Kagama Balikpapan Berkomitmen Mempromosikan Wisata Hutan Lindung Sungai Wain ke Seluruh Indonesia

Oleh: Nunik Hardiani

Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) merupakan salah satu obyek wisata alam di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. HLSW adalah perpaduan obyek wisata hutan dan sungai. Luas keseluruhan kawasan HLSW adalah 10.025 hektar dan dilalui sungai Wain yang panjangnya 18.300 m dengan airnya yang jernih dengan hutan bakau.

Di lokasi tersebut, pengunjung juga dapat menikmati trekking pendek dengan melintasi jalur sepanjang 400 meter di atas titian kayu, yaitu jembatan panjang yang ada di dekat waduk air Sungai Wain. Pengunjung juga bisa menikmati trekking sepanjang 3 km sambil melihat-lihat beberapa tumbuhan langka, seperti Kantung Semar. Untuk dapat menikmati aneka ragam tumbuhan dan juga binatang langka, seperti mengamati beruang madu yang berjumlah 60 ekor, pengunjung perlu mendapatkan ijin khusus dari pihak pengelola. Jika ingin menikmati pemandangan pedalaman kawasan HLSW yang lebih menantang lagi, pengunjung perlu melakukan trekking sepanjang 8 km hingga sampai di base camp Jamaluddin yang terletak di jantung HLSW.

Kagama Balikpapan pada Rabu (20/10/2021) berkesempatan berkunjung ke HLSW, bersilaturahmi dengan KPHL dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang mengelola HLSW. Rombongan diterima langsung oleh Budi Santosa dari KPHL Balikpapan dan Agusrin, Ketua Pokdarwis HLSW.

Budi Santosa mengungkapkan selama ini masyarakat lokal Balikpapan barangkali lebih familiar dengan Kebun Raya Balikpapan yang berlokasi bersebelahan di bagian depan HLSW. Namun turis mancanegara pecinta kehidupan alam liar justru lebih mengenal HLSW dan menjadikan tujuan utama ketika datang ke Kalimantan. Tidak banyak daerah yang mempunyai hutan lindung yang masih asli terjaga dan lokasinya tidak jauh dari perkotaan.

Dalam paparan singkat di Pos Ulin, sebutan rumah lamin tempat pertemuan, Agusrin menceritakan sejarah singkat HLSW sejak pada mulanya dikenal sebagai “Hutan Tutupan” yang ditetapkan oleh Sultan Kutai pada Tahun 1934 dengan Surat Keputusan Pemerintah Kerajaan Kutai No. 48/23-ZB-1934 sebagai Hutan Lindung, hingga sekarang dikelola oleh Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur. Di wilayah yang saat ini tinggal efektif 9.000-an hektar ini masih menjadi habitat fauna langka seperti bekantan, orang utan, beruang madu, monyet merah, merak kaisar, berak kerdil, tarsius dan enggang bahkan kunang-kunang. Kekayaan flora langka juga tidak kalah mulai dari kantung semar, spesies endemik akar bajakah, rotan, ulin, rengas, durian racun dll.

Yuniar Surindrasworo, Ketua Harian Kagama Balikpapan menyampaikan apresiasi kepada rekan-rekan relawan, ranger dan pokdarwis masyarakat di sekitar HLSW yang masih konsisten menjaga kelestarian hutan. Masa pandemi terasa sekali dampaknya bagi pokdarwis dan warga, karena jumlah turis mancanegara yang berkurang drastis bahkan hampir tidak ada.

Sebelum pandemi dahulu angka kunjungan masih 1.500 turis per tahun yang membawa manfaat selain edukasi juga ekonomi masyarakat melalui penyediaan homestay dan souvenir. Para pecinta alam liar dan “bird watching” bisa menghabiskan waktu berhari-hari di HLSW untuk eksplore dan menemukan satwa dan tanaman langka yang dicari untuk dipelajari dan didokumentasikan.

Kagama Balikpapan akan mengajak komunitas Kagama di seluruh Indonesia untuk mempromosikan potensi-potensi pendidikan, penelitian dan wisata HLSW. Harapanya pada era baru pasca pandemi HLSW kembali bersinar sebagai salah satu tujuan turis domestik dan mancanegara.

Sebagai penutup pertemuan di lamin ulin, Didiek Anggrat Pembina Kagama Indobizz spontan mengajak kerjasama pelatihan kepada perajin souvenir ukiran kayu untuk memanfaatkan limbah kayu dengan alat ukir yang lebih modern buat meningkatkan mutu dan pemasaran kerajinan masyarakat pokdarwis.

Kegiatan dilanjutkan dengan trekking bersama menyusur jalur domestik HLSW yang diikuti oleh warga Kagama Balikpapan. Dengan menyertakan anak-anak usia 10 tahun ini dimaksudkan sebagai bukti bahwa treking masuk HLSW bisa menjadi pilihan wisata alam untuk seluruh keluarga segala umur.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*