UKM Marching Band UGM menggelar pentas Konser Pamit di Stadion Pancasila, UGM, Minggu (15/10) malam. Marching Band UGM berpamitan dalam rangka keikutsertaan mereka dalam kejuaraan Hamengkubuwono Cup 2023 yang akan diadakan di GOR Amongrogo seminggu lagi.
Penampilan Marching Band UGM
Sekitar 200 penonton tumpah ruah di Stadion Pancasila memberikan dukungannya. Nampak pula hadir sejumlah tamu undangan, seperti Direktur Kemahasiswaaan UGM Dr. Sindung Tjahyadi, M.Hum., Dekan Filsafat UGM Dr. Siti Murtiningsih, Ketua Bidang VII PP Kagama Sandhya Yuddha, Sekjen Kagama Jateng Haerudin, pembina Marching Band UGM Dr. Antari Inaka, S.H, M.H., Ketua Kagama Marching Band Adiet Gunawan, Kepala Desa Campurejo, Temanggung, Agus Setiawan, dll.
Pada keikutsertaannya tahun ini, MB UGM akan membawakan tema “Before Century: Darwin’s Theory”, yang secara garis besar menceritakan proses evolusi manusia purba sampai menjadi manusia modern. Pada ujung pagelaran mengisahkan akhir zaman manusia purba dengan berbagai peninggalannya, seperti prasasti dan sudah mengenal bahasa serta tulisan.
Penampilan MB “Gita Taruna Wana Bakti”
Yang menarik dalam Konser Pamit tersebut dibuka dengan kehadiran bintang tamu grup marching band yang sangat unik, yaitu anggotanya 100% merupakan warga asli Desa Campurejo, Kec. Tretep, Temanggung, yang hampir semuanya adalah para petani tembakau. Namanya MB “Gita Taruna Wana Bakti”, sebuah grup marching band asal kampung yang jadi hebat berkat bimbingan dan polesan dari alumni Marching Band UGM dibantu adik-adik MB UGM. Peran Kepala Desa Campurejo, Agus Setiawan sebagai pembina juga sangat penting dalam membesarkan namanya.
Penampilan pungkasan MB “Gita Taruna Wana Bakti”
MB “Gita Taruna Wana Bakti” membuka Konser Pamit dengan mempersembahkan 2 lagu, yaitu “The Final Countdown” karya grup musik rock Europe, dan lagu religi ciptaan Opick berjudul “Ya Robbana”. Meski baru untuk pertama kalinya pentas di luar kampung halaman, mereka tampil penuh percaya diri, dan mendapatkan applaus yang sangat luar biasa dari para penonton begitu menuntaskan repertoarnya.
Direktur Kemahasiswaaan UGM, Dr. Sindung Tjahyadi, M.Hum. (berkaos merah)
Dalam kata sambutannya, Direktur Kemahasiswaaan UGM, Dr. Sindung Tjahyadi. mengatakan, hajatan di malam ini menggambarkan kolaborasi dan sinergi yang terjalin begitu bagus antara Universitas Gadjah Mada dengan masyarakat, dalam hal ini masyarakat Desa Campurejo, Temanggung. Menurutnya, sejak tahun 1970-an Temanggung sudah menjalin kerjasama dengan UGM, di mana dijadikannya Temanggung sebagai salah satu lokasi KKN UGM.
“Saya bersyukur akhirnya lewat KAGAMA Marching Band kerjasama kemudian diperluas ke bidang kesenian, lewat pembinaan kepada Marching Band Desa Campurejo, Temanggung. Mungkin ini satu-satunya terjadi di Indonesia, bahwa Unit Kegiatan Mahasiswa berkolaborasi dengan alumninya, yang kemudian bersama–sama memproduksi sebuah acara yang melibatkan warga masyarakat desa. Sebuah acara yang menurut saya layak dan bagus untuk dilanjutkan,” ujar Dr. Sindung bangga.
Pembina Marching Band UGM, Dr. Antari Inaka, S.H, M.H.
Sementara itu, pembina Marching Band UGM, Dr. Antari Inaka pada awal sambutannya melaporkan tim MB UGM yang terlibat dalam kejuaraan Hamungkubuwono Cup 2023 adalah sebanyak 166 personil, yang terdiri dari 96 pemain dan 70 official. Ia menjelaskan jumlah official sedemikian gemuk karena tugas yang dikerjakan memang sangat banyak, dan alat yang dibawa juga banyak serta ukurannya besar, sehingga untuk mengangkat satu alat bisa membutuhkan lebih dari satu orang.
