Eggy Yunaedi Alumnus Fisipol yang Jago Speed Painting

Dalam rangka memperingati Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75, Eggy Yunaedi warga Kagama yang menjadi perupa dan penggiat kebudayaan, melakukan speed painting di Rumah Sejarah Rengasdengklok pada tanggal 12 Agustus 2020. Eggy yang merupakan alumnus Jurusan Komunikasi, Fisipol UGM angkatan 1985 tersebut membuat lukisan Sukarno dan Hatta dalam dua panel terpisah hanya dalam waktu 33 menit. Uniknya kedua lukisan berukuran 70 x 100 cm itu dilukis secara dalam posisi terbalik.

Speed painting Sukarno – Hatta di Rumah Sejarah Rengasdengklok. Dua lukisan dikerjakan secara simultan dalam posisi terbalik.

Eggy Yunaedi sengaja melukis dalam posisi terbalik karena pelukis ini memaknai aktivitas melukis tokoh sebagai sebuah proses kelahiran. Laksana bayi di dalam rahim yang mengambil posisi terbalik saat siap dilahirkan, lukisan pun dibuat dalam posisi serupa. Lukisan baru ditegakkan ketika dirasa telah utuh menggambarkan sang tokoh, sekaligus tanda kelahiran kembali sang tokoh dalam ujud sebuah lukisan. Proses melukis secara cepat dalam posisi terbalik seperti itu ternyata memberi kejutan tersendiri bagi penonton. Penonton tidak tahu siapa yang bakal dilukis hingga karya itu selesai dan diputar pada posisi normal.

Penyerahan lukisan kepada Djiaw Kim Mong, cucu Djiaw Kie Siong yang menempati Rumah Sejarah Rengasdengklok.

Lokasi di Rumah Sejarah Rengasdengklok ini sengaja dipilih oleh Eggy untuk mengenang  peristiwa penculikan dua proklamator oleh para pemuda di tanggal 16 Agustus 1945. Saat itu Sukarno dan Hatta dibawa ke rumah Djiauw Kie Siong di Rengasdengklok dan didesak oleh para pemuda untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Bagi Eggy peristiwa di Rengasdengklok tersebut merupakan peristiwa yang sangat penting dalam sejarah perjalanan bangsa, khususnya untuk melihat peran pemuda dalam sejarah. Pada awalnya kegiatan speed painting ini hendak dikemas sebagai sebuah event yang mengundang khalayak, tapi dalam situasi pendemi Covid-19 ini Eggy memilih melakukannya tanpa kehadiran banyak orang.

“Saya membuat video yang akan disebar di media sosial saja.” kata Eggy.

Speed painting di Rumah Sejarah Rengasdengklok ini adalah bagian dari rencana Eggy Yunaedi untuk melakukan rangkaian speed painting tokoh-tokoh sejarah bangsa. Bagi Eggy speed painting para tokoh yang direncanakannya merupakan napak tilas, sehingga dilakukan di lokasi bersejarah yang berkaitan dengan tokoh yang bersangkutan. Eggy berharap serial speed painting tokoh-tokoh sejarah bangsa tersebut bisa menjadi media yang menarik untuk mengenang tokoh bangsa, sekaligus menumbuhkan kecintaan pada sejarah. Tirto Adi Suryo, Ki Hajar Dewantara, Kartini dan beberapa nama lain telah masuk dalam daftar. Tokoh Multatuli bahkan telah dilukisnya beberapa waktu yang lalu di Museum Multatuli, Rangkasbitung.

Speed painting Multatuli di Museum Multatuli, Rangkasbitung, Labak Banten

“Sementara waktu aktivitas speed painting tokoh-tokoh sejarah nasional ini masih merupakan agenda pribadi yang didukung oleh beberapa sahabat dan komunitas. Harapannya nanti akan ada pihak-pihak lain yang tertarik mendukung.” ujar Eggy lebih lanjut.

Sesuai dengan namanya, speed painting adalah tehnik melukis dengan cepat. Jika sketsa yang juga diselesaikan dengan waktu singkat sering kali diposisikan sebagai sebuah studi atau awal sebuah lukisan yang hendak diselesaikan di kemudian waktu, speed painting justru menghasilkan karya yang dianggap final. Prosesnya yang cepat membuat speed painting berkembang menjadi seni rupa sekaligus seni pertunjukan yang menarik. Tampaknya sejauh ini di Indonesia belum banyak yang menekuni speed painting secara khusus.

Instalasi Umbul Donga, yang terdiri dari ribuan sticky note berisi doa dan harapan alumni Kagama yang membentuk gambar Mahapatih Gajah Mada

Dunia seni rupa bukanlah hal baru bagi Eggy. Eggy telah berkutat dengan cat dan kanvas sejak masa kuliah ketika bergabung dengan Unit Seni Rupa UGM yang dikenal dengan Kelompok Bulaksumur. Kecintaannya dengan dunia seni rupa harus disimpan ketika kerja kantoran tidak benyak memberinya waktu buat berkarya. Untung baginya pekerjaan di bidang advertising tak jauh-jauh dari seni rupa dan design.

Aksi speed painting Eggy melukis Sri Sultan Hamengku Buwana IX di panggung Niti Laku, Dies Natalis UGM 2019

Setelah lebih dua puluh tahun berkecipung di dunia kreatif periklanan dan sempat menjabat sebagai creative director di beberapa advertising papan atas di Indonesia,  tahun 2015 Eggy mengundurkan diri dari industri periklanan. Berikutnya Eggy mulai berkecimpung di kerja kebudayaan dan tak lupa kembali menekuni dunia lamanya sebagai perupa. Salah satu karya Eggy berjudul “Umbul Donga” ikut memeriahkan acara Temu Kangen Kagama yang diselenggarakan di Ancol pada peghujung tahun lalu. Karya tersebut bersifat partisipatif dan kolaboratif, melibatkan ribuan peserta Temu Kangen KAGAMA untuk menuliskan doa dan pengharapan atas KAGAMA pada sticky note. Ketika ribuan sticky note tersebut disusun membentuk konfigurasi berupa wajah Mahapatih Gadjah Mada.

Penyerahan lukisan speed painting kepada Bpk. Darmadi yang memenangi lelang lukisan HB IX

Panggung Dies Natalis UGM 2019 adalah awal debut Eggy dalam hal speed painting. Pada acara Dies natalis UGM tersebut Eggy melukis Sri Sultan Hamengku Buwana IX di depan ribuan penonton dan menyelesaikan lukisannya hanya dalam waktu sekitar sepuluh menit. Pada kesempatan itu Eggy juga membukukan angka penjualan sebesar 200 juta rupiah dalam lelang atas lukisan yang dibuatnya, di mana perolehan dananya dikelola oleh KAGAMA untuk kegiatan amal. Sejak saat itu Eggy telah beberapa kali tampil dalam berbagai acara untuk mempertontonkan kemampuannya tersebut.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*