Kagama UMKM menggelar talkshow untuk yang kedua kalinya dengan judul “Berkreasi dengan Smartphone Photography” di Academic Production House UGM, Komplek Bulaksumur, Selasa (5/9). Talkshow diikuti oleh 25 orang pelaku UMKM yang berasal dari Yogyakarta dan sekitarnya. Jalannya acara dipandu oleh Vita Krisnadewi selaku host.
Kali ini Kagama UMKM berkolaborasi dengan Kagama Fotografi, menghadirkan narasumber alumnus Fisipol UGM yang merupakan pelaku usaha kreatif dan praktisi fotografi, Dimas Rossyantoko. Selain memberikan teori yang sangat berguna, ia juga mengajak semua peserta workshop untuk melakukan praktik memotret sesuai teori yang telah diajarkan.
Pada awal pemaparannya, di depan peserta talkshow para pelaku UMKM, Dimas mengatakan sebelum melakukan pemotretan, ada baiknya kita harus mempelajari produk kita dulu. Tujuannya agar efektif nantinya ketika kita melakukan promo di media sosial.
Menurutnya, selain harus mengenali dengan benar karakteristik produk, juga sebaiknya menyiapkan materi promo berkaitan konten produk dengan baik. Lalu, persiapkan foto konten yang menarik, sederhana, dan komunikatif. Dan jangan lupa tampilkan point of interest dari produk semenarik mungkin.
“Seringkali mayoritas konsumen memilih menjadi konsumen kita hanya karena foto promo yang menarik,” ujar Dimas.
Lalu Dimas menjelaskan kepada audiens bagaimana berpromosi dengan tepat sasaran, yaitu yang pertama buat akun medsos yang catchy, simple, mudah diingat, mudah diucap, namun tetap komunikatif. Kemudian gunakan identitas akun yang sama untuk tiap jenis platform medsos, dan tautkan setiap postingan dengan akun medsos yang lain.
“Sesekali kalau perlu gunakan layanan promo berbayar, buat program menarik dari produk yang ada, jadwalkan promosi secara rutin, serta gunakan bahasa kekinian yang ramah, santun dan menyenangkan,” terang Dimas.
Dimas melanjutkan, selain harus mengenali karakter produk, kita harus memahami karakter atau fitur smartphone kita sebagai alat utama untuk menghasilkan foto produk yang keren. Seperti misalnya masalah warna yang karakternya pasti berbeda-beda untuk setiap merk HP.
“Untuk urusan warna, apabila tidak sesuai dengan warna aslinya tidak usah khawatir, karena masih bisa diedit dengan aplikasi atau software,” ujar Dimas.
Lalu, masalah cahaya juga harus menjadi perhatian utama, karena bagus tidaknya hasil sebuah foto dipengaruhi oleh tepatnya pencahayaan. Dimas secara pribadi lebih menyukai sumber cahaya alami bukan dari cahaya buatan seperti lampu atau flash.
Menurutnya, cahaya yang paling bagus saat golden hour, yaitu cahaya matahari dengan tingkat kehangatan yang tepat, yang datangnya menyamping baik di pagi maupun sore hari. Rangenya sekitar jam 6-8 pagi atau 3-5 sore.
“Dinamika antara highlight dan shawdow pada jam-jam tersebut akan terlihat sangat menarik pada obyek sebuah foto,” tutur Dimas.
Dimas menyarankan, konsep yang dipilih tidak usah terlalu rumit-rumit, namun sebaiknya sederhana saja dengan alat yang sederhana pula. Yang penting arah konsepnya harus benar.
Gunakan angel atau sudut pengambilan yang tepat, imbuh Dimas. Jangan segan-segan bereksplorasi atau bereksperimen dari berbagai sudut, baik dari depan, belakang, kanan, kiri, ataupun dari atas.
Dimas mengingatkan untuk memotret produk tidak terlalu croping ketat, kalau bisa usahakan ada space atau ruang sisa. Tujuannya agar selain gambar terlihat nyaman di mata, ruang sisa yang ada bisa dimanfaatkan untuk diberi teks atau caption berisi keterangan produk.
“Menjaga perasaan atau mood memegang peran penting dalam proses memotret produk. Tetaplah semangat bereksplorasi, jangan segan-segan mencoba, dan selalu terus berkarya,” saran Dimas mengakhiri presentasinya.