Dr. Antari menambahkan, kegiatan pembinaan marching band di Desa Campurejo berdampak sangat positif untuk adik–adik anggota MB UGM. Selama ini mereka memang banyak berkegiatan, namun kegiatan bersifat sosial yang nyata seperti ini baru pertama kali dilakukan. “Saya berharap kolaborasi antara Kagama Marching Band dan MB UGM yang sangat indah ini dapat terus terjalin dengan baik,” pungkasnya.
Ketua Kagama Marching Band, Adiet Gunawan & Kepala Desa Campurejo, Agus Setiawan
Mengenai keterlibatan MB “Gita Taruna Wana Bakti” pada pentas Konser Pamit MB UGM, Ketua Kagama Marching Band (KMB), Adiet Gunawan seusai pementasan menjelaskan, awal mulanya pada bulan Juni 2023 ia ditawari oleh Ketua Bidang VII PP Kagama, Sandhya Yuddha, untuk membina marching band di sebuah desa terpencil yang berada di perbatasan Temanggung dan Kendal. Ia langsung menyanggupinya, karena merasa sebagai sebuah tantangan yang sangat menarik.
Kemudian pada bulan Juli, Adiet bersama Ariep Pamungkas didukung teman–teman KMB dan adik–adik MB UGM mulai menularkan ilmu dan pengalaman mereka. Tidak hanya terbatas pada bermain musik dan berbaris saja, namun juga tentang cara berorganisasi dengan baik, kedisiplinan, pembentukan karakter, dan kesadaran akan pendidikan. Karena dari 60-an pemainnya, hanya 1 orang yang mengenyam pendidikan setingkat SMA, sisanya hanya lulusan SMP yang berhenti sekolah dan menikah di usia muda kemudian berprofesi sebagai petani tembakau. Adiet menyebutkan, saking mudanya usia mereka menikah, anggota MB “Gita Taruna Wana Bakti” hampir semuanya sudah berkeluarga, dan ada beberapa di antaranya sekeluarga bermain marching band bersama.
“Dari segi pendidikannya memang relatif rendah, namun kalau soal semangat untuk maju jangan ditanyakan lagi. Saya betul-betul mengagumi semangat belajar mereka,” ucap Adiet.
Adiet melanjutkan, ada saja kendalanya dalam melatih marching band yang anggotanya hampir seluruhnya petani tembakau. Seperti misalnya pada bulan Agustus dan September sama sekali tidak bisa diadakan latihan disebabkab sedang berlangsung panen raya tembakau, yang tentu saja seluruh pemainnya terlibat dalam kegiatan panen.
Suasana latihan di Desa Campurejo
Alhasil, awal bulan Oktober harus dilakukan pemusatan latihan di Yogya, dengan menerjukan 5 pelatih sekaligus dari KMB. Selama seminggu penuh para pemain digembleng secara fisik dan mental untuk mengejar penguasaan materi. Adiet sungguh kagum karena tidak ada satupun yang mengeluh, semuanya menikmati dengan penuh kegembiraan.
“Dan hasilnya, kita bisa lihat bersama malam ini. Penampilan mereka tidaklah mengecewakan. Keren sekali menurut saya,” puji Adiet.
Secara keseluruhan, Adiet menilai Konser Pamit MB UGM tahun ini benar-benar kolaborasi yang indah antara institusi pendidikan UGM, alumninya, mahasiswa yang masih aktif, dan warga masyarakat. Ia berharap semoga pementasan tersebut menjadi awal mula dari kesuksesan kelompok MB “Gita Taruna Wana Bakti” di masa yang akan datang, dan para anggotanya menemukan banyak mempelajari hal baru di luar bermain marching band.
Adiet bersama petani tembakau yang merupakan anggota marching band
Adiet juga berharap ke depannya agar model pembinaan marching band kepada warga Desa Campurejo bisa diterapkan di tempat lain. Dan itu harus dilakukan oleh siapapun yang nantinya akan menjadi pengurus Kagama MB dan MB UGM.
“Terakhir saya mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan support. Khususnya kepada UGM Residence yang telah berkenan menyediakan akomodasi gratis di Asrama Dharmaputera, Baciro, kepada para pemain marching band dan segenap supporternya warga desa Campurejo,” pungkas Adiet.