
🎶Kolaborasi Harmonis: Karawitan Bertemu Paduan Suara di Festival Karawitan Filsafat UGM
Dalam atmosfer yang sarat makna dan refleksi, Festival Karawitan dalam rangka Dies Natalis ke-58 Filsafat Universitas Gadjah Mada tahun ini, Kagama Sekar Gending Damai Pagi menghadirkan sebuah persembahan seni yang tak biasa: karawitan berpadu dengan paduan suara. Lazimnya bersanding dengan tari, kali ini karawitan tampil sebagai mitra musikal bagi vokal kolektif, menciptakan ruang baru bagi dialog budaya dan filosofi.

🌅 Kagama Sekar Gending (KSG) Damai Pagi: Menyulam Tradisi dalam Nada.
KSG Damai Pagi membuka pertunjukan dengan medley gending yang menggugah:
- Rondha Malam – penuh nuansa misteri dan keheningan malam.
- Ldr. Westminster – sebuah komposisi karya HB VII, terinspirasi dari suara lonceng Big Ben yang menjadi icon kota London.
- Lelagon Rewel – gending yang dinamis dan komunikatif, mencerminkan semangat komunitas.
Di bawah arahan pelatih karawitan Pratiwi Wibowo, KSG Damai Pagi menghadirkan kekayaan bunyi gamelan yang lembut namun dinamis penuh daya.

🎤 Adiswara Gadjah Mada: Vokal yang Menyatu dengan Irama Nusantara
Paduan suara Adiswara Gadjah Mada, yang selama ini dikenal lewat sajian a capella dan musik konvensional, untuk pertama kalinya tampil dengan iringan penuh karawitan. Sebanyak 22 anggota Adiswara membawakan:
- Gending Sriwijaya – menggambarkan kemegahan masa lalu kerajaan Sriwijaya, diaransemen oleh RB Sunarno WP.
- Ilir-Ilir Pangkur – tembang Jawa yang sarat falsafah, diaransemen oleh Damodoro Nuradyo.
- Jangkrik Genggong – lagu daerah Jawa yang ceria dan enerjik, diaransemen oleh Paul Widyawan.

Ketua Adiswara, Fransiskus Prawito (Ito Soemardi), menyebut penampilan ini sebagai bentuk penghormatan terhadap kekayaan budaya Indonesia. “Ini bukan sekadar eksperimen musikal, tapi juga jembatan solidaritas alumni lintas angkatan dan bidang,” ujarnya.
🏛️ Festival Karawitan Filsafat: Ruang Refleksi dan Pelestarian
Diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis ke-58 Fakultas Filsafat UGM, festival ini menjadi wadah ekspresi seni dan filosofi. Dekan Fakultas Filsafat, Prof. Siti Murtiningsih, menekankan bahwa karawitan dan filsafat sama-sama mengajarkan perenungan: “Filsafat membangkitkan akal, karawitan membangkitkan rasa”.

Lebih dari 50 kelompok karawitan dari UGM dan komunitas budaya DIY turut serta, termasuk Pustaka Laras dari Perpustakaan dan Arsip UGM, yang membawakan tembang-tembang klasik seperti Ladrang Lere-Lere Sumbangsih dan Ketawang Gambuh.
🌱 Seni sebagai Dialog Lintas Generasi
Festival ini bukan hanya perayaan seni, tetapi juga ruang inklusif yang menyatukan generasi, disiplin, dan komunitas. Kolaborasi antara KSG Damai Pagi dan Adiswara Gadjah Mada menunjukkan bahwa seni tradisional bisa menjadi medium kontemporer yang relevan dan menyentuh.
Dengan semangat inovasi yang tetap berpijak pada akar tradisi, Kagama Sekar Gending Damai Pagi dan Adiswara Gadjah Mada telah membuka babak baru dalam perjalanan seni alumni UGM.