KAGAMA Balikpapan Latih Ecoprint Berbahan Pewarna Alam Kayu Ulin kepada Pelajar SMPIT Istiqamah YPAIT Balikpapan

Oleh: Humas Kagama Balikpapan

Ecoprinting merupakan sebuah teknik pemberian pola pada bahan atau kain yang menggunakan bahan alami. Teknik printing ini juga terkenal sebagai salah satu teknik yang ramah lingkungan karena menggunakan bahan-bahan alam dan mengurangi penggunaan bahan kimia. Teknik cetaknya menggunakan pewarnaan kain alami yang cukup sederhana namun dapat menghasilkan motif yang unik dan otentik. Prinsip pembuatannya adalah, melalui kontak langsung antara daun, bunga, batang atau bagian tubuh lain yang mengandung pigmen warna dengan media kain tertentu.

Teknik ini merupakan hasil perkembangan dari teknik eco dyeing, yaitu pewarnaan kain dari alam. Indiana Flint pada tahun 2006 mengembangkannya menjadi teknik ecoprint. Ketika itu, Flint menempelkan tanaman yang mempunyai pigmen warna dan menempelkannya pada kain yang berserat alami.

Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) Balikpapan saat ini sedang memberikan perhatian, melakukan riset dan edukasi teknik pewarnaan alami dari vegetasi khas Kalimantan yaitu Kayu Ulin. Beberapa varian warna sedang diidentifikasi dari komposisi bagian-bagian dari tanaman Kayu Ulin mulai dari akar, batang dan daun. Warna-warna alami tersebut diaplikasikan dalam berbagai bentuk tekstil mulai dari kain bahan hingga bentuk jadi seperti kaos, tote bag, sajadah, selendang, pasmina dll.

Selain melakukan riset sendiri, dalam edukasinya juga mengajak berbagai kelompok masyarakat dari berbagai lapisan usia dan pendidikan. Setelah beberapa kesempatan sebelumnya dengan masyarakat desa binaan, kelompok wanita tani, PKK, mahasiswa dan karyawan. Kesempatan kali ini KAGAMA Balikpapan memperkenalkan produk ecoprinting dan pewarna alami Ulin kepada pelajar tingkat menengah.

Pada hari ini Selasa (13/09/2022) para pelajar SMPIT Istiqamah YPAIT Balikpapan berkesempatan bersama KAGAMA Balikpapan menggelar praktek pembuatan ecoprint menggunakan pewarna alami kayu ulin. Program ini merupakan bagian dari rangkaian panjang pembelajaran satu semester kombinasi (blending) dari beberapa mata pelajaran sekaligus mulai dari sains, bahasa, matematika dan seni budaya. Integrasi ini merupakan salah satu program sekolah dalam implementasi kurikulum merdeka. Selain pemahaman teori dan konsep keilmuan, siswa juga akan dibawa pada pembekalan dan praktek entrepreurship.

Ketua Pengurus Cabang KAGAMA Balikpapan, Yuniar Surindrasworo yang memimpin kegiatan memberikan penjelasan, “Seminggu yang lalu kita sudah mendampingi pelajar SMPIT Istiqamah YPAIT Balikpapan ini datang langsung dan mengeksplorasi salah satu habitat endemik Kayu Ulin di Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW). Di sana mereka sudah mengenal habitat, belajar tentang morfologi dan membuat pewarna alami berbahan Ulin. Kali ini selama sehari penuh adik-adik kita ajak untuk mempraktekkan proses persiapan daun, pewarnaan bahan kaos, penataan daun hingga pengukusan ecoprint dengan teknik iron blanket. Kami  mengambil peran sebagai mentor pelatihan, membimbing 70 siswa yang terbagi dalam 11 kelompok. Tentu saja bersinergi dengan pihak sekolah dengan tetap terlibatnya beberapa guru ikut mendampingi sebagai bagian dari proses belajar mengajar.”

Sementara Ketua Ecoprint Academi KAGAMA Balikpapan, Hardiani Gunawan yang biasa disapa Nunik mengatakan, “Kami bangga dapat berkolaborasi dengan pelajar SMPIT Istiqamah YPAIT Balikpapan yang seluruhnya cerdas dan secara umum mampu mengikuti kegiatan dengan tertib. Rasa keingintahuan mereka yang besar memacu kami untuk tetap bersemangat dan telaten dalam mendampingi mereka. Ya Namanya juga remaja, banyak hal-hal yang lucu juga terjadi selama acara, khas interaksi gaya seumuran mereka. Saat mereka sudah melihat hasil karya mereka di akhir kegiatan, ada yang tersenyum bahagia, ada yang tersenyum lucu, ada yang bersorak bangga, ada yang masih banyak bertanya karena penasaran. Tetapi semua merasa senang dengan tantangan dan hasil masing-masing.”

Yuniar menambahkan, proses belum sepenuhnya selesai. Masih satu tahapan lagi fixsasi setelah masa oksidasi setidaknya 7 hari ke depan. Kemudian tahapan kegiatan masih akan berlanjut dengan pembinaan kewirausahaan dengan teknik promosi pemasaran dan penjualan baik offline maupun online.