Kagama Fotografi 11: Cara Praktis Memotret Kuliner ala Dimas Rossyantoko

PP Kagama bersama Kagama Fotografi kembali menggelar webinar lewat Zoom Meeting pada hari Sabtu (12/6/2021) yang berlangsung selama 2 jam yaitu jam 15.00 s/d 17.0 WIB. Webinar diikuti oleh 730 orang, yang mana menjadi rekor tertinggi jumlah peserta webinar Kagama Fotografi selama ini. Pada webinar seri 11 kali ini membahas bagaimana menghasilkan foto makanan secatara praktis dengan hanya menggunakan smartphone, bersama narasumber utama Dimas Rossyantoko. Berkenan memberikan kata sambutan adalah Dr. Friderica Widyasari Dewi, MBA (Direktur Utama Danareksa Sekuritas dan Wakil Bendahara Umum PP Kagama), dan Wiwit Wijayanti dari tim Humas PP Kagama bertindak sebagai moderator.

Dimas Rossyantoko

Dimas Rossyantoko mengawali paparannya dengan bercerita hampir setahun lebih, di era pandemi ini banyak sekali pelaku usaha kuliner berkembang dari sekala hobi hingga menjadi industri. Dari yang awalnya hanya coba-coba hingga mulai memasarkan produknya dengan memanfaatkan sosial media. Tentu saja dengan menampilkan foto-foto produk kuliner mereka sebagai cara paling mudah untuk berpromosi visual.

Hal itu menjadikan fotografi makanan saat ini sangat dibutuhkan oleh para pebisnis makanan. Pasalnya dari foto makanan dan minuman bisa menjelaskan secara halus identitas atau jati diri mereka. Alasan ini pula yang membuat orang berlomba-lomba untuk menghasilkan foto makanan yang bagus dan menarik.

Dimas kemudian menjelaskan bagaimana membuat food photography yang menarik secara praktis, yaitu dengan hanya menggunakan smartphone. Langkah pertama adalah tentukan terlebih dulu tema atau karakter foto yang akan dihasilkan, apakah mau bernuansa terang atau moody dark yang nuansanya lebih elegan, yang tentu saja disesuaikan dengan karakter produknya.

Lalu, jangan lupa sesuaikan proses pemotretan dengan tujuan penggunaan foto, misalnya kita ingin bikin format landscape atau portrait. Untuk posting di Instagram kita harus paham ukurannya. Ukuran feed IG square maksimal 1080 x 1080 piksel atau dengan rasio 1:1, ukuran feed IG portrait maksimal 1080 x 1350 piksel atau dengan rasio 4:5, ukuran feed IG landscape maksimal 1080 x 608 piksel atau dengan rasio 1,91:1, dan ukuran foto story IG portrait full rasionya 9:16.

Berikutnya, persiapkan peralatan dan properti pendukung. Yang utama tentu saja HP atau smartphone. Properti berikut ini penting juga yaitu tripod, meja, alas foto, reflektor, tissue makanan, pinset, jepitan, cotton bud, karton tebal, selotip, pisau, gunting, tusuk gigi, properti pendukung (piring, mangkuk, gelas, dll), toping, garnis, bahan turunan, dan diffuse.

Untuk konsep kalau bisa bikin yang sederhana saja tidak usah terlalu njelimet. Kita dapat menggunakan alat peraga yang ada di dapur rumah, seperti piring, sendok, garpu atau alat masak lainnya untuk mendukung konsep. Pilihlah alat peraga yang memiliki motif sederhana agar detil dari makanan kita tetap menjadi fokus perhatian. Semakin sederhana konsep, semakin mempermudah persiapan dan memaksimalkan tampilan.

Jangan lupa untuk mengatur setting smartphone secara maksimal. Sebelum melakukan sesi pemotretan sebaiknya kenali dulu pengaturan kamera HP kita, mulai dari ketajaman kamera, fitur dan sebagainya. Pastikan batere HP dalam keadaan cukup. Untuk awal, gunakan mode auto pada kamera bawaan dan matikan flash. Aktifkan grid sebagai guiding layout. Utamakan HP terpasang pada tripod dan gunakan self timer. Terus kita wajib membersihkan lensa kamera agar terbebas dari debu dan minyak yang menempel, dengan menggunakan kain atau tissue lembut.

Hal yang tidak boleh diabaikan adalah masalah pencahayaan. Pencahayaan yang baik untuk food photography bersumber dari cahaya alami, di pagi hari atau sore hari. Kamera smartphone akan jauh lebih baik apabila cahayanya sedikit gelap. Hindari penggunaan flash, sebab foto makanan yang dihasilkan akan terlalu terang dan sangat sulit untuk diedit. Sebaliknya, apabila cahaya dari kamera gelap, akan lebih mudah mengeditnya menjadi lebih terang tanpa mengubah warna aslinya.

