Dalam rangka memperingati Hari Kartini, pada hari Sabtu (17/4/2021) PP Kagama menyelenggarakan webinar bertema Kagama Berbagi melalui aplikasi Zoom Meetings dengan judul “Membangun Sistem Pendukung Bagi Perempuan Berdaya Untuk Indonesia Maju”. Salah satu narasumber yang tampil adalah Guru Besar FK-KMK, Prof. Adi Utarini, M.Sc, MPH, Ph.D. yang akrab disapa Prof. Uut. Ia mengungkapkan keberuntungan yang ia raih sebagai seorang perempuan yang dapat diberi kesempatan dalam melakukan hal-hal yang ia inginkan, yaitu meniti karir di bidang akademik, memiliki keluarga yang selalu mendukung, dan peluang mengembangkan hobi yang didapatkan.
“Setiap kali memasuki bulan April, tepatnya di tanggal 21 April, Indonesia merayakan hari Kartini sebagai penghormatan atas sumbangsih kaum perempuan dalam pembangunan Indonesia. Terutama yang saya lihat pada ketimpangan gender.” ucap Prof. Uut.
Menurut Prof. Uut, berdasarkan laporan The Global Gender Gap Index 2020, Indonesia menempati peringkat ke 85 dari 153 negara di dunia dengan skor 0,70. Angka tersebut dilihat dari empat aspek yakni, economic participation and opportunity, educational attainment, healt and survival, serta political empowerment. Namun jika ditarik dalam lingkungan UGM, jumlah guru besar perempuan masih terbilang sedikit. Padahal secara jumlah pengajar dan staff lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki.
“Sistem pendukung menjadi bagian penting dalam mempersiapkan perempuan berkarir di bidang akademik. Sistem pendukung pertama berasal dari pasangan. Sebagai contoh, saya sendiri memulai karir dari umur 25 tahun selalu disupport oleh suami saya, (alm) Prof. Iwan, sampai beliau meninggal setahun yang lalu.” ungkap Prof. Uuti menceritakan pengalamannya
Prof. Uut menjelaskan membangun sistem pendukung dimulai dari didikan orang tua yaitu menanamkan nilai-nilai moral dan etika dalam keluarga serta ikut dalam bidang pendidikan. Ketika berkeluarga, ada upaya berdiskusi dan negosiasi dengan pasangan dalam menentukan prioritas-prioritas serta dukungan dari asisten keluarga juga tidak luput perannya. Dalam lingkungan kerja, kebijakan yang memberikan kebebasan untuk perempuan penting disertai dukungan keluarga, leadership dan mentorship. Terakhir dukungan masyarakat terhadap pekerjaan perempuan yang dibarengi fasilitas dan dukungan secara psikologis.
“Sangat penting kerjasama tim dan equal participation terutama dalam e-learning yang kita rasakan semua pada masa pandemi Covid-19, untuk mengakses informasi dan memanfaatkannya dalam pengembangan karir.” tutur Prof. Uut mengakhiri paparannya. [arma]
*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel: