Masih dalam rangka merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-77, KaRMaPIT (Kagama Ramai-ramai Mancal Pit) menggelar kegiatan gowes yang diberi judul ‘KaRMaPIT Mardika’, Minggu (28/8/2022). Ketua panitia kegiatan, Budi Hening Santoso, menyatakan rasa syukurnya acara bisa berlangsung lancar tak kurang suatu apapun, meski di tengah cuaca yang kurang bagus saat start, yaitu pagi-pagi Yogyakarta turun gerimis. Sehingga pelepasan peserta gowes menjadi agak mundur, menunggu gerimis mereda.
Tema kegiatan kali ini mengangkat soal sampah plastik yang makin memprihatinkan penanganannya. Sepanjang perjalanan, para goweser diminta untuk membuang sampah plastik di tempat seharusnya dan tidak sembarang membuang sampah plastik yang sering dilakukan para goweser. Anti plastik memang masih belum bisa dilakukan sepenuhnya, tetapi dengan pemakaian plastik yang lebih terkendali semoga akan makin membuat kita lebih bijak dalam hal sampah plastik.
Gelaran ‘KaRMaPIT Mardika’ memulai start di bunderan UGM, menempuh rute selokan Mataram – ringroad barat – Jln. Godean – Museum Soeharto, dan berakhir finish di resto “Limasan mBumi”, Jln. Wates km 9, Gamping, Sleman. Ketika tiba di Museum Soeharto, semua peserta gowes menghentikan kayuhannya.
Sengaja Museum Soeharto dijadikan pitstop, bukan hanya untuk sekedar istirahat serta menikmati minuman dan snack, namun peserta juga diajak mempelajari sejarah. Kebetulan pengelola museum adalah warga Kagama juga. Di museum, untuk lebih meningkatkan nasionalisme dan kecintaan kepada almamater, seluruh peserta gowes bersama-sama menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dan “Hymne Gadjah Mada”.
Dari museum perjalanan dilanjutkan ke titik akhir tujuan, yaitu resto “Limasan mBumi”. Karena jaraknya relatif sudah dekat, oleh panitia sengaja rutenya dibikin sedikit memutar agar sampai finish sesuai dengan waktu yang sudah direncanakan.
Sesampainya di “Limasan mBumi” peserta langsung menyantap makan siang yang sudah disediakan. Sesuai makan peserta diajak berdiskusi soal sampah plastik dan bagaimana kita menyikapi sampah plastik secara bijak.
Acara menjadi menarik ketika Kagama Beksan di bawah komando Feriawan Agung Nugroho dan dr. Satrio berkolaborasi dengan peserta gowes mempersembahkan flashmob “Beksan Wanara”. Seluruhnya larut dalam keceriaan dan kegembiraan, ikut menari bersama-sama.
Acara semakin meriah saat diadakan lomba cepat-cepatan mengalungkan sarung tanpa boleh memakai tangan. Satu grup terdiri dari 10 orang yang kesemuanya harus berpegangan tangan. Apabila ketahuan melepaskan pegangan tangan langsung didiskualifikasi. Grup mana yang paling cepat mengalungkan sarung sampai ke anggotanya yang paling akhir adalah pemenangnya.
Hadiah bagi pemenang dan doorprize buat seluruh peserta dipersembahkan oleh beberapa pihak sponsor, yaitu El Royale Hotel, BPR UGM, Soto Mie Asli Bogor Pak Kadir, Wanarasa, dll. Doorprize utamanya adalah menginap gratis di El Royale Hotel.
Karena saking asyiknya acara berjalan, sampai-sampai peserta lupa waktu. Namun waktu jualah yang harus memisahkan mereka, untuk kembali ke rumah masing-masing.
Agenda berikutnya KaRMaPIT ingin membuat sebuah kegiatan yang sangat bermanfaat berupa semacam coaching clinic dengan tema “First Aid for Goweser”, yaitu pertolongan pertama kepada pesepeda yang mendapatkan kecelakaan atau sakit mendadak saat mengayuh sepeda di jalan. Ide tersebut muncul diilhami oleh meninggalnya salah satu anggota KaRMaPIT bernama Trisuharto alias Kang Tri Lakone yang meninggal akibat serangan jantung ketika sedang mengikuti kegiatan KaRMaPIT beberapa saat yang lalu.
“Semoga acara coaching clinic bisa terlaksana dengan baik dalam waktu dekat ini dan bermanfaat buat kita semua,” ucap Eko Eshape, pembina KaRMaPIT .