Oleh : Nunik Hardiani
Desa Inklusif binaan Keluarga Aluni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) bersama Kementerian Desa (Kemendes) saat ini ada di 238 Kota/Kabupaten dari 32 Provinsi di Indonesia. Desa-desa tersebut dijaring dari usulan Pengda KAGAMA di setiap provinsi, setelah melalui evaluasi bersama di tingkat Pengurus Pusat KAGAMA maka implementasi program Desa Inklusif bisa dijalankan. Dalam pelaksanaan program tersebut KAGAMA melibatkan seluruh potensi alumni dan kemitraan dengan berbagai lembaga di daerah.
Desa Karya Jaya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara telah mendapat pendampingan dari KAGAMA sebagai “pilot project” Desa Inklusif. Selain masalah tata ruang lahan yang sedang diproses di Kementrian Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN), saat ini tengah berlangsung Bimbingan Teknis (Bimtek) Desa Pintar yang dilaksanakan Satgas Desa Inklusif KAGAMA. Sementara proses tersebut berjalan, diharapkan sudah muncul usulan-usulan program serupa untuk dilaksanakan oleh Pengurus Cabang (Pengcab) KAGAMA di Kota/Kabupaten lainnya. Kerjasama ini sangat penting karena Pengcab KAGAMA merupakan perpanjangan tangan KAGAMA hingga tingkat Kota/Kabupaten.
Untuk itu pada hari Sabtu (19/2/2022), seluruh Pengcab KAGAMA se-Kalimantan Timur berinisiatif untuk menggelar silaturahmi dan koordinasi program. Kegiatan ini berlangsung di Café Jimbaran, Desa Bontang Kuala, Kota Bontang, dihadiri oleh Pengda KAGAMA Kaltim, Pengcab KAGAMA Bontang, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Samarinda dan Balikpapan. Turut bergabung dalam pertemuan tersebut Manajer CSR PT. Pupuk Kaltim (PKT) Bontang, Direktur PT. Kaltim Nusa Etika (KNE), dan Direktur PT. Kaltim Industrial Estate (KIE) anak usaha PKT. Kehadiran pimpinan perusahaan tersebut terkait dengan pembukaan komunikasi dan kerjasama pihak swasta untuk mendukung program Desa Inklusif maupun program KAGAMA yang lain.
Ketua Pengcab KAGAMA Kota Bontang, Ririn Sari Dewi selaku penyelenggara pertemuan selain menyampaikan selamat datang kepada rekan Pengcab juga mengharapkan pada pertemuan seperti ini dapat menjadi ajang tukar informasi dan saling mendukung antar Pengcab KAGAMA se-Kalimantan Timur.
Hal senada diungkap oleh Penasehat KAGAMA Bontang, Nur Sahid. “Selama ini kami sering bermitra dengan PT. Pupuk Kaltim dalam penyelenggaraan program KAGAMA di Kota Bontang. Setelah ini dengan adanya program Desa Inklusif harapannya kerjasama tersebut dapat dikembangkan bahkan diperluas dengan Pengcab KAGAMA lainnya,” tambah pria yang menjabat Direktur Utama PT. KNE tersebut.
Ketua Tim Satgas Nasional Desa Inklusif KAGAMA, Didik Anggrat dalam kesempatan pertemuan tersebut memaparkan konsep utuh dan program kegiatan Desa Inklusif baik yang sudah berlangsung di provinsi lain dan khususnya di wilayah Kalimantan Timur.
“Presiden melalui Ketua Umum PP KAGAMA telah menyampaikan atensi pada Gerakan Desa Inklusif KAGAMA di seluruh Indonesia ini. Berbagai persoalan di tingkat desa terutama yang bercirikan inklusi diharapkan terselesaikan semua. Hasil nyata program ini akan dilaporkan dan dibawa kepada beliau di Istana Negara tahun ini. Momentum dipilihnya Kalimantan Timur sebagai “pilot project” Desa Inklusif tahun lalu, dapat dimanfaatkan seluruh Pengcab KAGAMA untuk menduplikasikan program tersebut di desa daerahnya masing-masing,” ujar Didik.
Manajer Corporate Social Responsbility (CSR) Pupuk Kaltim, Anggono Wijaya menyambut baik penjelasan program Desa Inkusif KAGAMA. “Saat ini Pupuk Kaltim mempunyai 2 (dua) desa binaan di “buffer zone” yaitu Lok Tuan dan Guntung. Bantuan CSR perusahaan banyak dimanfaatkan untuk pengembangan sektor pertanian dan pariwisata. Hadirnya program Desa Inklusi KAGAMA diharapkan nantinya bisa dikolaborasikan dengan program CSR perusahaan,” ucap Anggono yang diamini oleh Direktur PT. KNE, Susilo dan Direktur PT. KIE, Achmad Rois.
Dalam kesempatan diskusi lebih lanjut, banyak diisi dengan bertukar informasi, program dan kendala-kendala yang dihadapi serta usaha-usaha yang bisa dilakukan. Secara umum di masa pandemi ini kendalanya adalah berkurangnya kesempatan untuk melakukan konsolidasi melalui tatap muka langsung dengan para anggota KAGAMA.
Namun demikian seluruh Pengcab KAGAMA se-Kalimantan Timur sepakat untuk lebih solid bekerjasama, meningkatkan koordinasi dan saling mendukung program satu sama lain. Salah satunya mengenai kurangnya akses putra daerah untuk mendapatkan kuota kesempatan pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM). Seringkali terjadi beberapa formasi CPNS kosong tidak terisi karena tidak ada lulusan perguruan tinggi sesuai program studi yang dimaksud. Yang lebih sering terjadi adalah formasi untuk diploma/sekolah vokasi.
Pengurus Pusat KAGAMA, Rizal Chaniago yang turut hadir, sepakat untuk membahas lebih lanjut aspirasi tersebut ke tingkat pimpinan UGM dan Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud. “Setiap kesempatan pertemuan dengan pimpinan UGM kami tidak pernah berhenti menyampaikan harapan adanya Ujian Masuk Mandiri UGM di Kaltim dan kebutuhan pemerintah daerah atas lulusan berbagai program studi yang langka di daerah,” kata pria yang akrab disapa Ical itu.