaporkan ada 5 yaitu antraknose, embun tepung (powdery mildew), embun berbulu (downy mildew), karat daun, dan busuk kapang kelabu. Bakteri yang sangat merusak ada 3 namun di Indonesia belum pernah dilaporkan yaitu pierce’s disease, tumor mahkota, dan nekrosis. Jenis Nematoda ada 11 dan virus sebanyak 31 jenis.

Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) tidak boleh parsial tapi harus terpadu. Yang pertama harus dilakukan adalah budidaya tanaman sehat karena tanaman yang sehat dengan sendirinya sudah bisa menangkal penyakit. Lalu berikutnya pengendalian fisik dan mekanis, serta pengendalian hayati. Apabila langkah-langkah tersebut sudah dilakukan namun tetap saja ada hama dan penyakit, maka langkah terakhir yang dilakukan adalah proses kimiawi dengan menggunakan pestisida atau fungisida. Dan itu harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak terjadi efek pencemaran dan kontaminasi.

Ada standar tertentu dan batas waktu penyemprotan zat kimiawi pada buah dan sayuran segar. Dua minggu sebelum panen penyemprotan harus dihentikan, untuk meminimalisir residu yang terjadi. Untuk anggur memang mau tidak mau dengan adanya serangan hama dan penyakit harus disemprot zat kimiawi agar bisa panen. Perhatikan betul pemakaian zat kimiawi yang tepat sasaran apakah pakai fungisida atau pestisida, agar benar-benar sangat minimal resikonya.

Nur menimpali pernyataan Prof. Triwidodo tentang hama dan penyakit dengan menekankan karena Indonesia kelembabannya tinggi maka pada musim penghujan resiko paling besar penyakit yang menyerang anggur adalah jamur. Agar tanaman anggur tidak terlalu lembab maka dedaunan yang terlalu rimbun harus rajin kita pangkas. Pokoknya jangan sampai terlambat, jika ada satu daun yang terkena jamur harus kita petik dan dibakar. Untuk pencegahan dari hama dan penyakit ia selalu tidak lupa membungkus buah anggur dengan plastik atau istilahnya dibrongsong.

*) Materi webinar bisa dilihat di

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*