Agar terlihat lebih menarik gunakan cahaya tambahan atau memakai reflektor. Foto produk makanan menggunakan cahaya tambahan berfungsi untuk memberikan penerangan yang cukup agar dapat mempercantik hasil foto kita. Manfaatkanlah waktu sebaik mungkin. Apabila kita sudah merencanakan waktu pemotretan dengan tepat, maka hasil yang diperoleh pun akan memuaskan.

Ada baiknya saat memotret kita kasih space atau ruang kosong pada bagian atas, bawah, kanan ataupun kiri gambar. Tujuannya supaya ruang kosong tersebut dapat dilengkapi dengan tulisan saat masuk proses editing, seperti nama menu, quotes, resep, harga dan lain-lain.

Ada tips tambahan dari Dimas, yaitu semakin sedikit porsi makanan yang dihidangkan dalam sebuah piring, maka hal tersebut semakin baik. Cara memotret makanan dengan porsi yang sedikit akan membawa orang-orang lebih fokus melihatnya.

Tips berikutnya, agar foto makanan terlihat menarik, siapkan dan ambillah foto pada saat makanan masih panas, terutama untuk beberapa jenis makanan seperti burger, croissant, sup, mie, dll. Makanan yang masih panas akan terlihat lebih menarik dan mengundang selera bagi yang melihat.

Lalu, teknik pemotretan kanan-kiri-belakang atau disingkat KKB bisa kita praktekkan saat mengambil foto makanan. Hindari penggunaan kamera depan saat pengambilan gambar karena akan membuat foto makanan kurang menarik.

Berikutnya, temukan angle atau sudut pengambilan gambar terbaik. Foto dari atas (top shot) atau sering disebut flatlay sepertinya menjadi salah satu angel terfavorit di IG. Karena perspektif yang dihasilkan sangat unik dan menarik. Flatlay sangat cocok untuk para pengguna HP, karena dukungan lensanya yang cukup lebar, sehingga memudahkan kita untuk mengcover area foto yang cukup luas. Walau terlihat sederhana, memotret dari atas tidak sesederhana seperti hasilnya. Ada banyak sekali hal-hal yang harus kita perhatikan. Kelemahan flatlay adalah tidak terlihat dimensinya. Jika ingin menimbulkan kesan dimensinya ada baiknya dipotret dari samping.

Dimas menambahkan, meski hanya sekedar makanan yang kita potret, namun kita juga harus memperhatikan pola dan komposisi. Seperti halnya genre-genre foto yang lain, dalam food fotography komposisi juga menjadi salah satu hal yang sangat berperan penting. Komposisi yang tepat akan menghasilkan foto yang menarik, dan mempermudah pesan dari sebuah foto untuk tersampaikan. Komposisi bisa kita pelajari melalui sebuah pola / susunan. Dan salah satu pola yang sering digunakan adalah pola triangle, yaitu susunan dari 3 buah obyek yang apabila ditarik garis maka akan membentuk sebuah segitiga.

Hanya dengan satu pola saja, kita bisa mengembangkannya menjadi berbagai macam komposisi yang menarik dengan cara memutar bentuk segitiga. Belum lagi masih banyak pola lain yang bisa kita pergunakan. Rajin mencoba semua pola komposisi disesuaikan dengan karakter produk, menjadi kunci untuk menghasilkan foto kuliner yang luar biasa.

Tips selanjutnya adalah agar foto makanan kita menjadi lebih fantastis lagi, cobalah untuk menambahkan bahan dasar dari makanan tersebut. Misalkan, kita sedang memfoto minuman Thai Tea, tampilkan bahan-bahan dasarnya seperti, daun tehnya, bubuk teh, gula pasir dan alat untuk membuat teh tersebut.

Lalu, tidak ada salahnya untuk mengambil gambar saat ada proses yang sedang dilakukan oleh penyaji makanan. Misalkan, makanan yang sedang difoto adalah kue coklat keju, maka lakukan pengambilan foto saat penyaji sedang memarut keju di atas kue. Hal ini bisa menambah kesan yang luar biasa dan lebih mampu menarik perhatian.

Yang terakhir, proses editing yang sederhana namun efektif biasanya seputar grading warna, ketajaman, kecerahan, kontras dan gelap terang. Aplikasi editing akan lebih maksimal digunakan apabila bahan dasar fotonya sudah baik. Beberapa aplikasi editing sudah dilengkapi fitur untuk menyimpan resep racikan warna / nuansa editing foto penggunanya, untuk kemudian digunakan kembali di foto-foto selanjutnya.

“Selain beberapa tips di atas, penting juga buat kita menjaga mood, tetap semangat dalam eksplorasi, mau mencoba dan selalu mencoba terus sehingga mampu menghasilkan karya yang luar biasa.” demikian Dimas mengakhiri paparannya.

*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel: