Oleh: Ical Chaniago
Urban farming adalah metoda bertani yang dirancang untuk mengatasi keterbatasan lahan dengan cara bercocok tanam dilakukan pada polybag, pot atau memanfaatkan barang bekas sebagai wadah media tanam; pertanian bertingkat dengan media tanam pada wadah wall planter bag, paralon atau metoda lain seperti hidroponik dan aquaponik. Dan atau menggunakan lahan pekarangan atau lahan kosong tidak berpenghuni yang belum dimanfaatkan dengan maksimal.
Kagama Care Balikpapan yang dimotori oleh Lalu Fauzhul Idhi (Didiek), Rizal Chaniago (Ical), Hardiani (Nunik) dan Ayiek pada hari Minggu 9 Agustus 2020 menyerahkan bantuan berupa bibit lombok sebanyak 130 bibit dalam polybag dan beberapa benih sayuran, seperti kacang panjang, bayam, jagung, kangkung, kenikir, pare, tomat, dan lain-lain. Pertemuan dilaksanakan memakai protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, yaitu menggunakan masker, jaga jarak, mencuci tangan dan diadakan di ruang terbuka.
Penyerahan tahap pertama dilakukan di kelurahan Gunung Sari Ilir yang meliputi 6 RT, dan secara simbolis diterima oleh ketua RT 34 Kelurahan Gunung Sari Ilir dan juga pengurus Kagama Balikpapan Arif Budi Haryanto. Selanjutnya bibit Lombok dan benih tersebut dibagikan ke warga RT 34 untuk ditanam di pekarangan masing-masing. Selain itu juga diberikan ke-5 RT lain yang diterima oleh masing-masing ketua RT yang bersangkutan.
Acara serah terima bibit lombok dan benih juga diwarnai dengan sesi tanya jawab antara warga RT dengan pak Didiek dan Ical sebagai perwakilan Kagama Care. Pertanyaan seputar urban farming yang sudah ada dan akan dilakukan warga RT, seperti cara mengatasi hama, cara menyemai, cara menanam di lahan yang terbatas, pupuk kandang, dan lain-lain. Pak Didiek juga memberi saran untuk membuat kelompok supaya bisa berkelanjutan, misalnya ada kelompok yang khusus menyemai dan kelompok yang khusus menanam, sehingga benih atau bibit sayuran akan selalu bisa diproduksi lagi setelah habis masa tanamnya.
Warga yang didominasi kaum ibu-ibu tampak antusias bertanya kepada nara sumber, dan kadang diselingi guyonan khas pak Didiek sehingga acara tanya jawab berlangsung dengan penuh keakraban. Sesi tanya jawab berlangsung selama kurang lebih 1 jam, dan diakhiri dengan makan siang bersama. Makan siang juga istimewa, karena yang disajikan adalah lele goreng dan mangut lele yang merupakan hasil panen dari program ketahanan pangan binaan Kagama Balikpapan. Makan siang tetap menggunakan protokol kesehatan yaitu jaga jarak dan cuci tangan dengan sabun yang sudah disediakan pihak RT.
Kagama Balikpapan berharap program urban farming bisa berjalan sukses dan bisa diadopsi di lingkungan lain, sehingga minimal warga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan sayur mayur secara mandiri.
Salam guyup