Oleh: Arif Budi Hariyanto
Pandemi Covid-19 telah merubah tatanan kehidupan masyarakat dunia, tidak terkecuali masyarakat Indonesia. Dampak dari pendemi ini dirasakan di semua lapisan masyarakat di semua wilayah, baik yang ada di pedesaan maupun perkotaan.
Pembatasan gerak distribusi pangan dari satu wilayah ke wilayah lain untuk memutus penyebaran Covid-19, berpengaruh pada ketersediaan pangan bagi wilayah lain. Masyarakat perkotaan yang selama ini mengandalkan sumber pangan hasil bumi dan protein hewani dari desa akan sangat terpengaruh oleh keadaan ini. Oleh karenanya perlu dipikirkan solusi penyediaan pangan yang sehat, dalam jumlah cukup dan mudah dijangkau sehingga masyarakat kota maupun desa memiliki lumbung pangan atau ketahanan pangan dalam menghadapi masa krisis Covid-19.
Salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk mengatasi ketersediaan pangan masyarakat perkotaan adalah dengan pertanian perkotaan atau urban farming. Urban farming adalah metoda bertani yang dirancang untuk mengatasi keterbatasan lahan dengan cara : bercocok tanam dilakukan pada polybag, pot atau memanfaatkan barang bekas sebagai wadah media tanam; pertanian bertingkat dengan media tanam pada wadah wall planter bag, paralon atau metoda lain seperti hidroponik dan aquaponik. Dan atau menggunakan lahan pekarangan atau lahan kosong tidak berpenghuni yang belum dimanfaatkan dengan maksimal.
Setelah sebelumnya melakukan kegiatan penyemaian untuk menghasilkan bibit tanaman sayur, Kagama Balikpapan melakukan langkah berikutnya yaitu melakukan survey ke beberapa lokasi yang akan dijadikan proyek percontohan program Ketahanan Pangan di Balikpapan.
Selasa 9 Juni 2020, Kagama Balikpapan dan Kagama Care yang dimotori oleh Lalu Fauzhul Idhi (Didiek), Hardiani (Nunik) dan Hamid Gunawan (Hamid) dan didampingi Camat Balikpapan Tengah Edy Gunawan dan Lurah Sumber Rejo Umar Adi, melakukan survey untuk dijadikan proyek percontohan Urban Farming, dan salah satu kecamatan yang disurvey adalah Kecamatan Balikpapan Tengah. Lokasi pertama ada di Kelurahan Sumber Rejo yang ternyata memiliki lahan kebun kangkung di tengah kota.
Didiek menjelaskan, Kagama Balikpapan akan memberikan tutorial dan pelatihan cara menyemai, karena memang dari penjelasan pihak kelurahan, selama ini warga hanya diberi bibit saja dan tanpa mengerti proses penyemaian, padahal dengan penyemaian dapat mengurangi kemungkinan kegagalan atau ketidak tumbuhan bibit. Selain itu, di kelurahan Sumber Rejo juga akan diberikan berbagai macam bibit sayuran, supaya ada variasi jenis sayuran yang sudah ditanam sebelumnya. Setelah melalui diskusi dengan pihak kelurahan dan kecamatan, ada 11 (sebelas) RT di kelurahan Sumber Rejo yang akan menjadi proyek percontohan Urban Farming.
Sedangkan team kedua yang dimotori oleh Ical Chaniago (Ical) dan Arif Budi Haryanto (Arif) melakukan survey di Kelurahan Gunung Sari Ilir Kec Balikpapan Tengah. Kagama Balikpapan melakukan diskusi dengan ketua LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Kelurahan Gunung Sari Ilir Andi Arif Agung perihal wilayah RT yang bisa dijadikan proyek urban farming ini, supaya bisa bersinergi dengan program LPM yang sudah ada. Akhirnya dipilih 6 (enam) RT yang akan menjadi percontohan, dan ketua RT yang dihubungi juga antusias dengan kegiatan urban farming ini.
Selain bantuan bibit dari Kagama Care, Kagama Balikpapan juga melibatkan anggota Kagama Balikpapan untuk mendukung program ini, dengan menawarkan donasi berupa bibit tanaman sayur dan polybag yang nantinya akan disalurkan di Kecamatan Balikpapan Tengah mencakup Kelurahan Gunung Sari Ilir dengan 6 (enam) RT dan Kelurahan Sumber Rejo dengan 11 (sebelas) RT. Diharapkan apabila proyek percontohan ini sudah berhasil, bisa diduplikasi di RT-RT lain di wilayah Kota Balikpapan.
Salam guyup
Leave a Reply