Webinar PP Kagama – Kapsigama: Jalani Usia Pensiun dengan Berkualitas, Produktif & Bahagia

Minggu (10/10/2021) PP Kagama bersama Kapsigama, didukung oleh sponsorship Bank BNI, menyelenggarakan Webinar melalui Zoom Meetings berjudul “Happy Pension! Jalani Usia Pensiun dengan Berkualitas, Produktif dan Bahagia”. Webinar menghadirkan 3 orang narasumber, yaitu Dr. dr. Probosuseno, Sp.PD-KGER, FINASIM, SE, MM (Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Geriatri), Dra. Tri Yuli Adriana, S.Psi (Purnakarya – Psikolog), dan Hargiyanto (Founder PIPO – Passive Income Property Owners). Jalannya acara dipandu oleh Anisa Cahya Ningrum sebagai moderator dan Dwi Astusti Irenanityas sebagai MC.

Dra. Tri Yuli Adriana, S.Psi

Acara diawali dengan kata sambutan yang disampaikan oleh Ketua Kapsigama, Prabaswara Dewi, S.Psi dan Waketum 2 PP Kagama, Anwar Sanusi, Ph.D. Selanjutnya, Tri Yuli Adriana sebagai narasumber pertama tampil memberikan paparannya. Ia menjelaskan umur adalah bilangan, tua dan muda adalah perasaan. Retirement merupakan berhenti bekerja secara formal karena usia yang sudah tua. Namun defenisi tua di setiap negara dunia berbeda-beda kategorinya.

“Di Amerika Serikat dan Denmark, usia pensiun sekitar 67 tahun ke atas. Begitupun dengan Jepang, Kanada, Jerman, Islandia, Belanda dan Swedia yang mengkategori usia pensiun pada rentang usia 64 – 66 tahun. Di Indonesia sendiri rataan usia pensiun adalah 55 tahun keatas.” ucap alumnus Fakultas Psikologi UGM tersebut.

Menurut Yuli, penentuan usia pensiun ditentukan oleh banyak faktor antara lain, usia harapan hidup, kemampuan perekonomian suatu negara, jumlah populasi angkatan kerja dibanding kesempatan kerja yang tersedia serta pertimbangan lainnya. Sehingga dapat disimpulkan usia tua adalah sebuah hal yang relatif.

“Pada 2035, penduduk usia tua di Indonesia akan berjumlah 15,77 % dari populasi atau sekitar 48,2 juta jiwa. Indonesia menuju struktur penduduk usia tua. Menjadi produktif di usia pensiun bukanlah sebuah hambatan. Tetap sehat dan mampu beraktivitas sendiri, tetap memiliki lingkungan sosial untuk beraktivitas, memiliki kemampuan untuk terus bermanfaat untuk orang lain dan membahagia orang lain adalah personal statement yang harus diterapkan dengan melibatkan mempersiapkan fisik, psikis dan finansial. Menjadi tua dengan segala konsekuensinya dan pensiun pada usia tertentu adalah sebuah keniscayaan.” pungkas Yuli.

Hargiyanto

Hargiyanto sebagai narasumber kedua menjelaskan pentingnya passive income (penghasilan rutin yang didapat tanpa bekerja. Ada banyak macam bentuk passive income seperti deposito baik dalam bank, koperasi, obligasi, sukuk valuta asing. Royalti dari sebuah karya baik buku, lagu, desain, paten dan merek dagang. Dividen atau bisnis autopilot, bagi hasil perusahaan.

“Semua passive income tersebut harus dilihat dari segi modal, hasil, kapan dimulai dan tingkat keamanannya. Contoh deposito yang memiliki bunga menggunakan 100% modal uang dengan hasil baru nampak 4 – 6 tahun dengan tingkat keamanan yang rendah. Berbeda dengan sewa property yang dimulai secara perlahan namun dengan tingkat keamanan sedang. Sehingga perlu belajar terus soal passive income ini agar mengetahui hasil dan resiko yang didapatkan.” demikian Hargiyanto menjelaskan.

Dr. dr. Probosuseno, Sp.PD-KGER, FINASIM, SE, MM

Dr. Probosuseno sebagai narasumber ketiga memaparkan masa pensiun sehat, bahagia dan berguna dalam tinjauan medis praktis (geriatri komunitas). Pensiun adalah keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Perlu sikap untuk menghadapinya. Optimis, realistis dan perlunya persiapan matang.

Menurutnya, permasalahan organ tubuh dan penyakit di usia tua atau lansia dapat dilihat melalui gejalanya. Gejala tersebut di antaranya mengalami luka atau pendarahan, batuk darah, kencing darah, muntah darah, berak darah, kebiru-biruan pada bibir dan kuku, sukar bernapas, tidak sadarkan diri, sangat lemah secara fisik, tidak dapat kencing, tidak dapat minum, muntah atau diare yang menahun. Jika mengalami 1 dari gejala fisik tersebut segera diperiksakan pada rumah sakit terdekat.

“Tua merupakan perkembangan hidup yang tidak dapat dipungkiri. Namun memilih menjadi tua dengan sehat dan tenang adalah sesuatu yang harus diupayakan. Sehat bahagia dengan menerapkan olahraga yang teratur dan gizi yang seimbang, tidur secukupnya, tingkatkan taqwa, kembangkan hobi dan legowo serta ikhlas menerima keadaan sudah tua. Jangan lupa untuk kontrol rutin dan bergembira. Everybody is going to die, namun kita bisa memilih kita seperti apa sebelum waktu itu datang.” pungkas dr. Probosuseno. [arma]

*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel:

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*