Kagama Beksan Jabodetabek Tampilkan Tari Betawi ‘Sirih Kuning’ pada Acara Temu Kangen Kagama DKI di Ancol

Oleh: Humas Kabek Jabodetabek

Pada awal-awal berdirinya dulu, Kagama Beksan (Kabek) Jabodetabek biasa menampilkan tarian bersama di depan publik atau umumnya disebut tarian flashmob. Dalam hal performance, selain melakukan aksi-aksi di panggung, Kabek Jabodetabek juga melakukan beragam tarian bersama. Yang paling populer adalah “Beksan Wanaran”, kemudian diikuti “Beksan FM Menak”, mengikuti tutorial yang disebarkan oleh Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Hal ini sesuai dengan referensi bahwa Kabek Jabodetabek mengutamakan tarian gagrak Yogyakarta.

Kabek Jabodetabek menampilkan “Beksan FM Menak” pada acara Pawarta di anjungan DIY TMII, Oktober 2021

Namun demikian, mengingat keberadaannya di daerah Jakarta dan sekitarnya, Kabek Jabodetabek merasa perlu untuk melengkapi performancenya dengan tarian khas daerah Jakarta atau Betawi. Dalam hal ini Kabek Jabodetabek tertarik membawakan tari Betawi ‘Sirih Kuning’, sebagai salah satu tarian untuk menari bersama dengan publik.

Tari ‘Sirih Kuning’ biasanya ditampilkan bersama alunan musik gambang kromong, untuk mengiringi prosesi pernikahan adat suku Betawi ketika mempelai laki-laki akan menyerahkan ‘sirih dare’ kepada pengantin perempuan. Tarian tersebut merupakan pengembangan dari tari Cokek, yakni tari pergaulan yang sudah berkembang sejak zaman Belanda.

Awalnya tarian asal Betawi ini dibawakan secara berpasangan, yakni pria dan perempuan. Namun seiring berjalannya waktu, tari ini tidak wajib ditampilkan berpasangan. Bisa saja dibawakan oleh sekelompok penari perempuan saja, tanpa meninggalkan unsur kebudayaan Betawi.

Kabek Jabodetabek menampilkan tarian bersama di jalanan pada acara ‘Car Free Day Kebaya goes to UNESCO’

Kabek Jabodetabek untuk pertama kalinya menampilkan tari ‘Sirih Kuning’ di Gedung Kemendikbud Jalan Sudirman pada tanggal 19 Juni 2022, dalam rangka perhelatan yaang digelar Pertiwi Indonesia bersama Perempuan Berkebaya Indonesia dalam misi “Kebaya Goes to UNESCO”. Saat itu Kabek Jabodetabek tampil sebagai pembuka acara, melibatkan puluhan penari yang asyik berjoget di atas panggung maupun di depan panggung.

Berfoto bersama Menlu Retno Marsudi setelah menari di acara “Kebaya Goes to UNESCO”

“Tarian Betawi pada waktu itu memang dipilih mengingat perlu adanya tarian khas daerah di mana kami Kagama Beksan Jabodetabek berada dan sekaligus juga merayakan ulang tahun DKI Jakarta yang kebetulan jatuh di bulan Juni,” ujar Koordinator Kabek Jabodetabek, Belinda Arunarwati Margono.

Belinda menambahkan, selain itu pertimbangannya tarian bakal diikuti peserta secara massal, jadi dipilih gerakan-gerakan energik yang simpel dan mudah diikuti oleh seluruh peserta acara. Mengingat saat itu penarinya adalah wanita semua, maka tarian ‘Sirih Kuning’ yang dibawakan hanya pada peran penari wanitanya saja. Belinda mengatakan dokumentasi berupa video bisa disimak pada kanal YouTube Kagama Beksan Indonesia di alamat https://youtu.be/kHz-PGo5_v0.

Ketika Kabek Jabodetabek mendapatkan undangan untuk mengisi acara “Temu Kangen” Kagama DKI di Ecopark Convention Ancol, Minggu (18/9/2022), mereka kembali menampilkan tari ‘Sirih Kuning’. Sesuai permintaan panitia untuk menampilkan tarian yang ceria dan bisa mengajak semua peserta untuk menari bersama. Karena peserta “Temu Kangen” wanita dan pria, maka tarian dibawakan full berpasangan.

Ganjar Pranowo ikut asyik berjoget bersama Kabek Jabodetabek di acara Temu Kangen Kagama DKI

Di atas panggung tampil 4 pasangan penari pria dan wanita. Di bawah panggung ada 3 pasangan, namun karena kurangnya penari pria, maka disiasati dengan mendandani penari wanita berkostum abang Jakarte. Selain itu ada pasukan penari bebas, berkostum baik wanita maupun pria yang ditugasi menarik para tamu untuk bergabung menari, termasuk para pejabat Kagama, seperti Ganjar Pranowo beserta istri, Sekjen PP Kagama IG Ari Dwipayana, dan Waketum II PP Kagama Anwar Sanusi ikut asyik berjoget.

Menurut Belinda, walaupun kiblatnya adalah tari gagrak Yogyakarta, untuk tahun 2022 ini Kagama Jabodetabek lebih fokus pada tari-tarian Nusantara. Ini menyesuaikan dengan situasi Indonesia sebagai Presidensi G20 yang mana fokusnya adalah bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Pemulihan ini diharapkan bisa mencapai semua lini yang melibatkan ragam aktivitas masyarakat, salah satunya mencakup aktivitas berkesenian dan berbudaya.

Foto bersama pejabat Kagama di acara ‘Temu Kangen’ Kagama DKI

“Indonesia berkesempatan lebih memperkenalkan dirinya untuk mengartikulasikan aspirasi dan ragam dunia seni budaya Indonesia agar segera bangkit berdiri setelah pukulan berat akibat pandemi, dan agar semakin lebih dikenal dunia. Untuk itulah maka fokus kegiatan menari Kagama Beksan Jabodetabek pada tahun ini lebih kepada tarian Nusantara. Bahkan dalam waktu dekat kami ingin menggelar Pagelaran Tari Nusantara,” pungkas Belinda.