Yoga Asana untuk Kesehatan Pencernaan

Oleh: Ririn Sari Dewi & Rosana Hariyanti

Beberapa perubahan pola makan dan gaya hidup sederhana dapat membantu mengurangi masalah pencernaan serta meningkatkan kapasitas tubuh dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Demikian pula dengan menambahkan lebih banyak serat ke dalam makanan, misalnya dengan lebih banyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Cara lain agar sistem dalam tubuh dapat berjalan baik adalah dengan menambahkan latihan yoga ke dalam rutinitas kegiatan sehari-hari.

Yoga tidak hanya berfungsi sebagai peregangan otot, tetapi juga membantu mendetoksifikasi tubuh, dan memijat organ dalam. Seacara umum, yoga “membuat segalanya bergerak kembali” dengan cara menstimulasi tubuh. Tidak hanya itu, yoga juga bermanfaat untuk meredakan stres mental yang mungkin memengaruhi kesehatan fisik. Terdapat kaitan yang erat antara pikiran dan perut, maka apabila kita terus-menerus berada dalam kecemasan, tubuh tidak dapat rileks dan mencerna dengan baik.

Dalam latihan rutin Nusantara Beryoga Bersama Kagama (NBBK) pada hari Minggu, 6 September 2020 ini, Bli Ode Purnama selaku instruktur memberikan berbagai latihan asana (pose) yang berfokus pada kesehatan pencernaan tersebut. Pose yang berperan besar adalah yang menekankan pada gerakan memutar (twist). Gerakan ini bermanfaat sebagai detoksifikasi tubuh, sementara gerakan menekuk ke depan berguna untuk memijat organ dalam. Rangkaian gerakan ini dilengkapi dengan inversi yang dapat membantu meningkatkan sirkulasi dan menstimulasi otot perut. Selain itu, selama latihan harus dipastikan untuk menarik napas dalam-dalam karena hal ini juga akan membantu proses pencernaan. Urutan pose yoga tersebut dapat dipraktikkan secara keseluruhan oleh peserta, namun bisa juga dilakukan satu per satu. Dengan berlatih pose yoga seperti ini, sistem pencernaan akan mengalir dengan harmonis, sehingga kondisi perut yang sehat dan kuat akan tercapai dan pikiran menjadi lebih tenang.

Kendartini peserta yoga dari Sidoarjo

Latihan pagi ini sebagaimana biasanya diikuti oleh lebih dari 50 peserta dari berbagai pelosok tanah air, di antaranya Kendartini dari Sidoarjo. Kendar, demikian sapaan akrabnya, saat ini bekerja di Kanwil Pos Regional 7 Surabaya. Perempuan aktif ini mengenal yoga pada tahun 2016 ketika bergabung dalam sebuah pusat kebugaran di Surabaya. Ada sebuah pengalaman menarik ketika pertama kali ia tiba di pusat kebugaran tersebut, yaitu ia sempat dikira sebagai instruktur oleh para peserta lainnya karena postur tubuhnya yang langsing. Di pusat kebugaran tersebut, Kendar tidak hanya berlatih yoga, melainkan juga beberapa jenis olahraga lainnya.

Dalam berlatih yoga, ia juga mengalami pasang-surut. Ia kerap kali menghadapi kendala merasa tidak kuat ketika sudah mengikuti separuh dari rangkaian gerakan sehingga tidak selalu bisa menuntaskan tiap sesi latihan. Meskipun demikian, ia tetap berusaha melakukan gerakan-gerakan ringan sebab menurutmya yoga memberikan manfaat besar, terutama untuk relaksasi. Beberapa saat terakhir ini ia juga memiliki masalah sakit punggung dan menjalankan sejenis senam khusus sebagai terapi. Proses penyembuhan ini didukung pula dengan latihan yoga yang diikutinya bersama NBBK. Hasilnya, keluhan yang dialaminya semakin berkurang bahkan sudah hampir hilang.

Seusai latihan berlangsung sesi tanya jawab. Ada pertanyaan dari Franky Setiawan, saat posisi sulit disuruh bernafas normal tapi agak tak beraturan sebaiknya bernafas pakai mulut atau hidung? Bli Ode Purnama memberikan jawaban, nafas yang tidak beraturan saat mengalami kesulitan dalam pose itu wajar karena kita masih berfikir tentang posenya. Jika kita sadar pose (walau belum sempurna, masih sakit ), pikiran hanya mengamati di situlah nafas akan menjadi teratur walaupun tidak bernafas panjang dan dalam. Diusahakan bernafas dari hidung untuk nenghemat tenaga.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*