Oleh: Drajat Wibawa
Berkebun di rumah, mengajak tetangga bertanam di masa pandemi covid-19 merupakan kegiatan yang banyak berkembang di masyarakat saat ini. Sekelompok pemuda di Banjar Tegehsari, Kelurahan Tonja, Denpasar Utara telah merencanakan kegiatan itu semenjak awal pandemi terjadi, kira-kira pertengahan bulan Maret 2020. Mereka bersepakat untuk membentuk kelompok yang disebut Minatani untuk memulai mengelola kebun sayuran dan tanaman pangan serta memelihara ikan lele sebagai alternatif sumber protein di musim paceklik ini.
Kelompok Minatani Banjar Tegehsari yang diketuai oleh aktifis Kagama Bali jebolan Fakultas Geodesi angkatan ’91, Gde Mantrayasa, mulai bergerak dengan menjalin kerjasama dengan Kagama Care yang sepakat untuk menetapkan Bali, khususnya kelompok yang dikelola oleh Bli Gde Mantra sebagai salah satu proyek percontohan budidaya tanaman pangan di lingkungan perkotaan (urban farming). Selain di Bali ada sembilan kota lain di Indonesia yang sinergi dengan Kagama Care dalam menggagas urban farming.
Jalan yang mereka lalui bukan tanpa kendala dan permasalahan, mulai dari minimnya pengetahuan bercocok tanam, tidak tahu cara beternak lele di lingkungan mereka, kendala lahan, benih, proses pembibitan dan sebagainya. Namun sejalan dengan waktu, koordinasi dan proses pembelajaran bersama Kagama Care telah meningkatkan semangat mereka untuk tetap menjalankan program Minatani mereka. Bimbingan teknis dari berbagai pihak, termasuk dari beberapa kolega Kagama di Bali yang sangat aktif mengembangkan program yang sama di daerah Jimbaran, seperti mbak Trizna Yusino pun turut mendukung keberhasilan pengembangan program Minatani di Banjar Tegehsari ini.
Dengan mantapnya, bli Gde Mantra Bersama kelompoknya mengusung nama yang kemudian digaungkan melalui jalur media sosial, yakni KEBUN BERDAYA. Beberapa proyek yang dikembangkan saat ini di “Kebun Berdaya”, diantaranya pemeliharaan ikan lele di dua kolam besar berukuran 2 meter dengan ikan lele berjumlah 1000 ekor yang telah tumbuh besar dan sebentar lagi siap panen. Proyek pembibitan dengan benih sumbangan dari Kagama Care yang telah menghasilkan bibit tanaman pangan dan sudah dibagikan kepada masyarakat sekitar. Selain itu, jiwa seni masyarakat Bali juga disalurkan dalam berkebun.
Saat ini “Kebun Berdaya” telah memiliki Kebun Taman Dunia (Globe Garden) yang dikelola bersama, melibatkan anak-anak, remaja dan warga sekitarnya. Selain menjadi tempat budidaya tanaman pangan, globe garden ini diharapkan bisa menjadi tempat rekreasi sederhana warga sekitar. Beberapa lahan kosong saat ini juga telah dikembangkan dengan melibatkan para pemuda karang taruna, yang di Bali dikenal dengan Sekar Teruna Teruni (STT) Banjar Tegehsari.
Satu hal menggembirakan yang disampaikan bli Gde Mantrayasa adalah meningkatnya partisipasi warga bercocok tanam di rumah dengan memanfaatkan lahan sempit yang ada di teras rumah mereka. Bahkan kreatifitas kelompok ini juga ditunjukkan melalui kreasi planter’s bag dari kain sisa spanduk / banner dan hasilnya dibagikan kepada warga yang membutuhkan wadah untuk menanam di rumah mereka.
Setelah hasilnya mulai tampak dan indah dilihat, beberapa kelompok masyarakat lain di Banjar Tegehsari, khususnya di beberapa perumahan mulai tertarik untuk bercocok tanam, termasuk di perumahan Taman Wira Gatsu dan perumahan lainnya.