Canthelan dengan kode DIY-17 yang berada di RT 13 Dusun Pelem Ngentak, Kal. Baturetno, Kec. Banguntapan, Bantul yang dikelola oleh Miftahuraifah Qurotun Aini warga Kagama alumnus Fak. Geografi angkatan 2001 termasuk istimewa & unik. Canthelan yang dimulai pada tanggal 2 Juni 2020 itu sampai dua minggu lebih masih bertahan, meski boleh dibilang tingkat partisipasi warga tidak begitu tinggi. Hal itu berkat kecerdasan Aini dalam menyiasati dana stimulus awal dari Kagama Care.
Jadi Aini menggunakan sebagian kecil dana stimulus untuk diputar jadi barang jualan, tentunya dengan minta izin ke pengurus Kagama Care terlebih dulu. Hasil keuntungan penjualan untuk menghidupi program canthelan yang ia kelola. Modal tetap diputar jadi barang dagangan. Intinya adalah membuat canthelan mampu mendanai kegiatannya sendiri, sehingga mengurangi ketergantungan pada uluran tangan donatur.
Yang menjadi komiditi penjualan adalah nugget. Mengapa nugget yang dipilih? Karena dari beberapa menu makanan buatan ‘Dapur Aeene’, brand usaha yang dirintis Aini, yang paling laris & termasuk gampang proses pembuatannya adalah nugget. Juga biar ada variasi lauk sehat dan ekonomis untuk masyarakat penerima program canthelan pada khususnya, dan masyarakat luas penikmat frozen food pada umumnya.
Dari 2x uji coba Aini mendapatkan resep nugget sehat yang ekonomis, tetap tanpa bahan kimia buatan dan harga mendekati nugget kemasan yang dijual di pasar. Setelah produk siap diluncurkan ke pasaran, langkah berikutnya yang dilakukan Aini adalah mendesain logo merknya. Karena tujuannya murni untuk kegiatan canthelan, Aini merasa tidak etis kalau brand perusahaanya “Dapur Aeene” yang ditampilkan.
Terinspirasi oleh logo Kagama Care, yang ada di kepala Aini adalah canthelan itu salah satu bentuk gotong-royong, tolong menolong yang tergambarkan dengan tangan di atas dan tangan di bawah. Warna pink mewakili cinta kasih dan warna biru mewakili persahabatan dan persaudaraan. Maka jadilah nugget yang dikemas dalam plastik dengan logo & tulisan ‘Frozen Food CANTHELAN dari dan untuk Canthelan’.
Setelah produk nugget ayam mulai dikenal & lumayan laku, menyusul Aini membuat produk baru yaitu berupa bakso ayam. Namun memasuki minggu kedua produksi, ia baru bisa menyediakan 120 pack nugget ayam dan 20 pack bakso ayam. Karena ada kendala pada keterbatasan waktu, tenaga dan peralatan. Aini menjadwalkan produksi produk canthelan 3 hari dalam seminggu. Selebihnya waktu digunakan untuk produksi produk jualannya sendiri. Jadi ia mengalokasikan waktu 3 hari untuk mendedikasikan dirinya berbakti kepada sesama lewat program canthelan.
Untuk saat ini penjualan baru sekitar area DIY. Pembeli dari pelaku program canthelan sekitar 60% dan 40% masyarakat umum. Pemasaran sementara lewat Facebook, WA grup atau WA Story. Ke depannya Aini punya rencana perluasan pangsa pasar lewat Instagram dan Go Food.
Tentang nugget produksinya Aini punya mimpi. Katanya, “Apabila pandemi berakhir dan kemungkinan canthelan berhenti, jualan atas nama Kagama Canthelan insya allah tetap saya jalankan. Hasilnya akan saya kumpulkan untuk biaya kursus / pelatihan satu atau beberapa wanita yang saya anggap berpontensi untuk maju tapi belum punya kesempatan untuk belajar ketrampilan.”
Sebuah mimpi yang sungguh amat mulia.
Leave a Reply