Minggu (4/4/2021) berlangsung webinar sinergi UGM – Kagama dengan tema pemberdayaan UMKM di tengah pandemi Covid-19. Salah satu pembicara yang tampil adalah Prof. Irfan D. Prijambada, Direktur Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, yang membawakan materi terkait peran Universitas Gadjah Mada dalam membantu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pada masa pandemi. Dampak wabah Covid-19 terhadap Indonesia dengan dihentikannya impor dari beberapa negara, mengakibatkan kelangkaan barang dan harganya naik secara drastis. Penerbangan dalam negeri dan luar negeri yang dibatasi yang berdampak pada penurunan sektor pariwisata. UMKM juga turut mendapatkan imbas wabah pandemi Covid-19.
“UMKM adalah entitas bisnis yang paling dominan terlihat dari representasinya sebesar 99% jumlah usaha di Indonesia dan menyediakan 97 % lapangan pekerjaan. UMKM Indonesia meliputi pada lima sektor diantaranya, pertanian, perdagangan, hotel, restoran, dan industri manufaktur. Industri manufaktur tradisional sederhana sendiri meliputi, manufaktur tradisional seperti produk kayu, furniture, tekstil, garmen, alas kaki, makanan dan minuman. Hanya sedikit yang melibatkan produksi mesin, peralatan produksi, dan komponen otomotif.” ujar Prof. Irfan.
Menurut Prof. Irfan, aspek yang perlu dikembangkan terlebih dahulu dalam UMKM adalah aspek produksi yang di dalamnya ada komponen kuantitas, kualitas dan waktu produksi. Ada kelemahan UMKM yaitu memiliki kekurangan dalam budaya industri, pada suatu waktu tertentu menghasilkan produk dalam jumlah tertentu dengan kualitas tertentu. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM sebanyak 72 % kegiatan usaha UMKM terdampak pada masa pandemi, dan 77 % UMKM memilih untuk menghentikan sementara usahanya.
“Di masa pandemi UGM membantu pemasaran UMKM dengan menghadirkan budaya baru yaitu jual beli secara online dengan menggunakan berbagai platform media sosial dan membuat program pasar online UMKM. UGM juga melakukan pasar online bekerjasama dengan pemerintah daerah kabupaten Sleman dengan membuka pasar online pada pasar Sambilegi, pasar Condongcatur, pasar Kalasan, pasar Sleman Unit 2 serta mengandeng pelayanan daring melalui marketplace yang tersedia secara online.” pungkas Prof. Irfan menutup paparannya. [arma]
*) Materi webinar selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel: