Alumni Faperta 80 Rayakan 43 Tahun Kebersamaan di Solo sebagai Ajang Silaturahmi & Berbagi

Oleh: Nur Hidayat

Alumni Faperta UGM angkatan ’80 kembali menggelar reuni di Solo, 11-13 Agustus 2023. Reuni merayakan 43 tahun kebersamaan yang diberi judul “Melintas Masa Meraih Asa” itu dihadiri oleh lebih dari 100 orang, sebuah rekor karena reuni-reuni sebelumnya pesertanya selalu di bawah 100.

Acara dimulai Jumat (11/8) pagi dengan memberikan bantuan berupa bahan bangunan ke Panti Asuhan “Al Kahfi” Solo. Malamnya acara kumpul-kumpul mengenang masa lalu dilanjutkan di Hotel Novotel, dengan diisi berbagai macam hiburan.

Dalam kata sambutannya, ketua angkatan atau Lurah Faperta ’80, Witjaksono mengatakan, sangat senang kawan-kawan yang rata-rata usianya sudah di atas 60 tahun, masih diberikan kesehatan sehingga masih bisa ikut reuni. Menurutnya, semuanya saling memendam kerinduan, dan ingin bersenda gurau seperti zaman kuliah dulu, sehingga tahun ini pesertanya sampai memecahkan rekor.

Witjaksono menambahkan, kumpul-kumpul Faperta ’80 bukan hanya sebagai ajang hura-hura bergembira saja. Namun di balik itu juga dipergunakan sebagai media berbagi kepada sesama. Selama ini mereka sudah banyak melakukan bakti sosial, seperti memberikan bantuan berupa beasiswa pada warga tak mampu baik anggota grup ataupun masyarakat umum. Juga berdonasi ke panti asuhan, panti wreda, serta membagi bingkisan menjelang lebaran bagi warga tak mampu di berbagai kota.

Pada hari kedua, seluruh peserta diajak mengenal kota Solo sebagai kota budaya. Diawali dengan mengunjungi Mangkunegaran, dengan tujuan mendapatkan nilai-nilai sejarah yang mungkin terlupakan. Dilanjutkan dengan wisata masa kini yaitu ke “The Heritage Palace” Pabelan, sebuah tempat wisata yang memanfaatkan bekas pabrik gula Colomadu yang instagramable.

Setelah makan siang, peserta dimanjakan dengan naik kereta api kluthuk, melihat bagaimana perpindahan lokomotif dari satu ujung ke ujung lainnya. Dalam perjalanan sempat mampir untuk foto bersama di rumah dinas Walikota Solo (Loji Gandrung) Jl. Slamet Riyadi, dan berakhir di stasiun Purwosari.

Setelah makan malam, adalah acara puncak dengan melihat wayang orang di Sri Wedari, dengan lakon “Pergiwo Pergiwati.  Hiburan yang telah sekian lama tidak dinikmati, ternyata begitu indah. Wayang orang dengan beberapa inovasi tanpa meninggalkan pola tradisionalnya. Sungguh sajian budaya yang sayang jika dilewatkan ketika bermalam di Solo.

Pada hari terakhir, Minggu (13/8), seluruh peserta melakukan senam di lokasi Car Free Day Jln. Slamet Riyadi untuk melepaskan penat dan pegal-pegal. Acara diakhir dengan pertemuan di hotel sambil menunggu waktu pulang. Pertemuan yang membawa kebahagian namun juga menyimpan kesedihan karena harus berpisah kembali. Semuanya berjanji akan kembali menghadiri reuni berikutnya yang akan diadakan di Lampung tahun depan.