Bulan Ramadhan Jadi Momentum Luar Biasa Bagiku untuk Saling Berbagi di Tengah Pandemi

Oleh: Murti Maharini

Minggu ketiga ramadhan saya mencoba memantapkan hati untuk membuat hal lain. Sejak awal ramadhan saya beberapa kali memperhatikan WA story salah satu rekan saya, Ardiati Bima yang awal saya kenal beliau bersama timnya adalah rekanan kantor sebagai instruktur / narasumber pengolahan makanan bagi kelompok perempuan binaan kantor saya. Hampir setiap hari WA story beliau tentang gerakan “canthelan” bahan pokok makanan yang diperuntukkan untuk siapapun yang membutuhkan. Dan ternyata “canthelan” itu juga sudah banyak dilakukan di berbagai wilayah.

Setelah berembug dengan keluarga terutama ibu, suami dan kakakku Dian Kartika Rayya akhirnya tanggal 17 mei 2020 mulai mencoba memasang “canthelan” di pinggir jalan dekat rumah. Hari pertama baru memasang 10 paket yang isinya sederhana terdiri paket sayur sop dan tempe. Alhamdulillah baru lima menit terpasang canthelan itu langsung habis diambil orang orang yang kebetulan lewat dan membutuhkan. Rasane mak nyess.

Foto di hari pertama ini saya share kan ke bu Ardiati yang langsung direspon untuk diminta mengambil bantuan dua dus mie Samyang ke rumah beliau. Selain itu juga diberikan subsidi stimulus dari Kagam Care berupa uang Rp. 500.000 untuk program “canthelan”. Rasane jadi terharu karena ternyata memang niat baik selalu dimudahkan. Kebetulan saya juga Kagama walaupun kurang lebih cuma dua tahun study di sana. Saya punya ijazah UGM meski saya ini termasuk dalam golongan “ora patio pinter tapi Kagama” hehehe.

Sama bu Ardi sayapun langsung dimasukkan dalam WAG Kagama Care – Sembako yang merupakan grup pembuat canthelan di wilayahnya masing masing di seluruh Indonesia (Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan wilayah lainnya). Keikutsertaan saya di WAG tersebut semakin membuat saya semangat dan terinspirasi bahwa di luar sana banyak orang-orang dengan gerakan berbagi beraneka macam.

Hari ke dua canthelan sudah mampu memasang 20 paket bahan makanan sederhana. Kali ini bahan yang dicanthelan terdiri kangkung, buncis, telur. Respon hampir sama dengan canthelan hari pertama, lima menit langsung habis. Alhamdulillah semoga bermanfaat.

Di hari ketiga di sore hari tetangga saya datang ingin berbagi lewat “canthelan” ini, bahan bahan sayuran segar beliau titipkan sebagai amanah. Keesokan pagi juga ada tetangga lain yang datang menitipkan sayuran segar beserta lauknya. Luar biasa, kita tidak perlu melihat besar kecilnya bantuan, namun esensi keikhlasan dan semangat berbagi yang perlu kita apresiasi. Akhirnya di hari ketiga ini semua amanah tetangga kami “canthelkan” selain itu untuk semakin banyak orang yang memanfaatkan “canthelan” ini kami tambah satu titik lokasi baru.

Di hari keempat beberapa teman dan saudara mulai menanyakan nomor rekening saya ataupun rekening kakak saya, mereka ingin menitipkan amanah berbagi di canthelan ini. Uang uang dari para donatur kami belanjakan bahan pokok makanan untuk dicanthelkan, tentunya semua itu sengaja saya posting di WA story sebagai bukti pertanggungjawaban saya atas amanah yang mereka titipkan.

Hari kelima mencanthelkan jenis bahan pokok lain dan di hari itu semakin bertambah yang menitipkan donasinya, ada teman kerja, kenalan jauh, saudara dan orang tua yang anaknya sekelas dengan anak saya di sekolah. Sungguh ternyata semua itu diluar dugaan saya ternyata banyak yang merespon gerakan ini. Bahkan penjaga fotocopy sebagai tempat laminating tulisan “Gratis silahkan diambil” juga ikut menggratiskan biaya laminatingnya. Saya jadi semakin terharu ternyata semua dimudahkan jalannya.

Hari ke enam “canthelan” satu hari sebelum lebaran kami masih bisa berbagi berkat bantuan dari banyak donatur. Semakin banyak yang dicanthelkan harapannya semakin banyak pula orang yang menerima manfaat.

Yang perlu digaris bawahi program “canthelan” ini pada dasarnya bukan hanya sekedar program berbagi antar sesama secara sepihak. Namun hakekatnya lewat tempat canthelan ini semua orang diharapkan juga bisa berbagi sekecil apapun yang dimiliki yang nantinya bisa bermanfaat untuk orang lain. Semua orang boleh mengambil canthelan, namun semua orang juga boleh menambah canthelan.

Harapannya semangat gotong royong saling menjaga tetangga ditengah keterpurukan ekonomi akibat pandemi ini yang dirasakan oleh banyak pihak. Yang jelas banyak sekali cerita yang ‘mengharu biru’ lewat canthelan ini. Kalau tidak percaya monggo bisa dibuktikan dengan melakukannya di wilayah masing masing.

Harapan lainnya semangat berbagi semakin kita tebarkan, karena sekecil apapun menurut kita, nilainya mungkin bisa sangat besar bagi penerima.
Tidak perlu menunggu kaya untuk berbagi, karena tidak jaminan ketika kaya mau berbagi.

Saya mengakui apa yang dilakukan ini masih jauh dibawah orang orang diluar sana yang semangat berbaginya banyak yang luar biasa dengan segala macam cara. Saya pun juga bukan orang berada, karena hanyalah ASN golongan 3 yang gajinya tidak pernah utuh karena kepotong cicilan rumah, hehehe. Namun banyak yang mengatakan posisi paling ‘aman’ saat pandemi ini adalah ASN karena dianggap masih bisa menerima gaji setiap bulan (padahal banyak yang tidak utuh).

Oleh karena itu saya juga mengajak para ASN diluar sana, sebagai ungkapan syukur untuk saling berbagi, mulai dari yang kecil, mulai dari yang terdekat di sekitar kita dan mulai dari sekarang. Saya pun juga yakin dan tahu, sudah banyak para ASN yang berbagi dengan ikhlas lewat caranya masing masing.

Musibah ini saya yakin banyak mengandung hikmah, tergantung kita menyikapinya dari sudut pandang mana. Contoh kecil saya akui dulu menjelang lebaran saya sudah ribut belanja baju lebaran anak anak, belanja ini itu, sekarang anak anak saya sama sekali tidak minta baju lebaran, justru mereka menyisihkan uang saku mereka buat canthelan ini.

Terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang membantu dan mendukung, semoga dicatat sebagai amal kebaikan tak terhingga. Dan semoga acara canthelan ini dapat berkelanjutan. Mohon maaf tidak ada maksud riya’ ataupun pamer lewat tulisan, tergantung dari sudut pandang kita semua dalam menilai. Kami hanyalah ingin menebarkan kebaikan untuk sesama.

Semoga Alloh meridhoi. Amin.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*