Pemanfaatan Tanah atau Pekarangan Kosong di Dusun Ngaran, Margokaton, Seyegan

Jauh sebelum wabah pandemi Covid-19 menyerang, tanah-tanah atau pekarangan kosong di Dusun Ngaran, Kal. Margokaton, Kec. Seyegan sebenarnya sudah digarap oleh ibu-ibu PKK. Namun sifatnya sporadis & tidak menjadi kegiatan pokok. Lalu ketika corona melanda warga dusun mulai tersadarkan bagaimana pentingnya ketersediaan pangan bagi mereka sehari-hari.

Adalah Kasan Kurdi (warga Kagama FKH ’97) salah seorang tokoh pemuda dusun Ngaran yang kemudian mempunyai ide bagaimana jika diadakan pemberdayaan yang lebih intensif lagi atas tanah-tanah yang tidak tergarap tersebut. Ia melihat banyak pemuda di kampungnya menganggur & para tukang bangunan yang tak ada lagi pekerjaan karena sepinya order, seharusnya bisa diberdayakan.

Rupanya gayung bersambut, banyak yang tertarik dengan idenya. Maka diadakanlah pertemuan antar perangkat desa, tokoh masyarakat serta tokoh pemuda dan akhirnya diputuskan dihidupkan lagi penggarapan tanah-tanah kosong secara serius.

Dari 5 RT yang ada di dusun tersebut ada 2 RT yang saat ini sudah aktif melaksanakan program kerja yang sudah diputuskan seluruh kampung tersebut. Ada 3 spot atau lokasi yang sudah menunjukkan hasilnya. Warga dusun memprioritaskan menanam sayuran yang siklus hidupnya cepat untuk dipanen seperti caisim & kangkung yang hanya butuh 25 hari sudah bisa dipanen. Kemudian mereka juga menanam lombok, terong, kenikir, kemangi, kacang panjang & bayam.

Untuk masalah bibit rupanya mereka tidak kesulitan karena bisa dengan mudah dibeli di toko bibit atau ada juga yang melakukan pembibitan sendiri. Lalu untuk urusan pendanaan mereka melakukannya secara urunan atau sirkuleran. Banyak warga yang dengan penuh keikhlasan menyumbang karena mereka sadar bahwa itu untuk kepentingan mereka sendiri.

Selain menanam berbagai jenis sayuran, mereka juga dengan cerdas mengatur masa tanamnya. Jadi ada interval waktu selisih sekitar seminggu sehingga panen tidak berbarengan. Selalu ada ketersediaan hasil pertanian yang dikonsumsi dalam jangka panjang.

Ke depannya Kasan sudah punya rencana. Untuk tenaga pemasaran akan direkrut orang yang berbeda dengan yang menanam & merawat tanaman. Agar semua bisa berkonsentrasi di wilayah tugasnya masing-masing. Ia juga sudah membuat grup WA yang anggotanya warga kampung untuk ajang jual beli atau barter bibit serta hasil panen. Kelak hasilnya bisa dijual keluar kampung apabila sudah over produksi. Dan hal itulah yang justru menjadi harapan & impian Kasan bahwa dari kegiatan yang muncul untuk mengatasi ketersediaan pangan saat krisis seperti ini akan menjadi sebuah usaha berkelanjutan yang mampu mendatangkan rejeki bagi seluruh kampung.

1 Comment

Komentar ditutup.