Webinar PP Kagama – Pusat Kedokteran Tropis UGM: Tiga Pakar Bicara Perkembangan Vaksin Covid-19 & Alternatif Pencegahannya

Rabu (24/11/2021), PP KAGAMA bersama Pusat Kedokteran Tropis UGM menyelenggarakan webinar melalui Zoom Meetings membicarakan sejauh mana perkembangan vaksinasi Covid-19 dan alternatif pencegahannya. Webinar menghadirkan 3 pembicara yakni dr. Nur Rahmi Ananda, Sp.PD., FINASIM, dr. Deshinta Putri Mulya, M.Sc, Sp.PD KAI(K), dan dr. Anggoro Budi Hartopo, Ph.D, Sp.PD., Sp.JP. Jalannya acara di pandu oleh dr. Yanri Wijayanti Subronto, Ph.D., Sp.PD-KPTI, FINASIM sebagai moderator, dan Apt. Siska Amelia, MBA sebagai MC.

dr. Nur Rahmi Ananda, Sp.PD., FINASIM

Narasumber pertama, dr. Nur Rahmi Ananda, pengajar Divisi Pulmonologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-KMK UGM, menyampaikan materi berjudul “Update Covid-19 di Indonesia”. Pandemi Covid-19 sudah memasuki tahun kedua yang penyebarannya sudah memasuki gelombang ketiga dan keempat di berbagai negara. Situasi di Indonesia juga belum menunjukkan terbebas dari Covid-19 setelah diterpa dua gelombang penyebaran.

“Situasi Covid-19 per 21 November 2021 menempatkan Indonesia pada level 2 dengan transmisi pada komunitas tingkat 1, kapasitas respon sedang dan capaian vaksinasi sedang. Risiko infeksi SARS CoV bervariasi tergantung jumlah virus dengan risiko terinfeksi akan meningkat pada ruangan tertutup, ventilasi buruk, tanpa pengaturan tata udara, peningkatan ekshalasi (olahraga, berteriak dan bernyanyi), lama paparan (lebih dari 15 menit). Kemudian, individu dapat menularkan SARS CoV-2 jumlah virus di saluran nafas paling tinggi pada minggu pertama setelah terinfeksi. Sehingga pencegahan dengan menerapkan protokol kesehatan adalah suatu kewajiban”, ucap dokter spesialis penyakit dalam RSUP Dr. Sardjito tersebut.

dr. Deshinta Putri Mulya, M.Sc, Sp.PD KAI(K)

Narasumber kedua, dr. Deshinta Putri Mulya memaparkan perkembangan vaksinasi Covid-19. Menurut data pada 18 Juli 2021, kasus Covid-19 mengalami kenaikan massif sebesar 44 % dengan jumlah kasus mencapai 350.273 kasus. Hal tersebut berimplikasi dengan kenaikan angka kematian baik di provinsi maupun kabupaten/kota.

“Vaksinasi menjadi upaya untuk menekan laju penyebaran dan menurunkan jumlah kasus dengan tujuan menciptakan kekuatan imunitas dan mencapai herd imunity. Pemberian vaksinasi dilakukan sebanyak dua kali dan dapat ditambahkan untuk booster imunitas. Namun dalam perkembangannya munculnya mutasi virus baru juga harus dicegah dan ditangani dengan baik agar gelombang ketiga tidak terjadi di Indonesia”, ungkap dokter spesialis penyakit dalam RS Ludiro Husada Yogyakarta tersebut.

dr. Anggoro Budi Hartopo, Ph.D, Sp.PD., Sp.JP

Narasumber terakhir, dr. Anggoro Budi Hartopo menjelaskan pencegahan Covid-19 dengan obat / kemoprofilaksis. Mencegah masuk virus merupakan upaya prevensi primer. Pemberian vaksin yang tersedia di Indonesia yang sudah mencapai angka 70% cakupannya. Namun, tidak semua masyarakat bisa mendapatkan vaksin dikarenakan riwayat kesehatan yang dialami masing-masing individu tersebut. Kemoprofilaksis merupakan pemberian pengobatan non-vaksin pada seseorang yang tidak diketahui terinfeksinya. Hal tersebut bertujuan mencegah infeksi dan mencegah konsekuensi akibat infeksi.

“Pencegahan Covid-19 yang paling efektif dapat dilakukan sejauh ini adalah vaksinasi. Program vaksinasi harus merata dan ketersediaan vaksin di beberapa tempat belum memadai. Profilaksis setelah paparan yang dapat digunakan adalah Remdesivir. Beredarnya obat pasca paparan Covid-19 seperti Ivermectin, Nitazoxanide, Lopinavir tidak direkomendasikan untuk pengobatan. Penelitian terkait profilaksis diambil dari lokasi RSUP dr. Sardjito dengan menunjukan pemberian obat klorokuin dengan dosis 10 mg/kg berat badan atau sekitar 3-5 tablet”, demikian pungkas pria yang meraih doktoral di Kobe University, Jepang tersebut.

*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel:

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*